Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

^12

"Nggak perlu, Ma … Pa." Belvina mengalihkan pandangan ke arah Fhatian. Meminta bantuan pada laki-laki itu untuk menolak pemberian tiba-tiba ayah dan ibu mertuanya. Orangtua kandung Fhatian. Tangannya mengangsurkan dua lembar tiket ke arah mertuanya.

"Mama sedih, lho, kalau kalian menolak tiket ini." Risyanasyati menampilkan ekspresi sedih. "Nggak apa-apa, deh. Mungkin kalian nggak suka, ya, sama tempat pilihan Mama–"

"Eh, bukan gitu maksudnya, Ma. Hm, anu, bukan kita nggak suka, tapi …." Belvina menggigit bibir bawahnya sembari menyenggol-nyenggol lengan Fhatian yang terlihat biasa-biasa saja. Bahkan, laki-laki itu masih bisa menyeruput kopi dengan santainya.

Meletakkan gelas kopinya kembali, Fhatian berdehem pelan. "Gini, Ma. Kita sebenarnya udah reservasi tempat wisata di Bandung. Jadi, bukan maksud sengaja nolak atau gimana-gimana," jelas Fhatian secara halus. Malas untuk berdebat lebih panjang dengan sang ibu. Lebih tepatnya, malas menambah tumpukan dosanya.

"Bandung!?" pekik Risyanasyati. "Bercanda kamu? Masa iya, ngajakin Belvi honeymoon ke Bandung? Nggak ada yang lebih dekat sekalian?" cecarnya kemudian.

"Kita sibuk, Ma."

"Papa bisa handle perusahaan sementara, kok. Kalau itu yang kamu khawatirin. Jangan egois. Meski kalian bisa pergi kapan aja, tapi rasanya tuh beda sama yang pertama." Hermansyah yang sejak tadi diam, ikut buka suara. Sedikit tidak suka dengan jawaban yang dilontarkan sang anak.

"Tuh, dengerin! Sekali-kali nggak mikirin kerjaan, bisa 'kan?" timpal Risyanasyati. "Lagian, tega banget kamu sama menantu Mama. Masa honeymoon perginya ke Bandung? Nggak sekalian ke Tanah Abang aja, kalian? Nginep di hotel terdekat sana!" cerocos Risyanasyati sebelum bersandar sambil bersedekap.

"Emang Belvi juga lagi pengen ke sana sih, Ma. Jadi ya, sekalian. Liburan gitu." Belvina turut buka suara. Membantu Fhatian menjelaskan. Sedingin atau secuek apa pun Belvina, jika berhadapan dengan orang yang lebih tua, tutur kata tentu menggunakan yang paling halus. Paling buruk, sifat keras kepalanya yang sering menjadi awal mula perdebatan dengan sang ibu maupun ayah.

"Itu 'kan bisa kapan-kapan, sayang. Ini tuh honeymoon, lho. Nggak beda jauh sama pernikahan, sekali seumur hidup. Beda sama liburan, bisa kapan aja. Inget, ya … honeymoon dan liburan itu dua hal yang berbeda. Paham?"

Belvina dan Fhatian berpandangan. Hal paling sulit untuk ditolak ialah permintaan dari orangtua.

°°°°°

"Kamu ah, ngomong sama Mama jangan gitu. Kalau Mama salah paham, gimana?" Sepulang orangtua Fhatian, Belvina melontarkan protes. Menatap Fhatian dengan kesal. Seketika ia merasa telah menjadi menantu yang durhaka.

"Ya, terus? Mau diterima juga? Kamu sendiri jelas tau, kita sudah atur schedule serapi mungkin. Kalau sampai tiket itu kita terima juga, schedule awal bakal berantakan dan pastinya harus diatur ulang yang tentu memerlukan waktu, sayang. Ngehubungin klien, udah jelas tentunya."

Belvina mengembuskan napas pelan sambil menyandarkan punggung ke sandaran sofa. Masih terbayang di pelupuk matanya, bagaimana raut wajah sang ibu mertua sebelum pulang tadi. Ada perasaan tidak enak menyelusup di relung hatinya. "Tapi, aku jadi nggak enak sama Mama, An …."

"Duh, menantu idaman banget." Fhatian menanggapi perkataan Belvina dengan godaan. Tangannya usil menyolek dagu sang istri yang keningnya memperlihatkan beberapa lipatan kecil. "Udah, jangan dipikirin. Mama sama Papa pasti ngerti, kok." Jari Fhatian mengusap pelan dahi Belvina.

Dengan lemah, disandarkannya kepala ke pundak Fhatian. Kelemahan Belvina, paling tidak bisa melihat orangtuanya memperlihatkan raut wajah kecewa. Terlebih, jika itu dikarenakan dirinya. Dan Hermansyah juga Risyanasyati merupakan orangtuanya. Walau hanya mertua sekalipun.

°°°°°BERSAMBUNG°°°°°

Haï hei hiiiii

How your day, readers terluvvv?

Tim Belvina><Tian mana suaranya???

Inget, jangan lupa untuk menghargai sesama terlebih dahulu, sebelum ingin dihargai.
Sikap orang tergantung sikap kita sendiri.

Good sleep buat yg udah terlelap bersama Belvinaaaa

Salam Kasih,
RosIta.

Kalimantan Barat, 24 Desember 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro