Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

^10

Setelah dari pagi hari serentetan acara akad berlangsung, kini tiba waktunya resepsi digelar. Belvina sudah selesai didandani oleh MUA yang memang biasa disewa keluarga, terutama dirinya. Gaun indah lagi mewah dengan kesan elegan yang diberi sentuhan warna lembut, melekat pas di tubuh rampingnya. Menatap cermin, bahkan hingga detik ini Belvina masih belum percaya, kalau dirinya sudah sah menjadi seorang istri dari Fhatian Pranaja. Laki-laki yang memang ia sayangi dalam konteks persahabatan. Tidak lebih.

Suara pintu yang terbuka dari luar, menarik perhatian Belvina. Para MUA sudah keluar sejak lima menit yang lalu. Meninggalkan Belvina seorang diri di dalam kamar ... Fhatian.

Pesta pernikahan Fhatian dan Belvina memang sengaja digelar di kediaman Pranaja. Lebih tepatnya, di aula mansion Pranaja. Sebenarnya tidak hanya di aula, namun juga di halaman yang sebelumnya sudah didekorasi sedemikian mewah. Dan Belvina, sama sekali tidak mengetahui tentang hal ini. Ia juga lupa, bertanya perihal gedung tempat resepsi berlangsung waktu itu.

"Udah siap?"

Belvina menatap Fhatian yang sudah berdiri tepat di belakangnya. "Hm." Hanya sebuah gumaman yang ia berikan sebagai jawaban.

"Santai aja. Nggak usah gugup. 'Kan, nggak lucu kalau seorang Belvina Jovita gugup di depan umum," ujar Fhatian bercanda. Tangannya memegang kedua pundak Belvina dengan lembut. Menatap intens sang istri yang juga tengah menatapnya.

Ah, istri. Ada rasa geli tersendiri di dalam dirinya, kala mengingat hubungan keduanya sekarang bukan lagi sebatas sahabat. Tidak pernah terbayang sebelumnya, jika ia akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Sama sekali tidak pernah terpikirkan.

"Siapa yang gugup?" tanya Belvina seraya beranjak dari tempatnya.

Berdecih, Fhatian mendelik kemudian. Belvina tetaplah Belvina. Seorang perempuan dengan tingkat rasa gengsi di atas rata-rata. "Tetangga sebelah," sahutnya asal. "Udah, lah. Yuk, keluar. Kita udah ditungguin." Fhatian memberikan isyarat untuk Belvina melingkarkan tangan ke lengannya.

"Nanti seriusan bakal ada sesi wawancara?" tanya Belvina dengan nada seperti berbisik di tengah-tengah perjalanan mereka menuju aula.

"Iya. Sekadar menjawab beberapa pertanyaan wartawan seputar kesan kita selama mulai dari mempersiapkan pertunangan hingga hari ini resmi menikah," jawab Fhatian panjang lebar.

Baru saja kaki keduanya memasuki aula, cahaya dari lampu blitz langsung menyerbu dengan agresif. Mengambil foto kedua mempelai sebanyak mungkin untuk nantinya dijadikan bahan kabar berita baik offline maupun online.

Sepanjang acara, Belvina setia mengukir senyuman. Senyum terlatih yang sudah sejak lama dilatih untuk selalu ditampilkan di depan umum demi menjaga image baik.

"Jagain tuh, sahabat gue! Awas aja kalau lo sampai berani nyakitin Belvi!" Rachel memberikan tatapan peringatan ke arah Fhatian.

"Dan sahabat lo ini juga termasuk sahabat gue, kalau-kalau lo lupa." Fhatian menyahuti dengan tenang, namun jelas sekali penekanan pada setiap katanya.

"Whatever. Kalau sampai lo nyakitin Belvi, siap-siap deh, lo gue oplas."

Melihat Rachel dan Fhatian yang beradu mulut, membuat Belvina menggelengkan kepalanya. Bukan hal asing lagi, jika Rachel dan Fhatian bertemu akan terjadi perang mulut.

"Oplas sendiri tuh, muka lo. Biar nggak bikin eneg kalo dilihat." Begitu sarkastis Fhatian berbicara.

Memilih mengabaikan Fhatian, Rachel pamit untuk mengisi perut. Lagi pula, sudah saatnya Fhatian dan Belvina meluangkan waktu untuk diwawancarai. Beberapa bodyguard telah bersiap menjaga kedua mempelai pun berjaga-jaga jangan sampai terjadi kericuhan di saat wawancara berlangsung.

Ketertarikan dunia maya terhadap keduanya jelas sekali karena baik Fhatian maupun Belvina memiliki karir yang patut diberi penghargaan di dalam dunia bisnis. Terlebih, usia keduanya yang masih terbilang muda benar-benar berhasil membangkitkan daya tarik masyarakat di luar sana. Terutama bagi mereka yang memiliki impian ingin menjadi seorang pengusaha sukses ataupun mereka yang tengah berjuang atas karir masing-masing.

Di samping semua itu, hubungan Fhatian dan Belvina yang merupakan sahabat dekat sebelum ini menjadi tanda tanya besar bagi mereka semua. Kenapa, bagaimana, apa yang terjadi, dan lain sebagainya hingga keduanya mengembangkan hubungan ke tahap yang lebih serius.

°°°°°BERSAMBUNG°°°°°

Haiiii
Adakah pelajaran yg kalian petik setelah membaca part ini?

Kolom komentar selalu terbuka 😉

Salam Kasih,
RosIta.

Kalimantan Barat, 23 Desember 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro