Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❤ way back home

Enjoy!

❤❤❤

“Joshua, apa-apaan ini?” Rahang Vernon mengeras ketika ia melihat (Y/N) tidur di kamar Joshua.

“Vernon, jangan berprasangka buruk dulu. Aku tidur di depan televisi kok,” ucap Joshua.

“Hyung, kau tidur satu atap dengan istriku! Istriku, Hyung! Tidakkah kau malu?”

“Oh, baru sekarang kau mengakuinya sebagai istri? Kemana saja kau belakangan ini? Sibuk memanjakan wanita simpananmu, Vernon? Apa kau yakin kalau kau waras?” Joshua mulai naik pitam.

“Tapi, dia tetap istriku! Hyung, kau tidak berhak berperilaku seperti ini!” Entah kenapa Vernon kesal sekali, ia marah dengan Joshua dan juga (Y/N).

“Lalu kau berhak membawa perempuan lain ke rumah? Begitu? Adil sekali otakmu, aku tidak menyangka.”

“Cukup.” Suara (Y/N) menghentikan pertengkaran dua lelaki itu.

“(Y/N), ngapain sih tidur di rumah Joshua?” tanya Vernon dengan membentak.

“Ngapain sih bawa cewek lain ke rumah?”

Skak mat. Vernon tidak bisa menjawab. Sepertinya Joshua benar.

“(Y/N), ayo pulang,” kata Vernon sambil menarik tangan (Y/N).

“Ke rumah yang kau sebut neraka? Tidak. Aku akan pulang ke Singapura.”

“(Y/N), please—”

Knock it off, Vernon. I said I’m going back to Singapore. By myself.”

Actually, ayahmu menyuruh ayahku agar aku mengantarmu ke Singapura.” Junhui yang sejak pagi buta sudah di apartemen Joshua, menampakkan batang hidungnya.

“Junhui—”

“Vernon, you’re a waste of sperm.” Junhui mengemas barang-barangnya serta barang-barang (Y/N). “Semoga kau tidak menyesal.”

“Apa yang akan kalian lakukan di Singapura?” tanya Vernon.

“Entahlah, yang penting tidak bersamamu,” jawab (Y/N).

Kata-kata itu tadi menusuk hati Vernon yang paling dalam. Apakah (Y/N) kecewa padanya? Apa ia terlambat?

“Ayolah, (Y/N). Aku minta maaf, aku janji—”

“Terakhir kali kau membuat janji, kau tidak menepatinya berkali-kali.”

“Apa maksudmu? Aku belum pernah berjanji pada—”

“Vernon, use your brain. Dulu kau di altar mengucapkan janji suci, di hadapan Tuhan. Aku tahu itu tidak dengan tulus. Karena, aku juga begitu.”

Vernon bungkam.

“Aku memang mencintaimu sebagai fans, sebagai carat. Tapi, aku juga terpaksa dijodohkan. Aku berusaha keras agar perjodohan ini tidak sia-sia. Tapi, sepertinya benar,” ucap (Y/N).

“Apa yang benar?” tanya Vernon.

“Aku tidak boleh memaksakan perasaan siapapun, bahkan perasaanku sendiri. Aku menyesal karena pernah menganggapmu rumahku,” kata (Y/N).

“Ayo, kita mulai dari—”

“Awal?” tanya Junhui. “Too late.”

“(Y/N), please. Aku—”

“Oh, shut up!” seru (Y/N). Dia sudah lelah. “Aku lelah, beri aku waktu untuk sendiri.”

Vernon tahu dia sudah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Menyia-nyiakan seseorang yang sempurna.

❤❤❤

“Joseph!” (Y/N) berlari memeluk adiknya yang sekarang sudah lebih tinggi darinya.

“Ternyata dia memang bajingan, jangan kembali,” kata Joseph.

“Maksudmu agar aku menjadi janda berumur sembilan belas tahun?” tanya (Y/N).

Nope, not yet. Still eighteen.” Jun mengingatkan.

“Junhui Gēge, xié xié.” Joseph memeluk Jun dengan pelukan ala sahabat.

Nǐ de jiějiě shì wo yě de mèimei.” Jun tersenyum. (Kakakmu adalah adikku juga)

Come on, let’s grab some food. You must be hungry lah.”

“Wah lau eh, Joseph yang traktir kan?”

“Aku miskin.” Joseph memasukkan koper dan barang bawaan (Y/N) ke bagasi mobilnya. Junhui melakukan hal yang sama untuk barang-barangnya.

“Orang miskin headband-nya Gucci ya?” (Y/N) menyindir.

“KW Taiwan itu,” jawab Junhui.

“Orang miskin jaman sekarang naik Range Rover ya?” (Y/N) menyindir lagi.

“KW juga itu, buatan Cina.”

“IYA, JOSEPH TRAKTIR.”

“Nah, itu baru adikku.”

❤❤❤

“Vernon, kau minum terlalu banyak, berhentilah.” Seungcheol memeringati.

“Aku bodoh sekali, Hyung.”

Member lain menyimak.

“Kenapa aku menyia-nyiakannya? Kenapa aku baru sadar kalau dia sempurna? Kenapa aku baru sadar kalau dia cantik sekali?”

You were blind.”

“Aku menginginkannya, aku ingin memperbaikinya.”

“Call her.”

Vernon mendongak. Ide bagus. Tapi, siapa yang harus ia telefon? Dia diblokir. Atau haruskah ia menelefon Ayah (Y/N)?

Vernon mencari kontak Jun. Memencet tombol telefon dan menunggu telefonnya di angkat.

“Dia tidak apa-apa. Dia tidak ingin diganggu.”

“Jun, aku ingin bicara dengan—”

“Dia tidak mau diganggu, Vernon.”

“Please, bantu aku.”

“Telefon lagi besok. Malam, Vernon.”

Vernon membanting ponselnya.

“Vernon? Apa yang terjadi?”

“It’s no good.” Jisoo membantu menjawab Jeonghan.

“She doesn’t want to talk.”

“Aku tidak akan menyalahkannya karena itu salahmu sendiri,” ucap Seungcheol.

“Hyung—”

“Kau menggali kuburanmu sendiri, Vernon. Kau menolak yang sempurna.”

Vernon diam. Ia mengambil botol vodka lagi dan meminumnya hingga setengah.

“Nikmatilah, Vernon. Tuai apa yang kau tabur,” kata Joshua.

Semuanya kecewa pada Vernon.

Sangat kecewa.

❤❤❤

“Junhui, xié xié.” Ayah (Y/N) berterima kasih lagi kepada Junhui.

Shūshu, nǐ de nǚ'ér jiù xiàng wǒ zìjǐ de mèimei.” (Om, anak om itu sudah seperti adikku sendiri)

“Kami menyesal karena telah menjodohkannya dengan Vernon, harusnya kami tidak melakukan itu.” Ibu (Y/N) bersuara.

“Seharusnya dia dijodohkan dengan Joshua saja,” ucap ayahnya (Y/N).

“Good idea. Joshua sangat menyayangi (Y/N).” Jun berkata jujur.

(Y/N) diam saja karena ia tidak mau membahasnya, ia melanjutkan kegiatan makannya.

“Dan sepertinya (Y/N) juga menyukai Joshua, bukankah begitu?” tanya Jun dengan tatapan mengintimidasi.

“Seharusnya dengan kau saja, Nak. Aku tidak akan pernah menyesal seperti ini kalau aku menjodohkan (Y/N) denganmu.”

Junhui hanya tersenyum mendengae pujian dari ayah (Y/N). Sejujurnya, ia juga menginginkan hal itu.

Thank you for 1K readers, aku gak pantes dapet ini. Cerita ini aja gak punya outline, huhuhuhu.
Tapi, karena kalian aku jadi semangat buat nulis cerita ini, thank you guys!

16 Juni 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro