Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❤ flawless

flawless
[flaw-lis]
(adjective) too perfect, have no flaw.

Enjoy!

❤❤

“Aku akan dijodohkan,” kata Vernon saat membuka pintu kamar Seungcheol. Seventeen sedang berkumpul di kediaman Seungcheol.

Tempat berkumpul mereka memang berpindah-pindah dan Minggu depan mereka akan berkumpul di rumah Vernon.

“Makanya, jangan nakal,” kata Joshua santai. Hong Jisoo atau lebih dikenal sebagai Joshua adalah salah satu orang terbaik yang pernah Vernon kenal.

“HAHAHA! SYUKURIN!” seru yang lain, mereka memang hobi mentertawakan Vernon.

“Dasar, tidak berguna! Cuih,” kata Vernon kesal. Teman-temannya itu sungguh menyebalkan.

Saat mereka sedang asyik tertawa, ponsel Vernon berbunyi, pertanda ada yang menelfonnya.

Tertera nama Sofia di layar ponsel Vernon, Vernon segera menggeser ikon telefon ke kanan, "Yeoboseo, Sofia?"

"Calon istrimu sempurna," kata Sofia kegirangan. Sofia senang sekali akhirnya ada perempuan yang begitu sempurna untuk kakaknya.

"Apa kelebihannya? Apa dia seksi?" tanya Vernon malas, ia berharap orang sialan yang akan dijodohkan dengannya itu cantik.

"Dia sempurna," ulang Sofia lagi.

"Kriteria sempurna itu berbeda-beda, Sofia," kata Vernon sambil menghela nafasnya.

"Intinya, dia akan menjadi kakak ipar favoritku sepanjang masa!" seru Sofia dari ujung sana.

"Seperti apa dia?" tanya Vernon penasaran.

"Dia imut, jago memasak, sabar, dia perhatian, murah senyum, jenius, baik, cinta lingkungan, anak Tuhan, dia jago menulis, dia juga memiliki suara yang indah, dia bisa menari. Selain imut, dia juga seksi, tapi ia tidak akan menunjukkannya ke sembarang orang," jelas Sofia panjang lebar.

Vernon menguap malas.

"Sofia, bisakah dia untukku saja? Sepertinya kakakmu kurang tertarik dengannya," kata Joshua yang berada tepat di sebelah Vernon. Jisoo bisa mendengar percakapan mereka karena, volume suaranya keras dan terdengar jelas. Vernon memang bodoh.

"Dia memang bodoh, ya sudah, biarkan saja. Suatu saat dia akan menyesal," kata Sofia kesal.

"Sofia, dari mana dia berasal? Siapa namanya?" tanya Junhui penasaran.

"Dia seorang Melayu-Tiongkok, namanya (Y/N) Michella Johan," jawab Sofia.

"Bisakah kau mengirimkan fotonya kepadaku?" tanya Junhui setengah berharap.

"Kenapa yang lain lebih tertarik daripada calon suaminya sendiri? Ah, baiklah, nanti aku kirimkan kepadamu, Junhui," kata Sofia dari seberang sana. Jun memang bilang ia ingin dipanggil dengan panggilan Junhui oleh Sofia.

"Ya sudah, saranghae, Sofia!" Vernon memutuskan sambungan telefon secara sepihak.

"Vernon, kau bodoh," kata Joshua santai. Joshua kesal dengan Vernon, Vernon menyia-nyiakan harta karun yang dicari-cari oleh semua lelaki.

Perempuan yang sempurna.

"Jisoo Hyung, aku malas membahas ini," kata Vernon sambil memijat dahinya.

"Kapan kau akan menikah?" tanya Junhui sambil menyimpan foto-foto (Y/N) yang baru saja dikirim oleh Sofia.

"Sabtu besok, tapi, resepsinya diadakan saat gadis sialan itu sudah berumur dua puluh tahun," jawab Vernon sambil mengusap wajahnya frustasi.

"(Y/N) Michella Johan, berumur sembilan belas tahun dan sedang mengejar gelar S2 jurusan sastra Inggris di Harvard, hanya kurang satu semester untuk menggapai gelar S2-nya. Dia imut saat berkacamata dan hot saat ia melepas kacamatanya. Dia jelas sempurna, oke, dia untukku saja ya?" Jun tidak percaya masih ada gadis sesempurna itu.

"Memiliki seorang adik bernama Joseph Arnoldus Johan, sangat galak dan cerdas," kata Jun lagi. "Vernon, sebaiknya kau berhati-hati, adiknya adalah peraih medali emas olimpiade kung-fu di Sea Games," lanjut Jun.

"Apakah orang tuanya memiliki DNA super?" tanya Woozi yang terheran-heran.

"Kenapa kau berlebihan sekali?" Seungcheol menoyor kepala Woozi dengan sangat sopan.

"Yaa!" seru Woozi kesal.

"Aku tidak ingin menikah dengan gadis itu," keluh Vernon sambil membanting tubuhnya ke ranjang king size milik Seungcheol.

"Ya sudah, aku saja ya?" Jisoo, Jun, dan Seungcheol menyahut.

❤❤

Vernon berdiri di altar gereja, ia mengenakan jas berwarna biru tua yang sangat cocok untuknya.

Gadis itu, (Y/N) Michella Johan, sudah berada di ujung sana, bersama ayahnya.

Tubuh Vernon berkeringat dingin, ia takut lidahnya keseleo di saat yang tidak tepat.

(Y/N) dan Tuan Johan berjalan menuju altar, semakin lama mereka semakin mendekat ke arah Vernon dan Vernon kesal.

Vernon tidak menginginkan pernikahan ini.

❤❤

"Selamat pagi, Oppa!" sapa (Y/N) pada Vernon yang sudah siap untuk ke tempat syuting music video baru dari Seventeen.

Vernon mengacuhkannya dan mengambil satu tangkap roti isi nutella favoritnya. Ia terburu-buru, ia hampir telat.

Vernon meninggalkan rumah tanpa salam, saat ia menutup pintu ia masih bisa mendengar suara (Y/N), "Oppa! Hati-hati di jalan!"

Vernon membenci suara gadis itu. Vernon membenci wajah gadis itu. Vernon membenci semua yang berhubungan dengan gadis itu.

Dan yang Vernon tidak sadari adalah, gadis itu terlalu sempurna untuknya.

❤❤

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih dua puluh empat menit di malam hari. Vernon belum juga pulang.

Biasanya, Vernon pulang jam delapan malam. (Y/N) yang cemas berfikir sejenak, ia bingung, haruskah ia bertanya pada Vernon mengapa sampai jam segini dia belum pulang?

Setelah keputusannya matang, (Y/N) mengetikkan pesan untuk Vernon.

Hanya dibaca.

(Y/N) menghela napasnya, "Mungkin Oppa sibuk."

(Y/N) melanjutkan skripsinya dan berharap suatu saat Vernon akan mencintainya.

Atau dia hanya bisa berharap? Tanpa bisa merasakannya?

Thank you for reading! Saranghae!
Don't forget to vomments!

27 November 2017
6:44 PM

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro