✿ Bebas ✿
Detik jam mengunyah keheningan
Riuh angin mengundang kata seram
Kubangan sarang laba-laba penyaring kesalahpahaman
Mungkin kuat untuk sebangsanya saja
Instrumen jangkrik disusul gerimis malam
Ah sial, lagi-lagi mengambil posisi menyimakku saja
Semakin larut 'ku rasa pembahasan akan semakin sulit
Jejak-jejak cicak menganyam tanya
Setetes embun membahasi atma yang kering
Gesekkan ranting pohon menyumbang siulan
Suaranya parau,
Seperti kaduan mengalah entah kalah
Tapi yang jelas kesedihan tak melintasi lalu lintas mata
Malah bibirnya sering menyerupai lengkungan sabit
Untuk beberapa kali ia larut dalam lamunan
Berkecimpung bolak balik di dalam pikirannya
Mungkin teringat akan kesumat yang harus dinafikan
Namun berkali-kali juga, toh ia baik-baik saja
Mungkin, menampung ibrahnya sedikit menyuliti
Menyuguhkan ria mentari
Menyongsong datangnya pelangi
Kadang memang perlu sedikit mendewasakan diri
Setelah hari itu si perahu kertas suka menyendiri
Menyandarkan badannya yang sebenarnya rentan bersentuhan dengan air
Tapi ya, barangkali takut berlayar sendiri
Sudah tentu sungai itu terlihat menakutinya
Di permukaan yang tenang terkadang menyimpan kejutan
Suka begitu
Dalam lesuunya senja
Langit dan awan saling bekerja sama
Menenggelamkan senja mendatangkan malam
Biarkanlah
Biarlah semua
Dengan segala kelemahan
Ada sepotong hasrat akan kebebasan
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Hati yang berbisik....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro