Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

When The Planet Is In Trouble

hari itu, aku terjebak di tempat les bahasa inggrisku yang besar bersama ratusan orang yang berteduh. saat itu juga, sedang hujan sangat deras. bunyi hujannya bahkan sampai membuatku hampir tuli sangking kencangnya. teman-teman yang belum dijemput menangis ketakutan sambil bersembunyi di bawah kursi kelas. dan aku hanya duduk diam seperti patung, sangking takutnya tidak bisa bergerak.


aku memikirkan nasib orangtuaku. apa yang mereka lakukan sekarang? mereka pasti sangat khawatir denganku. tetapi mereka tidak bisa menjemputku. karena sama saja cari mati. aku sempat melihat seorang anak sedang ingin menerobos hujan karena rumahnya bersampingan dengan tempat les. tetapi yang terjadi selanjutnya, sangat horor.


anak itu mati.


kami syok berat. apalagi ketika mendengar kakanya menangis histeris. ini membuatku makin bertanya-tanya. ada apa dengan air hujan itu? apakah sangat tajam airnya? atau terdapat racun-racun aneh di dalam hujan itu?


pastinya, aku tidak akan berani menyentuh hujan lagi seumur hidupku.


"Hei, bodoh!," seseorang menarik tanganku sampai aku terjungkal kebelakang dengan kursiku. tetapi ia buru-buru menarik tanganku, lalu menyeretku kebelakang kursi. aku menoleh. wah, cowok. ia membawaku ke kerumunan anak-anak di belakang kursi yang sedang berlindung juga. "jangan duduk di depan situ kalau kau tidak mau kehilangan keberanianmu! itu tepat sekali di depan pintu, dan kau bisa melihat bencana yang terjadi di luar!" serunya.


teman-temannya mengangguk. aku hanya menatap sekeliling, bingung ingin menjawab perkataan cowok itu.


"bencana apa? kan cuma tentang anak itu tadi." kataku hampir tak terdengar, karena suaraku lumayan kecil. omong-omong dari tadi kami berkomunikasi memakai toa sangking berisiknya hujan. itupun suara kami masih tidak jelas.


"enak aja, kau yang lihat tidak benar. tapi syukurlah kalau kau tidak lihat," cetusnya. aku mengangkat alis. "sebentar lagi pasti ada bencana baru."


lalu tiga detik kemudian, sebuah petir yang sangat kencang terdengar. semua anak menjerit. tetapi aku terkesiap dan refleks berdiri, ingin melihat apa yang terjadi. tapi yang kulihat hanya seseorang terjatuh, karena anak lelaki  yang menyeretku tadi keburu menutup mataku, lalu berseru tajam. "jangan. dilhat."


bulu kudukku meremang. lalu ketika cowok itu membuka tangannya, aku buru-buru mengesot-ngesot dan duduk di samping anak perempuan lainnya--takut dengan anak lelaki itu.


anak itu tersenyum. lalu memperkenalkan dirinya. namanya Lily. kemudian ia menyodorkan mie rebus pedas dengan telur di puncaknya. aku mengangkat sebelah alis, hendak menanyakan dari mana ia mendapatkan mie itu. tetapi anak itu memotong. "tadi kami berencana ingin membuat pesta makan mi besar-besaran. kami sudah memasak ... sekitar empat ratus mi," aku melotot takjub. "eh, jangan kaget. kami memang berencana masak besar-besaran. soalnya sebagiannya akan kami berikan ke orang-orang kelaparan di seluruh kota ini. tapi keburu hujan. terpaksa kami malah berbagi dengan seluruh orang di gedung ini."


aku mengangguk-angguk mengerti sambil memakan suapan pertama. lalu anak itu melanjutkan perkataannya lagi. "makanlah sepuasmu. masih banyak sekali kok, mie-nya."


aku menghabiskan mie dalam diam. ribuan pikiran memenuhi kepalaku. hujan kali ini sangat janggal dan aneh.


selesai makan, aku mengajak Lily untuk ke perpustakaan sangking bosannya. teman-teman lainnya ikut, bahkan lelaki itu juga. omong-omong, kata Lily anak itu namanya Sage. 


perpustakaan kami benar-benar luas. bahkan sebesar gedung-gedung. dari luar memang kelihatan kecil. perpustakaan kami saja sudah sebesar gedung, apalagi tempat les kami?


di dalam perpustakaan kami ini ada taman bermain kecil-kecilan. ada roller coaster mini yang bergerak sendiri, flying fox, trampolin, dan ada semacam tenda lumayan besar. aku biasa tidur-tiduran di tenda yang ada lampunya ini sambil membaca buku. 


anak-anak lainnya segera mengerubuni permainan-permainan itu. tapi aku, Lily, serta Sage (yang entah sejak kapan sudah ada di tenda) malah asik makan gulali yang sudah di sediakan di perpustakaan dan membaca buku.


kami melewati 12 jam tanpa menyadarinya. Lily--satu-satunya yang sadar--buru-buru berlari keluar tenda, dan melihat jendela dengan wajah tak percaya. aku dan Sage ikut mengintip.


aneh sekali! langit masih gelap! seharusnya sekarang sudah pagi! 


tetapi, ada hal yang lebih membuatku terkejud.


"i-itu planet?!"






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro