Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pemburu dan Iblis

[Fantasy, iblis, drama]

Ada iblis, ada pemburu.

Ketika dunia perlahan dikuasai iblis, di situlah para pemburu berusaha menjaga ras mereka dari kepunahan.

Iblis membutuhkan daging manusia untuk dimakan, tapi tiada manusia yang bersedia menyerahkan diri begitu saja. Pada akhirnya, para iblis mulai membantai di kala lapar maupun bosan. Kematian dan darah sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kedua ras itu.

Manusia yang pemberani mulai berkumpul dan melindungi sesama. Beberapa iblis tumbang, namun ada juga yang berhasil mengubah pemburu menjadi iblis.

Hanya sinar matahari yang ditakuti iblis, hanya di saat itulah manusia merasa aman.

Iblis hanya akan berkeliaran di malam hari hingga fajar tiba. Memangsa siapa saja yang berdiri di depan mata. Tidak banyak yang bisa dilakukan manusia selain mencoba berjaga meski di kala lelah dan sakit.

Ada iblis, ada pemburu.

Para pemburu lahir dari kalangan manusia pemberani, mereka tidak takut mati apalagi iblis.

Sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk memburu iblis dan melindungi sesama. Tidak sedikit juga berusaha mencegah manusia lain menjadi iblis.

Mereka memastikan tidak ada benda yang mengandung sihir hitam, sekaligus membagikan benda yang sekiranya bisa dipakai untuk membela diri.

Para pemburu akan berjaga pada malam hari, memastikan manusia aman. Jika ada tanda kedatangan iblis, mereka akan bergerak melawan hingga titik darah penghabisan.

Meski tidak sedikit dari mereka yang tumbang dimangsa bahkan menjadi iblis, namun tekad para pemburu menjaga sesama tidak akan padam.

Iblis tetaplah iblis.

Jika pemburu menjadi iblis, tamatlah riwayatnya.

Jika iblis bertemu pemburu, mereka akan bertarung hingga salah satu akan memutuskan nasib yang lain.

Kedua kubu ini akan selamanya berdampingan.

Iblis akan memburu pemburu.

Pemburu akan membasmi iblis.

Ada iblis, ada pemburu.

Jika iblis bertemu pemburu, tidak selamanya mereka akan saling memburu.

Jika pemburu melihat iblis, tidak selamanya akan membunuh.

Ada iblis, ada pemburu.

Keduanya tidak akan dipisahkan.

***

“Tolong! Iblis!”

Jeritan seorang wanita menggemparkan seisi desa lantaran saudaranya telah berubah menjadi iblis setelah berburu.

Seorang pria dengan tatapan liar dengan taring tajam siap memangsa. Cakarnya hendak mencengkeram leher wanita yang berlari di depannya.

Wanita itu tumbang.

Iblis telah mengisap darahnya. Geligi itu perlahan menggerogoti seluruh bahu wanita malang itu.

Mangsanya menjerit dengan sia-sia. Perlahan, suaranya semakin serak hingga akhirnya hening. Wanita itu tewas dengan mata terbalak merasakan dirinya dimangsa hidup-hidup.

Syaaat!

Iblis telah tumbang. Sebuah tombak menancap di kepalanya.

Sosok wanita berdiri memandangi tragedi di depannya. Dia terlambat.

Wanita itu menatap korban dengan tatapan prihatin. Namun, segera setelahnya, dia tancapkan pisau ke kening sang mayat hingga remuk kepalanya demi mencegah perubahan.

Seorang warga yang ketakutan mencoba memastikan bahwa wanita di depannya itu memang berasal dari rasnya sendiri. Menyadari bahwa itu manusia, dia mendekat. “Terima kasih!”

Para warga yang ketakutan mulai berduyun-duyun keluar rumah untuk mengucapkan terima kasih kepadanya. Namun, wanita itu hanya membalas dengan senyuman lalu pergi meninggalkan mereka.

Wanita ini sudah cukup lama menjadi pemburu. Terbiasa baginya jika setiap langkah hidup akan dihantu makhluk pemangsa manusia itu. Karena dia pemburu.

Ada iblis, ada pemburu.

Di setiap langkah pemburu, akan ada iblis menyertai.

***

Yumi dibesarkan di sebuah desa seperti kebanyakan anak, dengan ibu yang menyayangi serta teman-temannya. Terlahir dari keluarga pemburu membuatnya tumbuh besar dengan keahlian memanah dan bela diri, termasuk memanfaatkan peralatan dapur seperti pisau bahkan sendok. Ayah Yumi tewas dimangsa iblis ketika dia masih di dalam rahim ibunya. Maka dia tidak pernah tahu rasanya memiliki seorang ayah.

Tinggal bersama dengan ibunya yang merupakan salah satu pemburu membuatnya harus sering ditinggalkan. Tapi, bukan berarti ibunya jarang menjenguk. Beliau selalu memastikan akan punya waktu di rumah dan menghabiskan hari bersama sang buah hati.

Hari ini, ibunya datang lebih awal.

“Yumi, Ibu pulang!”

Yumi yang waktu itu berusia tujuh tahun bergegas menghampiri sang ibu dan memeluknya. Di tengah pelukan manis bersama sang ibu, Yumi melihat seorang anak berdiri di belakang.

“Siapa itu?” bisik Yumi pada ibunya.

Sang Ibu tersenyum, dia menyuruh bocah itu masuk. “Yumi, perkenalkan, ini Hisa.” Ibunya menepuk bahu anak itu.

Sama dengan Yumi, anak itu memiliki rambut hitam sebahu dengan kulit pucat serta mata biru, sementara Yumi punya netra cokelat seperti ibunya dengan kulit kuning langsat.

“Halo, Hisa!” sapa Yumi.

Hisa membalas dengan senyuman.

“Hisa sekarang keluargamu,” ujar ibunya. “Yumi tidak akan sendirian lagi.”

***

Yumi dengan cepat bergaul dan berteman baik Hisa yang kini menjadi keluarganya. Mereka hampir tidak bisa dipisahkan dan saling menyayangi.

Yumi menyadari jika Hisa berbeda dari kebanyakan anak. Dia berpenampilan pucat dan begitu pendiam. Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya mereka bersama, tidak juga muncul sifat lain seperti yang dia kira.

“Hisa,” panggil Yumi ketika mereka mencapai usia dua belas tahun. Keduanya memang sebaya. “Kenapa kamu begitu pucat?”

Hisa hanya tersenyum. “Setiap makhluk diciptakan berbeda.”

Yumi hanya ber-“oh” panjang tanpa bertanya banyak.

“Yumi, Hisa!” Ibu mereka memanggil.

Kedua anak itu langsung mencari ibu mereka yang sedang duduk di serambi. Beliau sudah memakai pakaian tebal demi melindungi diri dari gigitan dan beberapa senjata.

“Ibu akan berburu,” ujar ibu mereka. “Kalian jaga diri!”

Hanya dengan itu, ibu mereka tersenyum dan melangkah pergi untuk terakhir kalinya.

***

Tahun demi tahun berlalu, Yumi dan Hisa tumbuh menjadi lebih dewasa tanpa kehadiran ibu mereka. Yumi akhirnya mengikuti jejak sang ibu dan mulai berkelana mencari tempat yang nyaman untuk ditinggali. Sementara Hisa pada akhirnya keluar rumah untuk mendampinginya.

Yumi mengamati sekitar, sudah lama dia melihat hal yang sama di daerah berbeda, tapi kali ini dia yakin dengan apa yang dilihatnya.

Syut!

Hanya dengan sekali lemparan, iblis tumbang dari semak belukar. Nyaris saja memangsanya.

Yumi memungut kembali pisaunya yang menancap di kening iblis itu. Dia pun menghancurkan kepala sang iblis, memastikan makhluk terkutuk itu tidak bangkit kembali.

Sambil menarik napas, Yumi pun membersihkan pisau di genangan air terdekat lalu menyimpannya ke kantong sebelum melanjutkan perjalanan.

Ada pemburu, ada iblis.

Selama dia melangkah, ada iblis menyertai.

***

“Yumi, apa kabar?”

Untuk pertama kali dari sekian lamanya, Yumi mendengar suara itu lagi. Dia sedang beristirahat di salah satu rumah warga dan tidak menyangka akan dikunjungi.

“Baik.” Yumi menyahuti suara tadi. “Bagaimana denganmu?”

“Aman, aku sudah menumbangkan iblis yang nyaris memangsamu. Beberapa bergerak menuju ke arah sini. Sebaiknya kita bersiap.” Hisa yang telah lama berpisah dengannya kembali membawa beberapa uang dan kabar. Seperti biasa, mereka akan saling menjaga dari kejauhan. Dia tidak boleh terlihat.

Yumi tahu, bagaimanapun, Hisa akan memihaknya meski dia tahu kenyataannya.

Sudah sejak lama ibunya menyembunyikan kebenaran itu, bahkan setelah kepergiannya. Yumi tahu dan Hisa berjanji akan melindunginya.

Yumi akan berburu, Hisa akan menjaga.

Ada pemburu, ada iblis.

Tamat

Cerita pendek ini merupakan spin off dari lapakku sendiri yaitu "Mama, Apa Rahasiamu?"

Cerita pendek ini juga merupakan bagian dari antologi "Kisah Dalam Balutan Aksara" yang diterbitkan oleh Cahaya Pelangi Media cabang Argopuro.

Jika ingin membaca cerita yang tidak kalah kecenya, silakan beli bukunya langsung ke Instagram cpm_argopuro

Cerita pendek ini juga mendapatkan kategori juara terbaik ketiga dalam event-nya.

Berikut penampakan bukunya.

Selamat membaca!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro