Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pergi


Dua hari berlalu.‭ ‬Ia rebahkan diri di atas ranjangnya.‭ ‬Ia rangkul pigura foto lalu berkata.

"‬Odessa,‭ ‬apa pendapatmu soal Nina‭? ‬Apa kau juga senang melihat Nina seperti sekarang‭? ‬Ia banyak berubah sejak terakhir kali kami bertemu.‭ ‬Ia lebih tenang,‭ ‬manis,‭ ‬dan pengertian.‭ ‬Kenapa aku terus memikirkannya semenjak pergi dari Lenankamp‭? ‬Apa aku sekarang memang benar-benar menyukainya‭?"

Ia raba nama yang terukir di atas pedang tuanya.‭ ‬Bayangan di kepalanya akan kejadian singkat di Lenankamp terus membuatnya tersenyum.‭ ‬Apa ini tandanya ia sudah bisa memulai hidup baru dengan Nina‭? ‬Masih belum ada kata terlambat untuk mengakuinya.

Hari itu hari terakhir Nina berada di Toran.‭ ‬Ia tarik kopernya meninggalkan hotel.

Pagi itu Flik berdandan rapi.‭ ‬Ia kenakan ikat kepala yang selama ini menjadi ciri khasnya.‭ ‬Ia tersenyum di depan cermin sambil menggenggam seikat bunga.‭ ‬Di dalamnya ada sekotak cincin yang ia beli semalam dari toko perhiasan.‭ ‬Ia berjalan menuju hotel tempat Nina menginap.‭ ‬Saat itu Nina hendak mengangkat koper ke dalam bagasi taksi.

"‬Nina‭!"

"Tuan Flik‭! ‬Aku baru saja ingin berpamitan ke tempat Tuan.‭"

Ia lepaskan ikat kepalanya lalu memberikannya.

"‬Cucilah ini lalu simpan baik-baik.‭"

"Bukankah ini ikat kepala kesayangan Tuan‭? ‬Kenapa Tuan ingin aku mencucinya‭?"

"Ini untukmu.‭ ‬Pakailah ini jika sewaktu-waktu kau merindukanku.‭ ‬Aku akan selalu ada di sisimu seperti halnya ikat kepala ini.‭"

Saat itu jalanan Kaku masih lengang.‭ ‬Ia berlutut sembari menyodorkan seikat bunga.

"‬Nina.‭ ‬Terima kasih atas malam yang menyenangkan di Lenankamp.‭"

"Justru akulah yang berterima kasih pada Tuan karena bisa berkunjung ke tempat bersejarah itu.‭ ‬Tuan.‭ ‬Berdirilah.‭ ‬Nanti baju Tuan kotor.‭"

"Nina.‭ ‬Apa kau tidak keberatan menemani hidup seorang perjaka tua kesepian sepertiku ini‭? ‬Maukah kau menikah denganku‭?"

"Tuan.‭ ‬Maaf.‭ ‬Aku sudah terlambat.‭ ‬Sebentar lagi kapal menuju Radat akan segera berangkat.‭"

"Tidak apa-apa kau tidak menjawabnya sekarang.‭ ‬Setidaknya perasaanku jauh lebih lega setelah memberikan ikat kepala itu.‭"

Air mata menetes di atas ikat kepala biru di tangan Nina.‭ ‬Ia pergi pamit sembari melambaikan tangan pada sang pangeran perjaka tua.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro