Akhir Cerita
Apakah petualangan cinta seorang Flik si Kilat Biru kandas begitu saja?
Hari yang cerah di desa Warrior. Hari itu Flik pulang ke kampung halamannya. Ia ketuk pintu rumah kepala desa lalu bersembunyi di dalamnya.
"Tuan Flik?" tanya Hix di dekat pintu. Hari itu ia berjongkok sambil memberi isyarat agar diam.
"Tuan Flik. Di mana kau?"
Suara lantang itu terus mencarinya. Suaranya semakin dekat pintu rumah kepala desa. Ia mundur sambil bersembunyi di balik pot.
"Permisi. Maaf Pak Kepala Desa. Apa Tuan melihat Tuan Flik di sekitar sini?"
Ia memberi isyarat pada Hix dari kejauhan.
"Dia tidak ada di sini. Mungkin dia sedang ke hutan atau pergi ke rumah tetangga."
Wanita itu mencondongkan badannya. Ia berjalan masuk ke dalam rumah kepala desa.
"Tuan Flik. Apa Tuan mau coba masakan ini?"
"Nina! Hentikan!"
Akhirnya si Kilat Biru lari terbirit-birit secepat kilat. Layaknya saat mereka pertama kali bertemu di Greenhill dulu. Flik kabur dari kejaran Nina. Jika saat itu seorang pelajar sekolah terobsesi dengan pangeran berkuda putih tampannya, kini ia berlari karena ... takut disodori makanan pedas.
"Nina! Hentikan! Apa kau tahu semalam aku sakit perut dengan makananmu itu?"
"Ayolah, Sayang. Ini masakan lezat yang sudah kubuat dengan penuh cinta! Cobalah satu suap saja!"
Sang kepala desa melongo. Sepasang pengantin baru itu terus berlari meninggalkan pandangan menuju rumah tetangga di sekitarnya.
"Syukurlah Tengaarku tidak seperti Nina. Aku tidak harus disodori masakan tidak enaknya."
"Apa kau bilang? Masakanku tidak enak?" dan kini sang kepala desa terdiam dengan lirikan mata tajam istrinya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro