Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Gabriel #7

"Devil's kiss."

"Sekarang dia ada dimana?"

"Kota kecil di Indonesia."

"Jaga wanitaku."

Lucifer menoleh dan menatapku sedih.

Ada apa? Devil's kiss yang disebut Dantalion itu film bukan? Lalu maksudnya dia ada dimana itu siapa? Indonesia? Asia? Lucifer bilang wanitaku itu maksudnya aku? Dia menitipkanku pada Dantalion? Memang dia mau pergi kemana? Tunggu! Aku ditinggal berdua dengan Mr. Dan?

Aku balas menatap Lucifer menuntut jawaban. Tapi, dia bukannya memberi jawaban malah tersenyum dan mencium bibirku sekilas.

"Aku akan kembali."

Sebelum aku sempat berkata apa-apa, dia sudah melebarkan sayapnya kemudian terbang dan menghilang.

"Tung-"

Aku menangkap udara kosong. Dia mau pergi kemana? Anehnya aku merasa sedih begitu dia pergi. Bukankah seharusnya aku senang? Ya, kan?

Aku menoleh dan kaget ketika sosok yang tadi itu tidak menghilang. Kupikir dia akan mengawasiku diam-diam.

Sosok itu berbalik menghadapku dan menatapku dengan tajam. Kemudian dia bersujud. "Yang mulia."

Eh? Yang mulia? Maksudnya aku?

"Kenapa tidak ikut pergi?" Tanyaku takut-takut. Entah ini Dantalion atau Mr. Dan yang kesadarannya diambil Dantalion, tatapannya tetap tajam menusuk.

"Hamba diperintahkan untuk menjaga Anda, Yang mulia."

Aku bingung tapi tidak tau harus berkata apa.

"Dia akan kembali kesini?"

"Ya."

"Berapa lama?"

"Mungkin tidak akan lama."

Aku tersenyum kecut. "Ya, pokoknya, sampai dia datang lagi jangan terlalu formal. Sekarang aku juga bukan malaikat atau apalah itu."

"Jadi, Anda tau bahwa Anda seorang Nephilim?"

Aku mengernyit. Nephilim? Aku pernah mendengarnya. Istilah itu digunakan untuk seorang malaikat yang diturunkan ke Bumi. Mempunyai umur panjang seperti malaikat. Tapi tidak mempunyai kekuatan apapun seperti manusia.

Seingatku-

Aku berjalan menuju rak buku. Dan membuka bukunya satu-satu. Ketemu! Aku membaca yang tertulis di buku itu dengan teliti.

Nephilim adalah seorang malaikat yang dijatuhkan ke Bumi karena melahirkan anak dari seorang iblis. Nephilim yang dijatuhkan ke Bumi akan dicabut sayapnya dan ingatan yang dimilikinya akan dihapus.

Aku berusaha mengingat-ingat kejadian sejak aku bermimpi aneh dan bertemu dengan Lucifer.

Devil's kiss!

Aku pernah menonton film tentang itu. Ciuman iblis dapat membangkitkan darah murni seseorang. Saat dia mencium nephilim, maka darah manusianya akan terkuras sedikit demi sedikit dan membangkitkan kekuatan malaikatnya. Devil's kiss juga dilakukan pada anak hasil perkawinan malaikat dan iblis untuk mempertahankan eksistensinya agar tidak mati.

"Yang mulia sedang apa? Anda baik-baik saja?"

Aku tersentak dan lamunanku buyar. "Ah, tidak apa-apa. Sudah kubilang jangan terlalu formal. Santai saja." Aku menutup buku dan mendongak. "Kamu Dantalion kan?"

"Iya."

"Aku pernah baca sejarah tentang iblis Dantalion. Sebelum jadi iblis, kamu manusia kan?"

Dantalion sempat kaget sebelum akhirnya tersenyum. Dia duduk di depanku.

"Iya. Kamu masih ingat pertemuan pertama kita?"

"Kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Iya. Sebelum aku menjadi halfing."

Halfing? Maksudnya setengah iblis?

"Kamu malaikat yang menghakimi dosaku. Tapi, saat itu aku membuat kontrak dengan iblis, Yang mulia Lucifer. Yang mulia tidak meminta jiwaku sebagai balasannya. Dia memintaku menjadi bawahannya."

Aku juga pernah dengar ini, mungkin. Tapi kukira cuma cerita khayalan, jadi mungkin aku menganggapnya tidak begitu penting. Tunggu! Apa ini kebetulan berkaitan dengan nenek? Cerita-cerita seperti ini hanya nenek yang membicarakannya. Kalau dipikir-pikir lagi, kalau aku memang nephilim, seharusnya sebelum aku dijatuhkan ke Bumi aku sudah merencanakan sesuatu. Karena tidak mungkin Malaikat Gabriel mau saja menghapus ingatannya hanya demi cinta sang Raja Iblis.

Bahaya! Apa sekarang aku jadi terpengaruh tentang ini? Apa sekarang aku jadi terlalu ikut campur urusan dunia iblis?

"Sebenarnya, aku membencimu."

Aku menatap Dantalion, dia melihatku dengan mata yang disipitkan. Persis seperti Mr. Dan yang sedang marah.

"Ke-kenapa?"

"Aku membenci malaikat karena mereka selalu menghakimi semua tindakan manusia."

Eh? Aku bingung harus menjawab apa. Pasalnya, sekarang aku cuma manusia biasa dan kalau memang benar aku malaikat, ingatan saat aku menjadi malaikat Gabriel belum kembali.

"Malaikat terlalu banyak mematuhi aturan surga dan menghukum orang-orang yang berdosa di Bumi. Tapi, manusia akan tetap mengulangi kesalahannya tidak peduli bagaimana kalian menghukumnya. Dosa takkan pernah menghilang. Jadi, apa benar kami perlu hukuman? Apa benar kami perlu malaikat?"

Eh? Aku harus jawab apa nih?

"Waktu itu kamu jawab 'Manusia tau dia akan menderita karena dosanya, tapi dia tetap melanggarnya'. Bukannya itu tidak masuk akal?" Dia tersenyum padaku. Senyum yang seperti dipaksakan. "Sekarang kamu sudah tau jawabannya? Sebagai manusia kamu pasti tau bagaimana rasanya mempunyai dosa."

Aku nyengir tidak mengerti. "Tapi mungkin karena manusia juga akan tetap merasa menderita kalau tidak melakukan dosa. Jadi, hukuman diperlukan untuk mengingatkan agar manusia tidak bertindak gegabah." Jawabku tanpa berpikir.

Dantalion membulatkan matanya.

Eh? Kenapa? Aku salah ngomong yah? Menurutku manusia melakukan dosa bukannya tanpa alasan karena banyak hal yang mungkin tidak bisa dirasakan kalau belum mengalaminya. Bukannya ada putih karena ada hitam, ada baik karena ada jahat. Jika semua yang kita lakukan baik, bagaimana kita membedakan mana yang baik dan mana yang jahat? Itu hanya masalah persepsi.

"Yah, meskipun aku tidak mengerti, sebagai manusia aku juga tidak berhak mengatakan apa pun tentang dosa. Menurutku, hukuman memang diperlukan, tapi melakukan dosa juga bukan hal yang perlu memikirkan hukuman. Ya, kan?" Aku tersenyum selebar mungkin. Berharap Dantalion tidak tiba-tiba berubah jadi marah.

Sebelum Dantalion sempat membuka mulut. Di depan kami muncul pusaran angin dan sosok Lucifer terlihat.

"Pergi sekarang!"

Dantalion berdiri dan bersujud padanya. "Hap."

Dia menoleh padaku yang berkeriut heran. "Aku menyukai jawaban itu, meski ternyata tidak persis seperti yang aku bayangkan." Dantalion tersenyum untuk pertama kalinya. Atau aku melihatnya tersenyum untuk pertama kalinya. "Semoga ingatan Anda kembali, Yang mulia Gabriel." Kemudian dia menghilang.

W-What?

Lucifer mendekatiku dan memelukku dengan erat. "Apa yang kalian bicarakan? Dia terlihat senang."

Aku berusaha mendorong tubuhnya untuk menjauh. "Bukan apa-apa. Kamu dari mana?"

Dia tidak menjawab, malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Kamu bilang malam sabbat banyak iblis yang keluar. Aku tidak melihat apa pun."

"Ada masalah dengan pemegang kunci. Iblis yang keluar hanya iblis yang memiliki kontrak dengan manusia."

Aku tidak mengerti.

Dia menciumku.

Aku terlalu kaget untuk bereaksi. Matanya membuka perlahan. Tatapannya sedikit aneh.

Lucifer melepaskan ciuman kami dan berbisik di telingaku. "Mungkin akan sedikit sakit, tolong ditahan sebentar."

Aku membelalakkan mata dan tiba-tiba sekelilingku terlihat berputar cepat. Telingaku menangkap suara-suara bising. Nafasku tercekat. Leherku seperti tercekik. Tubuhku seperti tercabik.

Tidak, tidak, tidak! Luc ingin membunuhku ya?

Saat aku hampir menangis aku merasakan pelukan Lucifer ditubuhku. Aku kembali bernafas.

"Maaf. Kita sudah sampai."

Aku membalas pelukannya semakin kuat.

Dia tidak mengatakan apa-apa. Hanya membiarkanku bergetar ketakutan dalam pelukannya.

Ini namanya bukan sedikit sakit, tapi sangat sakit! Bahkan, meski aku sudah bisa bernafas, aku masih bisa merasakan sakitnya di sekujur tubuhku.

Aku menarik nafas panjang dan membuka mata. "Luc, kita dimana?" Pemandangan di sekelilingku berubah. Ini bukan kamarku!

"Gate. Aku ingin membawamu ke ruanganku. Tapi, sepertinya kita harus berjalan." Lucifer menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Masih tidak melepaskanku dipeluknya.

"Gate?"

"Neraka."

Eh?!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro