Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 12

Halo.. Jangan lupa untuk selalu vote & komen ya..
Btw di Karya Karsa udah Part 30.. Yang penasaran bisa langsung meluncur ke sana 🥰🥰🥰

***

"Ada yang bisa memberitahuku? Apa nama debaran aneh ini? Kenapa selalu muncul setiap kali aku berada di dekatnya? Tapi jujur, aku sangat menikmatinya."

- Arabella Smith -

--------------------

Sembari berjalan menuruni tangga, Arabella mengencangkan tali bathrobe yang dikenakan. Kaki jenjangnya melangkah hati-hati melewati anak tangga satu per satu. Beberapa saat lalu, maid mengatakan bahwa makan siang Arabella sudah disiapkan. Di meja dekat kolam renang seperti permintaan gadis itu.

Pintu belakang villa sudah terbuka. Melalui dinding kaca, Arabella bisa melihat Aaron berdiri di samping meja tempat menu makan siang disiapkan. Arabella terdiam di ambang pintu, mengusap bibir bawahnya. Aish, kecupan tadi benar-benar membuat Arabella salah tingkah sekarang. Kenapa mendadak ia merasakan dadanya berdebar lembut?

"Nona Ara." Suara berat itu menyapa. Tubuh tinggi tegap yang terbalut kaos V-neck warna hitam itu berbalik menghadap ke arah Arabella.

Arabella tersenyum, melambaikan tangan. "Hai! Maaf terlambat, perjalanan tadi sangat melelahkan sehingga aku terlalu lama tertidur."

"Tidak apa."

Gadis itu menghela napas kasar. Untuk apa minta maaf? Seolah-olah Arabella terlambat datang ke acara kencan yang sudah dijanjikan sebelumnya. Astaga, ini hanya makan siang biasa.

"Kenapa hanya satu porsi?" Arabella menunjuk menunjuk di atas meja. Sepiring grilled chicken dengan potongan alpukat dan salad.

"Saya sudah makan bersama pengawal yang lain."

"Aish, Aaron. Aku sudah memintamu untuk menemaniku makan. Aku tidak terbiasa makan sendiri."

"Saya menunggu di sini sampai Anda selesai makan."

Lagi-lagi Arabella menghela napas kasar. Aaron menarik punggung kursi dan mempersilakan Arabella duduk. Gadis itu menurut, lalu duduk bertopang dagu sembari memperhatikan Aaron mengambil garpu dan pisau untuk mencicipi makanan.

Aaron mengiris sepotong kecil grilled chicken dan memasukkannya ke mulut. Hem, bibir Aaron terlihat seksi saat sedang mengunyah makanan. Lagi-lagi Arabella teringat kecupan singkat beberapa jam lalu.

Beralih dari piring, Aaron mengambil sendok dan menyendok jus alpukat di dalam gelas. Setelah memastikan makanan dan minuman aman, Aaron mempersilakan Arabella menikmatinya.

"Duduklah." Arabella menunjuk kursi di depannya. "Mulai nanti malam, aku hanya mau makan jika bersamamu."

"Nona Ara-"

"Ini perintah."

"Nona-"

"Bisakah kau berhenti memanggilku Nona? Tidak ada seorang lelaki yang memanggil kekasihnya dengan sebutan Nona."

Aaron mengerutkan dahi, tertawa hambar. "Jangan konyol. Saya bahkan belum menjawab apakah saya bersedia menjadi kekasih pura-pura Anda."

"Kau keberatan menjadi kekasih pura-pura? Oke, bagaimana jika menjadi kekasih sungguhan?"

"Nona Ara, tolong jangan mempersulit tugas saya dengan hal-hal konyol seperti itu."

Arabella tertawa, menusuk potongan alpukat dengan garpu dan memakannya. "Yeah, sekarang aku tahu kenapa Dad memilihmu menjadi pengawalku. Kau setia, dan yang pasti bisa menghormati seorang wanita. I like it, tapi jangan terlalu kaku, Aaron. Itu membosankan."

Lelaki itu hanya mengangkat bahu. Sesaat, kedua pasang mata itu saling bertatapan. Arabella tersenyum, menusuk potongan grilled chicken dan mengarahkannya ke mulut Aaron. Lelaki itu menggeleng.

"C'mon! Aku sedang belajar romantis dengan kekasihku. Jangan menolaknya, oke? Ini bukan hal konyol. Aku sering melihatnya di film-film."

"Nona Ara, saya tidak terbiasa melakukan hal-hal romantis. Lebih baik Anda menyuruh saya memanjat gedung, berlari mengelilingi pulau, atau berkelahi dengan musuh."

"Kau tidak terbiasa? Kalau begitu kita belajar bersama-sama."

Aaron menyugar rambut dengan jari-jari kokohnya. "Anda tahu? Setelah tugas saya dalam mengawal Anda selesai, sepertinya saya harus berkonsultasi dengan psikiater."

"Hem, jangan menolakku." Arabella mencondongkan tubuh, semakin mendekatkan garpu ke mulut Aaron. Lelaki itu tidak punya pilihan, membuka mulut untuk menerima suapan Arabella.

Arabella tersenyum puas. Kembali memotong-motong grilled chicken dan memakannya sendiri. Tidak lupa menikmati potongan alpukat bercampur jagung, tomat dan brokoli. Menu yang cukup nikmat untuk mengisi perut lapar.

"Sudah sejauh apa hubunganmu dengan si Pirang? Ah, siapa nama kekasihmu, aku lupa."

"Carrolyn."

"Ah ya, Carrolyn. Kalian menjalani hubungan serius?"

"Tentu saja. Ada banyak kecocokan di antara kami."

Arabella mengangguk-angguk. "Sudah ada rencana untuk ke jenjang pernikahan?"

"Rencana pasti ada, hanya saja tidak dalam waktu dekat. Carrolyn masih sibuk mengejar karir di dunia modeling."

"Aih, sayang sekali. Jangan terlalu lama menunda pernikahan, apalagi untuk model seperti dia. Kau tidak takut dia selingkuh?"

"Kami saling mempercayai satu sama lain."

"Dunia Carrolyn dikelilingi banyak lelaki tampan. Sedangkan kau? Hanya berkutat dengan pistol dan senjata tajam. Tidak adil, bukan? Peluang Carrolyn selingkuh lebih besar daripada dirimu. Terkecuali kalau kau selingkuh denganku." Arabella tertawa, mengibaskan telapak tangan di depan wajah. "Tapi itu mustahil, kau tidak tertarik pada bocah sepertiku."

Arabella menyeruput jus alpukat, lantas beranjak dari kursi. Melangkah ke tepi kolam renang, kemudian melepas ikatan tali bathrobe. Dalam hitungan detik, kain putih itu meluncur melewati pundak, punggung, hingga sampai ke lantai.

Aaron menahan napas. Bergegas mengalihkan tatapannya dari tubuh seksi yang sedang bersiap-siap menceburkan diri ke dalam air. Aaron meraih gelas jus alpukat milik Arabella dan meminum sisanya hingga tandas. Ia ingin melenyapkan imajinasi liar di kepalanya.

Tapi itu mustahil, kau tidak tertarik pada bocah sepertiku. Double shit! Sepertinya Aaron harus mengubah persepsinya tentang Arabella. Yang ia sebut sebagai bocah, diam-diam mampu membangkitkan sisi liar dalam diri Aaron.

Sekuat apa pun Aaron berusaha melenyapkan bayangan itu, pada akhirnya matanya berkhianat. Sekali lagi, ia menatap tubuh seksi dalam balutan bikini berwarna navy, memperlihatkan kaki jenjang serta lekukan indah di beberapa bagian. Damn!

Tubuh gadis itu terjun ke dalam air, berkecipak dengan begitu seksi. Aaron menelan salivanya. Sebenarnya, gadis-gadis berbikini bukanlah pemandangan asing di mata Aaron. Akan tetapi, entah kenapa Arabella terlihat berbeda. Hanya membutuhkan satu detik pertama untuk membangkitkan hasrat dalam diri Aaron. Jadi, ini sosok bocah yang selama ini ia anggap sepele?

"Mau berenang bersamaku, Aaron?"

Suara gadis itu membuat Aaron tersentak. Gadis itu tersenyum, melambaikan tangan sebagai isyarat agar Aaron menyusulnya. Gadis bodoh, tidak tahukah bahwa dirinya sudah membangunkan singa tidur? Kalau saja Aaron tidak bisa mengontrol diri, sudah sejak tadi Aaron menerkam mangsa yang terlihat begitu menggiurkan.

"Tidak, terima kasih," ucap Aaron dengan suara serak. Ia bergegas mengalihkan tatapannya. Oke, carilah sesuatu untuk mengalihkan perhatian. Mungkin burung-burung yang melintas di langit, atau apa pun itu. Astaga! Aaron bisa gila jika terus menerus dalam situasi ini.

"Kau kenapa, Aaron? Sakit? Kenapa mendadak gelisah?"

"I'm fine."

"Kau sesak napas? Kenapa napasmu terlihat memburu seperti itu? Perlu aku ambilkan obat?" Arabella bersiap-siap naik ke tepi kolam.

"Tidak apa-apa, Nona. Saya harus pergi sebentar." Aaron beranjak dari tempat duduk, dan setengah berlari pergi menjauh dari kolam renang. Arabella hanya melongo keheranan melihat tingkah aneh bodyguard-nya.

***

Arabella mengikat tali bathrobe, kemudian menggosok rambutnya dengan handuk kecil. Sejak tadi, Aaron belum kembali. Sampai Arabella bosan berendam di dalam air, tidak ada tanda-tanda Aaron akan menemaninya berenang. Huh, di mana tanggung jawab lelaki itu? Seharusnya Aaron tetap berjaga di sini sampai Arabella selesai. Bagaimana jika tiba-tiba ada penyusup yang memiliki niat jahat?

Arabella melemparkan handuk kecil ke atas meja. Ia ingin cepat-cepat menemui Aaron, kalau perlu memarahinya. Aaron sendiri yang mengatakan jika keselamatan Arabella adalah prioritas. Kenyataannya apa? Aaron justru entah berada di mana.

Seorang maid menghampiri meja untuk membereskan piring dan gelas. Arabella memanfaatkan kesempatan untuk menanyakan keberadaan Aaron.

"Tuan Aaron sedang berlatih di ruangan gym."

Lelaki itu! Sibuk berlatih dan mengabaikan keberadaan Arabella? Arabella bergegas berlari menuju ruangan gym. Dari kejauhan, terdengar suara samsak yang dipukul secara bertubi-tubi. Benar saja, Arabella menemukan bodyguard-nya di sana.

Kalimat yang sudah sejak tadi disiapkan Arabella, mendadak lenyap begitu saja. Gadis itu berdiri di ambang pintu. Mengawasi tubuh bertelanjang dada yang sedang sibuk meninju samsak. Kulit kecokelatannya berkilat. Keringat membasahi tubuh dengan pahatan sempurna di seluruh tubuhnya.

Abaikan bayangan lelaki dewasa dengan tubuh berotot yang menyeramkan di benak Arabella. Pada kenyataannya tidak semengerikan itu. Entah kenapa pahatan di tubuh Aaron justru terlihat begitu seksi. Gadis polos itu mulai berpikiran nakal. Bagaimana rasanya menyentuh setiap inchi tubuh berotot itu?

Kali ini, Aaron tidak hanya meninju samsak. Dengan lihai ia mulai menendang tanpa jeda. Dadanya terlihat naik turun seiring napasnya yang terengah-engah.

Arabella menggigit bibir bawahnya. Gerakan Aaron memperlihatkan bahwa dia seorang lelaki perkasa. Ya, tampan dan perkasa. Bukankah Carrolyn beruntung karena mendapatkan kekasih seperti Aaron? Astaga, Arabella! Apa yang kau pikirkan?

"Nona Ara." Suara berat itu kembali menyapa Arabella, masih dengan gerakan yang sama tanpa menoleh ke belakang. "Berhenti mengawasi saya."

Jadi, sejak tadi Aaron tahu bahwa Arabella memperhatikannya? Satu lagi kelebihan yang dimiliki Aaron, memiliki insting yang kuat untuk mendeteksi keadaan sekitar.

"Aaron, kenapa malah berlatih di sini? Bagaimana jika tiba-tiba ada orang asing yang menyelinap masuk dan menyerangku?" Arabella mencoba menyembunyikan rasa kagumnya beberapa saat lalu.

Aaron menghentikan gerakannya. Tubuh kekar itu berbalik menatap Arabella dan menghampiri gadis itu. "Anda melupakan satu hal, Nona. Bukan hanya orang asing yang bisa menyerang Anda secara tiba-tiba."

"Maksudmu?" Arabella kembali terkesima oleh butiran-butiran keringat yang menetes dari dahi ke dada bidang Aaron.

Aaron menghela napas kasar, jarinya terulur menyentuh rambut basah Arabella. "Hanya sekadar mengingatkan, tidak hanya orang asing yang bisa menyerang Anda. Lain kali, jangan membuka pakaian secara tiba-tiba di hadapan orang lain."

Aaron mengacak rambut di puncak kepala Arabella kemudian meninggalkan gadis itu. Arabella menautkan kedua alis, mencoba mencerna kalimat Aaron. Apa yang salah dengannya? Apa chicken grilled dan jus alpukat membuat otak Aaron mengalami korsleting? Tapi, kenapa sentuhan Aaron di pipinya membuat wajahnya terasa memanas dan debaran lembut itu datang lagi?

***

To be Continued

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro