Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

14. Hubungan

Happy Reading

•••••••

Han Seojun pemuda dengan tinggi 185cm, berat badan ideal dan memiliki wajah rupawan, itulah alasan dia banyak disukai oleh tiap perempuan yang ada di sekolahnya walaupun dirinya masuk predikat bad boy, sering berantem, menggagu siswa, dan pastinya membolos, seperti yang dilakukannya saat ini, namun dirinya masih tetap disukai.

Seojun juga tidak paham dengan pikiran manusia berjenis kelamin perempuan, bahkan memiliki dua perempuan didekatnya tidak menjamin dengan pengetahuannya mengenai perempuan, maka dari itu dia acuh tak acuh.

Semua dilakukannya dengan lancar, sebelum satu orang perempuan yang menarik perhatiannya dengan sifat ceroboh, awalnya Seojun mengganggunya karena melihat ketertarikan dari mantan teman dekatnya dulu, Lee Suho untuk memanasi pemuda tersebut, namun malah Seojun sendiri yang panas karena jatuh hati dengan perempuan yang menjadi incaran mantan teman dekatnya.

Dia tau kalau dirinya salah, dia mendapat karma, cinta sebelah pihak yang menyakitkan hingga saat dewasapun dirinya hanya bisa menelan pahit bahwa perempuan yang disukainya memilih Suho.

Suho, suho, dan suho. Hanya nama itu yang terlukis di hati seorang Im Jukyung, tidak ada yang lain, bahkan Seojunpun tidak bisa masuk, dia hanya bisa meratapi nasipnya berdiri memandangi dua figur bermesraan.

Itulah jalan cintanya yang kandas, Seojun berusaha melupakan walaupun susah, perasaan untuk merelakan kian terpenuhi karena dukungan dari kesibukannya di dunia suara. Awalnya dia pikir akan berhasil namun takdir mempermainkannya lagi dengan mengembalikannya ke masa lalu.

Masa dimana dia harus melihat kembali kisah cinta dua orang terdekatnya, Seojun tidak tau apakah dirinya bisa melewati hal tersebut, bahkan dipikiraannya adalah untuk mendekati lebih dulu Im Jukyung namun setelah itu dirinya sama sekali tidak melakukan apapun, tampak ragu dengan keputusan. Jadi dirinya hanya bisa melindungi Jukyung dari jauh, mengawasi hal-hal yang akan membawa masalah seperti mengenai kasus Im Jukyung dengan Kang Soojin.

Seojun merasa ingin menjauhkan Jukyung dari Kang Soojin, namun setelah dilihat lebih jauh seperti ada yang aneh dengan perempuan bermarga Kang tersebut.

Ternyata Kang Soojin mengalami hal yang sama dengannya. Seojun rasanya ingin tertawa karena ada yang senasib dengannya, dirinyapun baru mengetahui bahwa perempuan tersebut memiliki masalah yang lebih rumit, selama ini Seojun sendiri pikir bahwa perempuan tersebut hanya bermanja-manja dengan kekayaan yang dimiliki namun rupanya dia salah besar.

Maka dari itu Seojun menginginkan walaupun itu jauh didalam lubuk hatinya ingin Soojin menjadi lebih baik, tidak terfokus dengan Suho, berteman dengan Jukyung dan menjalani harinya di SMA, tanpa ada masalah. Entah mengapa Seojun ingin perempuan tersebut tidak salah jalan seperti yang dialami di masa lalu.

Keinginannya sangat baik sekali padahal dirinya sendiri juga mengalami masalah. Ingin melupakan Jukyung namun hatinya sendiri masih bimbang, kejadian photoshoot itu membuatnya bertanya-tanya mengapa masih lemah melihat Jukyung. Hatinya terasa ada yang meremas saat melihat Jukyung meyakinkan Suho.

Seojun masih bimbang dengan dirinya sendiri. Persetan dirinya yang sok baik dan bijak menasehati Soojin, dirinya sendiri juga masih lemah. Mungkin inilah alasan supaya Soojin tidak seperti dirinya, saat melihat kisah perempuan tersebut, Seojun hanya ingin perempuan itu tidak jatuh ke dalam lubang yang sama.

Jadi begitulah kisahnya yang menyedihkan dan karena itulah Seojun melarikan diri untuk membolos jam pertama hingga istirahat, dia tidak peduli akan dimarahi oleh guru, dia hanya ingin tenang untuk sementara waktu. Tapi ketenangannya rupanya tidak bisa berlangsung lama, karena ponselnya berdering menampilkan nama adiknya, rasanya ingin mengabaikan tapi Seojun tidak sejahat itu, jadi dengan enggan dia mengangkat dan suara panik adiknya bisa terdengar.

"Oppa kau dimana?"

Seojun langsung berdiri dari rebahan santainya di atap sekolah saat mendengar suara adiknya yang panik. "Gowoon ada apa?" Tanyanya bingung tanpa menjawab pertanyaan Gowoon.

"Oppa coba lihat grup sekolah"

Seojun langsung mematikan panggilan teleponnya dan segera melihat grup sekolah yang jarang dibuka olehnya, saat itulah dirinya melihat banyak pesan dan notifikasi, selama ini dia mute grup tersebut karena berisik. Jari panjang Seojun membuka grup dan tanpa berlama-lama mencari, sebuah foto sudah terpampang di dalam grup. Kedua mata Seojun melebar seketika.

Foto dirinya dan Soojin saat mereka makan siang.

Sementara disisi lain.

"Bisa jelaskan?" Sua menatap Soojin dengan penuh harap, dari ekspresinya dia ingin tau pernyataan yang akan dikeluarkan sahabatnya itu.

"Itu salah paham Sua-ya," jawab Soojin. Dia menatap semua orang di dalam kelas yang menunggu jawabannya.

"Tolong jelaskan kesalahpahaman ini," Sua masih menuntut penjelasan sementara Soojin mendadak pusing.

"Sua-ya.."

"Selamat pagi semua maaf bapak terlambat," Guru Han masuk tanpa melihat situasi dan dia menyuruh muridnya untuk kembali ke tempat masing-masing, jadi penjelasan dari Soojin bisa tertunda sementara. Sua hanya melihat Soojin sekali lagi sebelum dia kembali duduk di tempatnya.

"Kita buka halaman.." Soojin berusaha untuk kembali fokus namun dirinya juga dibuat bingung, tidak menyangka mengapa foto tersebut bisa ada dan tersebar.

Mengapa dirinya jadi dibuat pusing seperti ini

••••••••

Saat bel istirahat berbunyi Sua langsung menghalangi Soojin diikuti oleh Taehoon, perempuan tersebut masih menuntut penjelasan dan tidak akan membiarkan Soojin kabur.

"Jelaskan padaku terlebih dahulu,"

"Sua, aku bilang ini salah paham,"

"Kalau begitu jelaskan," Sua merentangkan tangannya menjaga supaya Soojin tidak kabur, dibelakangnya Taehoon hanya bisa menenangkan pacarnya tersebut.

Soojin menghela nafas, dia melirik kearah belakang Sua dan melihat kalau teman sekelasnya juga tidak keluar untuk ke kantin, melainkan seperti menunggu klarifikasinya.

"Aku dan Seojun murni teman," kata Soojin akhirnya. Lalu dipotong oleh Sua. "Lalu foto itu?" Tanyanya.

"Itu hanya foto saat Seojun makan bekal dan aku ada disana---"

"Kenapa dia makan denganmu?"

"Itu karena..."

"Kenapa kamu mengusap wajahnya?"

"Itu..."

"Kapan kalian dekat? Aku tidak tau kamu dekat dengannya."

Soojin menghena nafas karena Sua sama sekali tidak mendengarkan dan memotong pembicaraannya.

"Sua.."

"Kita pacaran."

Soojin terkejut karena suara itu berasal dari pemuda yang saat ini terlibat gosip dengannya, tidak hanya dia, Sua dan teman sekelas lain juga sama terkejutnya karena perkataan dari Han Seojun.

"Apa maksudnya?" Sua kembali sadar dari rasa terkejutnya dan bertanya pada Seojun.

"Aku dan Kang Soojin pacaran, memang kenapa? Ada masalah?" Seojun berkata dengan nada menyebalkan.

Soojin langsung menghampiri Seojun dengan tatapan tajam. "Han Seojun jangan memperkeruh suasana." Kata Soojin lalu dia menatap Sua. "Sua dengar, aku dan Seojun.."

"Pacaran."

Soojin mendelik pada Seojun karena memotong pembicaraannya, sementara pemuda itu sama sekali tidak bersalah dan terlihat santai.

Sua menatap Seojun kesal, dia mendekati pemuda tersebut. "Apa kau main-main? Lalu bagaimana dengan foto kau dengan Jukyung?" Tanyanya mengabaikan Soojin yang hendak memberikan keterangan.

"Itu hanya photoshoot untuk kebutuhan, Jukyung hanya membantuku saja." Jelas Seojun sambil membalas tatapan Sua. "Lagipula aku sudah punya pacar." dia menunjuk Soojin yang kini memberikan tatapan membunuh padanya.

Sua masih tidak percaya jadi dia melihat kearah Soojin meminta penjelasan. Dan tentu saja Soojin akan menjelasankan dengan suka rela namun belum sempat menjelaskan, tangannya sudah ditarik oleh Seojun.

"Tidak ada yang perlu di jelaskan, sekarang aku ingin makan siang dengan pacarku." Kata Seojun dengan seringai kearah Sua, kemudian dia pergi membawa Soojin, meninggalkan Sua yang merengut kesal.

Seojun tidak peduli dengan tatapan semua orang yang mengarah kepadanya dan juga Soojin, dia hanya terus berjalan sampai ke atap sekolah, dia menutup pintu atap dan memastikan bahwa tidak ada orang selain dirinya dan Soojin.

Kemudian dia menatap Soojin. "Dengar..."

Soojin langsung meninju perut Seojun cukup keras hingga membuat pemuda itu meringis memegangi perut kesakitan.

"Kenapa kau meninjuku?" Seojun menatap kearah perempuan yang sudah meninjunya, sementara Soojin sama sekali tidak merasa bersalah dan malah menatap Seojun kesal.

"Apa maksudmu mengatakan itu? Kau tau masalah aku sudah banyak, jangan menambah hal yang tidak penting!" Soojin marah dan hendak memukul wajah Seojun namun tangannya ditahan oleh pemuda itu.

"Dengarkan aku dulu!" Seojun berteriak tepat di depan wajah Soojin karena perempuan itu sama sekali tidak mendengarkannya.

"Aku hanya refleks, maksudku adalah apa lagi yang harus dijelaskan?" Seojun mengeluarkan pertanyaan retoris sambil melepaskan cengkraman tangannya.

Ekspresi Soojin langsung aneh. "Apa lagi? Kau bilang kita pacaran itu sama saja dengan masalah!"

"Daripada aku ada gosip dengan Jukyung nanti juga akan membuat Suho marah, ujungnya juga masalah." Balas Seojun membuat Soojin makin kesal.

"Jadi ini karena untuk Jukyungkan? Seharusnya kau bilang kalau kita ini hanya makan bersama, apa susahnya?" Soojin benar-benar tidak habis pikir dengan pola pikir Seojun, ada yang simple kenapa malah dibikin rumit, malah penjelasan pemuda itu terkesan berbelit dan tidak nyambung.

Soojin bisa melihat Seojun berubah ekspresinya, pemuda itu tampak lesu dan menunduk. "Maaf." Ucap Seojun pada akhirnya membuat Soojin menatap tidak mengerti.

"Maaf? Setelah kau mengumunkan hal yang tidak penting." Balas Soojin dengan nada penuh emosi. Dia melihat Seojun terdiam dan tidak membalas perkataannya, jadi dia membuat keputusan.

"Aku akan menjelaskan ini semua kesalahpahaman, aku ingin terhindar dari gosip," ucap Soojin final, dia melangkah mendekati pintu atap hendak membuka namun Seojun membuka suara.

"Bantu aku.." Seojun bersuara lirih menatap punggung Soojin. Sementara perempuan bermarga Kang itu berbalik untuk melihat apa yang akan dikatakan Seojun selanjutnya.

"Bantu aku keluar dari perasaan ini Soojin, bantu aku melupakan Im Jukyung."

•••••••••••••

Sua tampak gelisah di depan gerbang sekolah, perempuan imut itu berjalan mondar-mandir seperti setrika, disampingnya ada Jukyung yang dengan setia menenangkan Sua.

"Aku masih tidak percaya Soojin berpacaran dengan Seojun, menurutku ada yang aneh, bagaimana denganmu Im ju?" Sua melihat kearah Jukyung dengan pandangan penasaran.

"Aku merasa mungkin Soojin punya alasan lagipula kita tidak tau perasaan seseorangkan, Sua-ya?" Respon Jukyung dengan lembut namun Sua merasa tidak puas.

"Lihat sekarang, bahkan selama ini Soojin tidak pernah membolos, ini pertama kalinya dia tidak hadir di kelas sampai waktu pulang sekolah." Sua berbicara dengan cemas. "Aku takut Seojun memaksa atau memberikan pengaruh buruk padanya." Tambah Sua lagi dengan mengigiti kukunya.

Jukyung yang melihat Sua seperti itu hanya bisa menenangkan Sua, lalu beberapa saat kemudian dua orang pemuda menghampiri mereka, Sua langsung bertanya.

"Tae tae, bagaimana?" Tanya Sua pada salah satu pemuda yang ternyata adalah Taehoon.

"Tidak ada dimanapun, di atap juga tidak ada." Kata Taehoon lalu dia melirik pemuda disebelahnya yang ternyata adalah Suho.

Suho memperlihatkan layar ponselnya kepada Sua.

"Ini pesan dari Soojin, dia bilang maaf dan untuk hari ini dia butuh waktu sendiri, dia berjanji akan menjelaskannya besok." Kata Suho pada Sua yang semakin gelisah.

"Apa tidak apa-apa?" Tanyanya khawatir.

"Tidak apa-apa aku jamin, walaupun Seojun terlihat nakal tapi dia sebenarnya baik," ucap Suho tanpa sadar membela Seojun.

"Ya aku setuju, mereka berdua pasti akan menjelaskan ke kita, percaya pada Soojin-ah, Sua-ya." Tambah Jukyung mendukung kalimat Suho.

Jadi Sua hanya bisa menghela nafas dan menunggu bagaimana dua orang itu menjelaskan, dia penasaran dan butuh kejelasan karena setau Sua bahwa selama ini Soojin sangat tidak menyukai orang seperti Seojun yang brandalan dan senang mengganggu orang.

Dia masih denial mengenai hubungan mereka.

Sungguh pacarankah? Atau hanya main-main?

•••••••••

~To be continue

Segini dulu ya...

Sorry authornya lama update dikarenakan imajinasi author suka hilang hilang kayak sinyal.
Komentar kalian adalah semangat buatku :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro