Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. Change

Happy Reading

~Fall in You~

"Sudah kubilang berapa kali untuk mendapat nilai tinggi dari anak itu, hah!"

Terdengar suara benda pecah yang dilemparkan oleh seorang pria tua.

"Sayang sudahlah, setidaknya Soojin sudah berusaha keras." Wanita disebelahnya menenangkan berharap suaminya tenang.

Pria tua itu mendengus, dia menunjuk wajah perempuan muda satu-satunya di keluarga itu.

"Kalau kau mendapat nilai dibawah anak itu, akan aku pastikan kau menderita," desis pria itu sebelum pergi meninggalkan perempuan tersebut, wanita disebelah pria itu hanya bisa mengusap lengan anak perempuannya sebelum pergi menyusul suaminya.

Ketika hanya dia seorang yang ditinggalkan di ruang tamu besar itu, helaan nafas terdengar, telinganya rasanya berdenging tidak tahan mendengar ocehan orang tua.

"Aishh." Rasanya dia ingin mengumpat, tapi dia tahan karena masih di ruang tengah bisa saja pria tua itu kembali.

Akhirnya dia menuju ke kamarnya, mengucinya dan berteriak.

"Aku bisa gila!" perempuan itu menendang tempat sampah yang ada dikamarnya. "Kalau kau ingin bersaing dengannya, kenapa tidak kau saja yang belajar dan mendapat nilai bagus hah!!" Perempuan itu menunjuk pintunya.

"Kau pikir itu gampang??"

"Dasar pria tua sialan!" Umpatnya.

Sungguh ingin sekali dia menendang pria itu jika saja dia tidak ingat kalau pria itu adalah ayahnya dan juga dia masih memakai uang ayahnya. Lagipula mengapa dia harus kembali ke masa-masa sulitnya?

"Secara logika memang ini tidak masuk akal," ujar perempuan bernama Soojin itu. "Tapi ini benar-benar terjadi." Tangannya bersidekap, kemudian menghela nafas lagi.

"Tuhan sepertinya membenciku, padahal aku sudah bahagia bebas dari pria tua itu." Soojin berbicara lagi entah pada siapa.

"Tapi tunggu sepertinya aku mendapat ide."

Lantas perempuan bermarga Kang itu menulis sesuatu dikertasnya.

"Jika memang aku kembali ke masa lalu, maka aku ingin mengubahnya, setidaknya menjadi lebih baik,"

Senyum merekah keluar dari bibirnya sebelum ada suara yang terasa didepan wajahnya, hingga pandangannya berubah menjadi kembali di dalam kelas.

"Soojin-ah"

Sebuah tangan menjentik tepat diwajahnya dan membuatnya terkejut. "Ya apa?"

"Kau melamun sedari tadi, apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Sooah, perempuan berambut pendek.

"Apakah sesuatu yang sulit? Kau mendapat masalah?" Perempuan disebelahnya juga ikut bertanya, wajahnya yang cantik tampak khawatir.

"Tidak, aku tidak apa-apa hanya memikirkan sesuatu."

"Apa pacar?" Tanya Sooah semangat. "Oh aku tau, kau memikirkan Lee Suho??"

Mendengar nama Suho membuat Soojin langsung menggeleng, nama itulah yang membuatnya jadi tokoh antagonis, oh bisa saja jika sekarang dia mengubahnya dan membuat Suho menjadi suka padanya, ide yang sangat baguskan?

"Bukan." Tapi Soojin memutuskan untuk menyanggah, dia hanya ingin bebas dari ayahnya, walaupun rasa sukanya terhadap Suho masih belum hilang tapi dia tidak mau mendapat masalah, lagipula dia tidak mau bermusuhan dengan Jukyung, teman perempuan yang sedang duduk disebelahnya ini.

"Kau jangan sering melamun, itu tidak baik," ujar Jukyung yang langsung diangguki oleh Sooah.

"Jika ada masalah, lebih baik kau cerita pada kami, siapa tau kita bisa bantu," tambah Sooah.

Senyum Soojin terbentuk, rasanya sungguh menyesal jika dia meninggalkan dua teman perempuannya ini hanya gara-gara laki-laki.

"Baik bos," ungkapnya sembari mengangkat tangan ala junior yang memberi hormat ke senior.

••••••

Sekarang sudah pukul enam sore, bisa dibilang menuju malam, Soojin menimbang-nimbang apakah dia akan menyusul kedua temannya untuk ke tempat karaoke atau tidak, berhubung menyambut Jukyung sebagai anak baru, terhitung sudah empat hari jika dihitung dengan hari ini.

"Astaga rasanya aku lelah," ucapnya dengan keras, untung tidak ada orang, akhir-akhir ini setelah dia kembali ke titik dimana dia mengulang semuanya, dia jadi menunjukkan berbagai emosi.

Sekarang dia harus diam-diam mengambil kerja part time, tapi masalahnya adalah tempat kerja mana yang mau memperkerjakan anak SMA?

Dia hari ini tidak ada jadwal les, terhitung jadwal belajarnya itu tiga kali dalam seminggu, hari senin, selasa dan rabu, empat hari selanjutnya free tapi bisa jadi pria tua itu akan menambahkannya seperti dulu.

Sedang termenung dalam pikirannya, Soojin mendengar sebuah suara, dia melihat di gang kecil tidak jauh dari tempat karauke tiga orang sedang menarik-narik isi tas satu orang yang terlihat pasrah, karena gelap dia belum bisa melihat dengan jelas tapi dia tau itu adalah pemerasan.

Setelah dia cukup dekat barulah dia mengetahui siapa pelakunya, ternyata itu adalah Park Saemi dan teman-temannya, nasib sungguh sial karena dia harus bertemu dengan mereka, tapi jika dia mengabaikan semuanya, maka perempuan yang dibully itu, Joo Hyemin akan menderita.

"Ya!"

Setelah Soojin berteriak, empat orang itu melihat padanya. "Lepaskan dia jika kau tidak ingin menyesal."

Tentu saja tidak mungkin semudah itu karena perempuan itu adalah Park Saemi. "Ini bukan urusanmu." Desisnya marah.

Soojin tertawa sinis, kemudian dengan sangat cepat dia mendekat dan melayangkan kakinya pada wajah Saemi, hanya beberapa senti karena jika terkena mungkin akan meremukkan tulang hidung perempuan itu.

Saemi tentu saja kaget begitupula teman-teman dan Hyemin, bahkan perempuan bar bar itu terhuyung kebelakang dengan wajah shocknya.

Soojin langsung menarik Hyemin dan mengambil tas perempuan itu yang terjatuh. "Apa berbuat jahat menyenangkan bagimu? Justru akan membuatmu hancur," ucapnya sedikit memodifikasi kalimat yang diucapkan seseorang.

Baru beberapa langkah, Saemi sudah berteriak. "Kau yang akan hancur, aku punya pacar yang hebat." Dia marah-marah dan hendak menarik tas Soojin tapi tentu saja langsung dihindari oleh perempuan itu.

Kalau dilanjutkan bisa-bisa akan bertambah masalah, jadi Soojin memutuskan untuk mengabaikan perempuan bar bar itu, dia membawa Hyemin ke depan karaoke.

"Berhubung aku ada urusan disini, jadi tidak apa-apakan jika aku tinggal?" Tanya Soojin yang langsung diangguki oleh Hyemin.

"T-terimakasih..."

"Soojin"

Hyemin yang tadinya menunduk kemudian melihat Soojin. "Terimakasih Soojin." Setelah membungkuk beberapa kali, perempuan bernama Hyemin itu pergi, bisa dilihat mungkin Hyemin masih kaget, Soojin tidak habis pikir dulu dia menggunakan perempuan itu untuk menghancurkan Jukyung.

Setelah dirasa Hyemin sudah menghilang dari pandangannya, Soojin memutuskan untuk masuk ke dalam tapi ketika hendak berbalik, dia dikejutkan oleh tubuh tinggi yang menghalanginya.

"Astaga!" Rasanya Soojin hampir kehilangan jantungnya, dia tidak sadar dengan keberadaan orang dibelakangnya ini.

"Kang Soojin."

Soojin mendongak, dia menatap wajah yang dia kenal. "Han Seojun?"

Ternyata itu Han Seojun, teman sekelasnya yang terkenal bad boy, sungguh sangat langka melihatnya berada didekat tempat seperti ini walaupun pemuda itu akan menjadi idol.

"Kau habis dari karaoke?" Tanya Soojin.

"ANIYA." Seojun menyangkal dengan suara yang keras, hingga membuat beberapa orang yang lewat menoleh.

"Ah baiklah." Hanya itu yang bisa diucapkan karena Soojin ingin menemui Jukyung dan Sooah di dalam tempat karaoke.

"Ya! Perempuan sialan."

Itu bukan suara Seojun melainkan Park Saemi, sepertinya perempuan itu sungguh tidak terima dengan apa yang telah dia alami, bahkan pembalasannya sungguh cepat.

Soojin melihat Saemi yang saat ini sudah membawa pemuda yang sepertinya adalah pacarnya karena Soojin juga sedikit lupa.

"Dia yang telah menendang wajahku," ujar Saemi mengadu.

Pemuda itu langsung mendelik kearah Soojin, kemudian beralih kearah pemuda bertampang brandal disebelah Soojin.

"Han Seojun?"

Seojun tampak berdecak dan menatap malas. "Kau lagi."

"Tidak aku sangka akan bertemu kau disini, sekarang ayo selesaikan urusan kita," ucapnya.

"Bagaimana dengan perempuan sialan itu?" Saemi menunjuk Soojin.

"Tentu saja akan aku urus juga, dua lebih baik," ujarnya menyeringai.

Soojin melihat banyaknya pengikut pemuda itu, peluang menang akan sangat tipis.

"Kalian mau berkelahi ditempat ramai seperti ini?" Tanya Seojun, sebenarnya sangat tidak tepat bertanya hal seperti itu karena secara tidak langsung, dia menyetujui untuk berkelahi.

"Tentu saja akan aku tunjukkan tempat terbaik," ucapnya.

Karena kalimat Han Seojun yang membuatnya dalam situasi seperti ini ditambah Saemi yang terus memelototi Soojin, akhirnya perempuan itu untuk sementara ikut. Posisi mereka berada ditengah, Saemi dan pacarnya juga dua orang di depan lalu dibelakang ada enam orang termasuk temannya Saemi.

Sungguh posisi yang sulit.

"Semua gara-gara kau Han Seojun," Soojin mendelik marah, sedangkan pemuda disebelahnya tampak santai.

"Kau sendiri menendang pacarnya."

"Aku tidak mengenainya hanya nyaris," ucap Soojin membela diri.

"Kalau begitu kau yang membuat masalah ini," ujarnya menyebalkan.

Soojin mendengus, dia tidak bisa bertengkar seperti ini dan menyalahkan Seojun, harus berpikir bagaimana caranya supaya bisa lolos

Tiba-tiba tangan kanan Soojin yang sedari tadi berada dikantung melempar sesuatu tentu saja menggunakan jempol dan telunjuknya supaya tidak ketahuan, sebuah koin terlempar kedepan mengenai pacarnya Saemi.

"Apa itu!" Dia marah dan melihat kebelakang, matanya memelototi Seojun yang hanya bisa menatap bingung. "Apa?"

"Kau melempar sesuatukan?"

"Tanganku sedari tadi disini," ucapnya dengan menunjukkan tangannya yang baru keluar dari saku jaket. "Untuk apa aku melakukan sesuatu yang memalukan seperti itu," jelasnya lagi.

Lalu pemuda itu melihat kearah Soojin yang langsung dibalas dengan kernyitan. "Untuk apa aku melakukan hal itu jika aku bisa menendangmu," ucapnya yang malah membuat pacar Saemi emosi.

"Kau!"

Seojun langsung memukul wajah itu dan Soojin dengan refleks menendang orang yang ada dibelakangnya, setelah ada celah karena beberapa orang teralihkan dengan ocehan ketua sialan itu, Soojin menarik Seojun, mereka berlari seperti tidak ada lagi hari esok.

"Kau tidak perlu membawaku." Protes Seojun ketika mereka berlari, Soojin berdecak dalam larinya.

"Aku ini baik, jika aku jahat, aku akan bergabung dengan mereka dan membuat grup," ujar Soojin membuat Seojun berdecak sebal.

"Ya. Pengecut Seojun kemari kau!"

Sepertinya si pacar Saemi sangat marah karena wajahnya memerah atau mungkin karena pukulan Seojun yang cukup keras.

Seojun mendesis, tangannya yang masih digenggam oleh Soojin langsung dia lepas berganti dengan pemuda itu yang memegangnya.

"Jangan jadi lamban."

Merekapun berlari sangat cepat dengan Seojun yang memimpin hingga menghasilkan jarak yang cukup jauh, setelah berada dijalan yang sepi, Seojun langsung menarik perempuan itu untuk bersembunyi dibalik tempat sampah besar.

"Kemana si bedebah itu!"

"Ini semua gara-gara kau yang banyak omong," ujar Saemi memarahi pacarnya.

"Hei kenapa kau memarahiku?"

Mereka bertengkar dan hal itu masih terdengar oleh mereka berdua yang bersembunyi, entahlah hubungan dua bar bar itu seperti apa, tidak peduli dan tidak penting.

"Lebih baik kita cari lagi, dia pasti belum jauh, coba kesana," ujar Sungyong, pacar Saemi.

Semuanya berlari kearah berlawanan dari tempat persembunyian Seojun dan Soojin, untung saja mereka tidak menyadari tempat sampah itu.

Setelah dirasa tidak ada orang, mereka keluar dari tempat persembunyian.

"Lebih baik kita cepat," ucap Soojin tangannya tanpa sadar masih memegang tangan Seojun berusaha untuk mengajaknya pergi.

"Ayo cepat."

Seojun hanya menuruti, seketika dia jadi tidak protes, mungkin efek lari dengan sangat cepat.

To be continued

Awal mula sudah banyak masalah

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro