Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

30. Gosip

Safira berjalan di koridor sekolah dengan kebingungan. Semua siswa yang sudah datang duluan di sekolah memandangnya dengan tatapan membenci.

Bahkan ada yang terang-terangan mencaci dirinya dengan sebutan tidak senonoh. Gadis itu benar-benar bingung, pasalnya ia tidak tahu apa-apa.

Seorang siswi berjalan ke arah Safira lalu menariknya dari kerumunan. "Kamu mau bawa aku ke mana?" tanya Safira.

"Ada kabar buruk buat lo," katanya sambil terus menggiring Safira ke mading sekolah.

Masih banyak siswa yang berkerumun di mading, lalu siswi tadi mendorong kerumunan agar Safira bisa masuk.

Semuanya memandang Safira dengan tatapan jijik yang membuat gadis itu semakin bingung.

Safira melihat beberapa lembar foto dirinya tertempel di mading. Foto dirinya dan ayahnya yang tengah bergandengan tangan di sebuah eskalator mall.

Di atas foto itu ada sebuah tulisan yang menarik perhatian Safira. Mengatakan jika Safira adalah gadis tidak benar yang menjadi simpanan orang yang lebih tua.

Safira tertawa ketika membacanya, perutnya terasa kram. Sungguh ini sangat lucu baginya. Ia melepas foto yang tertempel di mading lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Kenapa lo ketawa? Harusnya lo malu karena udah ketahuan," kata salah satu siswi.

"Buat apa aku malu? Ini semua gak bener, aku bukan simpanan om-om, foto iniー"

Belum selesai Safira memberikan karifikasi, sebuah ember berisi melayang ke arahnya. Membuat air di dalamnya tumpah dan mengenai tubuh Safira hingga basah kuyup, membuatnya terkejut.

"Gue kira lo anak polos selama ini, tapi ternyata .... " Maurin berdecak sambil menggelengkan kepala, tidak melanjutkan kata-katanya.

Kini Safira paham. Senyum sinis tersungging di wajahnya, ia melipat kedua tangan di dada sambil menatap Maurin remeh. "Jadi ini ulah kamu lagi?"

"Kenapa? Lo malu karena udah ketahuan jadi simpenan om-om?" Safira tertawa terpingkal-pingkal.

"Aku harus malu? Malu apa? Kamu tahu siapa lelaki yang ada di foto tadi?" tanyanya.

"Gue emang gak kenal, tapi gue tahu siapa dia. Om itu salah satu temen bisnis papanya Gema, gue sering lihat dia di rumah Gema kalau ada acara." Safira menyeringai, membuat Maurin kebingungan.

"Kamu bener, ayahnya Gema memang relasi bisnisnya papaku. Foto lelaki itu papaku. Puas kamu?" sentak Safira.

Gadis itu mendekat ke arah Maurin. "Mau kamu apa, Maurin? Masih belum puas? Aku udah gak bisa sabar lagi sekarang!" Ia mendorong bahu Maurin dengan telunjuknya, berulang kali.

Safira menampar pipi Maurin dengan sangat keras hingga wajah gadis itu tertoleh ke samping. Tangan Safira terasa kebas setelah menampar gadis itu.

"Masih mau fitnah aku lagi? Apa masalah kamu sama aku sebenernya, hah? Aku gak pernah cari gara-gara sama kamu," teriak Safira pada Maurin.

Seluruh siswa yang ada di sana berkerumun membentuk lingkaran, menyaksikan perkelahian kedua gadis itu tanpa berniat melerai. Bahkan beberapa dari mereka mulai merekam melalui layar ponselnya.

"Belum puas kamu misahin aku sama Nathan? Belum puas kamu hina aku selama ini? Belum puas kamu siksa aku selama ini?"

Safira menangis. Air mata yang sudah susah payah ia tahan kini meluncur keluar dengan derasnya.

Gadis itu berlari kencang setelahnya, menabrak bahu Maurin tanpa sengaja hingga membuat gadis itu terjatuh.

Rencananya untuk mempermalukan Safira telah gagal total. Ia bahkan tidak tahu jika ternyata Safira sebenarnya adalah anak orang kaya.

Maurin menghentakkan kakinya dan menjerit karena kesal. "Ngeselin. Awas lo Safira! Gue gak akan puas sebelum lo enyah dari dunia ini!"

Setelahnya ia dan teman-temannya pergi dari sana, menerobos kerumunan siswa yang perlahan mulai membubarkan diri.

Safira duduk di sofa yang ada di atap sekolah. Menangis sendirian di sana, ia bahkan tidak menghiraukan seragamnya yang masih basah.

"Aku butuh kamu, Nath," lirihnya di sela isak tangis.

Langkah kaki yang perlahan mendekat terdengar di indera pendengaran Safira. Gadis itu menoleh ke arah suara dan mendapati Rafa berdiri di sampingnya.

Ia meletakkan jaket ke atas bahu Safira. "Ganti baju lo, nanti lo sakit," katanya sambil menyerahkan sebuah paper bag.

Safira bangkit dari duduknya. Menatap Rafa bingung. Ia merasa lelaki itu selalu ada di mana-mana.

"Thanks." Setelahnya Safira turun dari sana. Masuk ke salah satu bilik toilet dan mengganti pakaiannya dengan seragam baru yang ada di dalam paper bag pemberian Rafa tadi.

Setelah selesai, Safira keluar dan mendapati Rafa berdiri di depan pintu toilet wanita. "Kamu ngapain di sini?"

Rafa menoleh. "Udah selesai? Ayo, gue anter ke kelas."

Safira mengekor langkah Rafa hingga keduanya sampai di kelas Safira. Tepat di depan pintu kelas, Rafa langsung pergi dari sana.

Safira yang masih kebingungan memilih masuk ke dalam kelas dan duduk di tempatnya.

Nathan, kedua netra lelaki itu terfokus pada Safira sejak kedatangan gadis itu bersama Rafa tadi. Mengamati Safira tanpa gadis itu sadari.

*****

Bel pulang sekolah berbunyi. Gema benar-benar menepati ucapannya untuk menjemput Safira.

Lelaki itu tersenyum melihat kedatangan Safira. Seperti biasa, ia akan memakaikan helm lalu membantu Safira naik ke atas motor.

Menghidupkan mesin beroda dua itu lalu melaju meninggalkan kawasan sekolah.

Melihat kedekatan Gema dan Safira membuat desas-desus tentang keduanya timbul. Banyak yang mengatakan jika Safira menjalin hubungan dengan ketua Gangster itu, banyak pula yang berspekulasi jika Safira putus dengan Nathan karena ingin mendekati Gema.

Mendengar berita tidak benar tentang Safira membuat Nathan marah. Ia mendekati kerumunan yang tengah berbagi gosip itu.

"Shut up, okay? Jangan suka nyebarin gosip tanpa kebenaran. Lo mau gue hajar?"

Kerumunan yang mendengar ancaman Nathan langsung membubarkan diri setelahnya.

Maurin yang melihat Nathan masih membela Safira berlalu dari sana dengan perasaan marah. Sekali lagi, ia kalah dengan Safira.

To be continue ....




Hai aku comeback
Gimana sama part ini?
Kurang greget?
Hmm, kmren ada yg minta Safira sma Gema aja
ini udh ak turutin
atau skrng mau sma Rafa aja? dia selalu ada loh wkwk

Oke segitu aja, mksih yg udh bertahan baca cerita ini smpe skrng, hehe
jgn lupa tinggalkan jejak spt biasa


Btw ak mau ngucapin thanks, komennya tembus 1k lebih, hehe
Lup yuu all

09/08/2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro