Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3. Chocolate Ice Cream

"Saya Suzumeda Kaori. Kelas 1. Mulai hari ini, saya akan berusaha memberikan yang terbaik. Untuk itu, mohon bantuannya." Kaori melakukan ojigi atau membungkuk untuk memberi rasa hormat.

Kaori berdiri di antara pelatih tim voli putra Akademi Fukurodani, Yamiji Takeyuki, dan Shirofuku Yukie. Di hadapannya kini para anggota tim voli yang baru maupun yang lama, mereka melakukan ojigi juga.

Setelah perkenalan, mereka melakukan aktivitas kembali. Kaori sibuk membantu Yukie.

Berkali-kali Kaori mondar-mandir mengambil ini-itu, memberikan minuman, memberikan handuk, tidak lupa ikut membantu membereskan bola yang berserakan.

Sudah pukul 6 petang, latihan dihentikan. Mereka semua berberes sebelum pulang dari latihan klub.

"Hey, pulang bersama, yuk." ajak Yukie pada Kaori yang berjalan menuju ruang ganti perempuan.

"Boleh. Tapi, apa rumah kita searah?"

"Kamu melewati konbini tidak? Yang sebelum persimpangan jalan sana." tangan Yukie menunjuk ke arah lain.

"Iya."

"Oh, bagus. Kita mampir dulu. Biasanya kami mampir dulu sebelum pulang."

Kaori mengerutkan kening, "Kami?"

***

Sampailah Kaori dan Yukie di Konbini yang dimaksud. Hanya sekitar radius 600 meter dari sekolah.

Oh, ini maksudnya, batin Kaori yang mendapati sosok beberapa seniornya di klub voli putra yang sedang mencari camilan di beberapa rak konbini.

Apakah ini termasuk tradisi klub? Setiap pulang latihan, ke konbini membeli camilan lalu berbincang remeh kemudian pulang ke rumah?

Kaori menuju lemari pendingin yang berisi banyak macam es krim. Kemudian ke kasir setelah memilih rasa yang ia inginkan. Ia memilih es krim popsicle rasa coklat.

Keluarlah ia dari konbini mengekori Yukie, para seniornya yang tadi sudah berkumpul berbincang sambil sibuk menikmati camilan dan minuman ringan.

Salah satu seniornya yang bersurai hitam dan putih jabrik itu, namanya Bokuto, memasang wajah lesu. Pasalnya, es krim yang ingin dilahapnya malah jatuh tidak sengaja.

Kaori mengedarkan pandangan pada senior lain yang memasang wajah seolah melihat anak kecil yang sebentar lagi akan merengek karena mainannya rusak. Dan itu sangat menyebalkan.

Menghampiri ia pada Bokuto sambil memberikan es krim popsicle miliknya yang masih dalam keadaan baru.

"Ini. Ambil saja punyaku."

"Beneran?" Bokuto melirik sebentar pada es krim di tangan Kaori.

Kaori mengangguk, "Iya. Tenang saja, ini belum aku buka."

Bokuto tersenyum lebar. Sampai memamerkan deretan giginya, "Yey!" diambilnya es krim itu dari tangan Kaori, "terima kasih, manajer baru."

"Bokuto-san, dia punya nama." sahut si pemilik surai hitam dan netra glumental blue, namanya Akaashi.

"Oh, iya. Terima kasih, Kaori."

"Eh? Langsung nama depan." Yukie berkomentar.

"Hehe. Sama-sama. Tidak apa-apa, aku lebih suka dipanggil 'Kaori'. Lebih sederhana saja." Kaori menatap satu-satu seniornya sambil tersenyum.

Kemudian lunturlah senyumannya karena senior yang gadis itu cari tidak ada di antara mereka.

"Hey."

Suara berat itu berasal dari belakang dirinya. Berbaliklah Kaori lantas terkejut. Berusaha untuk tetap normal seraya mengatur detak jantungnya yang sudah mulai tidak keruan.

Suara itu, suara dari orang yang ia kagumi, Konoha Akinori.

Kemudian melirik pada tangannya yang membawa es krim popsicle rasa coklat seperti yang Kaori beli sebelumnya.

"Buatmu. Menggantikan es krimmu yang malah untuk si Bokuto."

Kaori gelagapan, "E-eh? Tidak usah. Sungguh."

Konoha meraih punggung tangan Kaori, menengadah, kemudian meletakkan es krimnya pada telapak tangan Kaori.

Degup jantungnya sudah lepas kendali. Semburat pada pipinya mungkin mengalahkan warna bunga sakura yang ia simpan dalam pigura.

Saling menatap mereka, dengan semilir angin musim semi yang membuat sedikit menggoyangkan surai mereka. Seperti pada film romansa, mereka tidak memedulikan sekitarnya.

"Tidak apa-apa. Sekalian, ini dariku sebagai ucapan 'selamat datang'. Mohon kerjasamanya untuk satu tahun ke depan, ya, Suzumeda."

Raut wajah Kaori berubah.

Apa? Suzumeda?

Yah...

Kaori kecewa. Konoha masih memanggil nama keluarganya. Tapi ia berusaha untuk tetap tersenyum.

"Iya. Mohon kerjasamanya."

Konoha melepaskan pegangannya. Telapak tangan Kaori memang dingin sedari tadi, tapi karena sentuhan tadi jadi tidak terasa dinginnya.

Es krim ini rasanya mau disimpan saja, deh. Sayang banget kalau dimakan, batin Kaori.

[Bersambung]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro