Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Homesteading

Dahulu, saya bercita-cita ingin seperti Ma, mamanya Laura karakter dalam film Little House on The Praire. Sebuah film yang diangkat dari buku dengan judul yang sama. Dalam film tersebut, Laura dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang sederhana. Setiap hari Ma memasak untuk anak-anaknya, menjahitkan baju, membuat selimut dari perca, membuatkan topi. Semuanya dibuat sendiri.  Entah mengapa, saya jatuh hati dengan kehidupan mereka. Padahal jarak waktu antara saya dengan mereka puluhan tahun.

Belakangan ini tiba-tiba saja, tanpa terduga saya menemukan sebuah artikel tentang homesteading. Sejenak saya berseru saat membacanya.
"Ini gue banget."
Benar-benar sebuah gaya hidup yang saya mimpikam sejak lama. 

Homesteading atau homestead bisa dikatakan sebagai upaya seseorang untuk hidup secara mandiri. Mandiri di sini artinya mampu memenuhi kebutuhannya dari pekarangan atau tanahnya sendiri. Homestead biasanya dimulai dengan berkebun dan beternak untuk memenuhi kebutuhan akan sumber pangan. Memasak sendiri bahan pangan yang segar dan sehat. Beberapa homesteader ada pula yang menjahit pakaiannya sendiri, bahkan membuat serat kain sendiri, membuat perabot hingga mandiri secara energi. Intinya sebisa mungkin tidak banyak membeli barang-barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kalau bisa membuat sendiri ya bikin sendiri.   Kehidupan seperti ini sangat dekat dengan semangat hidup berkelanjutan. Mencintai, mengolah dan mengambil manfaat dari bumi untuk kemudian dikembalikan ke bumi lagi. Mirip-mirip seperti kehidupan yang dijalani oleh Laura pada masanya. Mungkin ada yang bertanya. Ini kan sudah abad 21. Mengapa justru kembali ke masa abad  19? Sebab justru karena bumi ini semakin padat dan tua, masalah sampah di mana-mana juga pencemaran lainnya, banyak pihak yang kemudian berpikir untuk mengembalikan lagi kualitas lingkungan agar tidak semakin rusak. Dengan gaya hidup yang ramah lingkungan dan tidak konsumtif.

Rata-rata homesteader mengawali homesteadingnya dengan membeli tanah di lingkungan pedesaan bahkan  ada punya yang sengaja menepi di lereng pegunungan. Keinginan untuk lebih dekat dengan alam dan ada faktor harga tanah yang lebih murah juga. Sehingga bisa membeli tanah lebih luas. Alam yang masih asri di mana air yang mengalir di sungainya masih jernih, suara burung masih bisa kita jumpai setiap pagi menjadi terapi tersendiri bagi jiwa-jiwa yang selama ini terlalu sibuk dengan hiruk pikuk kota. Namun bukan berarti di kota kira tidak bisa memulai homestead. Menghasilkan bahan pangan dari pekarangan masih bisa dilakukan di kotam dengan memanfaatkan teknologi holtikultura. Bahkan kini ada penelitian yang memungkinkan kita beternak tanpa menimbulkan bau bila rumah kita berdekatan dengan tetangga. Justeu di abad 21 ini semangat hidup secara mandiri dan berkelanjutan didukung oleh kemajuan teknologi. Seperti teknologi pengolahan biogas, biodisel untuk energi. Meski secara ekonomi masih terlalu mahal jika dilakukan dalam skala rumah tangga. Namun bukan tidak mungkin bila diterapkan secara komunal. Upaya-upaya untuk mencintai bumi dengan membuat biopori, kompos, panen air hujan jufa masih bisa dilakukan di kota. There is a will, there is a way. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.

Memulai hidup secara homesteading merupakan tantangan tersendiri. Apalagi yang sebelumnya terbiasa dengan berbagai fasilitas di kota. Selain itu kita juga harus siap dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan. Tak harus sekaligus. Belajar apapun tentu memerlukan waktu. Satu per satu. Yang terpenting adalah keterampilan berkebun dan memelihara binatang. Setelah itu keterampilan memasak. Baik memasak makanan berat maupun camilan. Jangan membayangkan seperti di kota di mana kita bisa leluasa memesan makanan melalui layanan pesan antar. Selain kemampuan memasak juga kemampuan menyembelih dan mengurus hewan ternak. Untuk panen hasil bumi yang tidak habis dikonsumsi kita peelu belajar tentang teknik pengawetan dan pengolahan makanan. Siapa tahu hal ini justru menjadi ladang rezeki. Tak hanya mampu memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, di saat panen melimpah kita bisa bersedekah ataubpun menjual hasil bumi setelah diolah.

Keterampilan yang juga penting dikuasai adalah keterampilan yang berhubungan dengan listrik. Dengan kayu, pertukangan. Juga memperbaiki barang-barang elektronik. 

Selanjutnya bisa ditambah dengan keterampilan membuat produk pembersih tubuh juga produk kebersihan rumah tangga.

Bila dilanjutkan masih banyak lagi keterampilan yang bisa dikuasai. Untuk mendukung semangat hidup mandiri dan berkelanjutan. Tak hanya untuk keperluan sendiru. Kemampuan atau keterampilan yang sudah dikuasai bisa diajarkan kepada orang lain bahkan bisa ditekuni sebagai sumber penghasilan.

Selamat lebih mencintai bumi dan diri sendiri. Manfaatvdan berkah untuk anak cucu kita yang kelak mewarisi bumi.

rindagusvita.com. (2018, 2 November). Menjaga Bumi dengan Homesteading. Diakses pada tanggal 31 Maret dari https://www.rindagusvita.com/2018/11/menjaga-bumi-dengan-homesteading.html?m=1

messyhomestead.wordpress.com."___". Keahlian untuk Hiduo Sustainable-Homesteading. Diakses pada tanggal 31 Maret 2020 dari https://messyhomestead.wordpress.com/2015/11/16/keahlian-homesteading/




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro