Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 16

"Bu saya izin ke toilet sebentar." Thea mengangkat tangan kanannya. Guru yang sedang menerangkan didepan melihat Thea lalu mengangguk tanda bahwa ia mengizinkan Thea. Tanpa membuang waktu Thea langsung beranjak dari kursinya dan pergi  ke toilet.

Ditengah perjalanan Thea menuju toilet, Thea merasa ada yang memanggilnya dibelakang.

"THEA" Teriak seorang gadis sambil berlari mengejar Thea.

"Lo kan yang namanya Thea?" Tanya gadis tersebut setelah sampai dihadapan Thea sambil melihat Thea dengan pandangan jijik. Thea hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Nih ada surat buat lo." Gadis tersebut memberikan surat kepada Thea dengan tangan yang hanya dipucuk surat seolah jika ia bersentuhan dengan Thea akan banyak kuman ditangannya.

"Surat dari si-" Belum sempat menyelesaikan omongannya gadis yang dihadapannya itu sudah melangkah menjauhinya. Thea hanya menghela napas.

"Surat apaan nih?" Gumam Thea sambil membuka surat tersebut.

Gue tunggu ditaman belakang!

Itulah isi dari surat tersebut. Thea mengernyit, dari siapa surat tersebut? Apakah ini orang yang hanya iseng terhadapnya? Apakah orang ini berencana jahat padanya? Thea penasaran dari siapa surat tersebut.

****FNG****

Kringgg... Kring... Kring...

Bel istirahat berbunyi sangat nyaring. Semua murid berlomba lomba keluar dari kelasnya masing masing. Bagi semua siswa dan siswi, bel istirahat adalah surga dunia. Bagaimana tidak dibilang surga dunia? Bayangkan saja jika kita bisa terlepas dari  semua pelajaran yang menguras otak. Apalagi jika yang mengajar adalah guru killer.

"Kantin yok." Ajak Theo saat selesai membereskan buku bukunya kepada teman temannya.

"Emm.. gue ke toilet dulu ya. Lo pada kalau mau ke kantin duluan aja. Nanti gue nyusul." Ucap Thea.

"Oh yaudah deh kita duluan ya." Ucap Ona dan langsung pergi diikuti oleh yang lainnya.

Thea berjalan keluar kelas. Ia melangkahkan kakinya menyusuri setiap koridor. Tapi, ini bukan jalan menuju toilet, melainkan taman belakang sekolah. Ya, Thea akan ketaman belakang sekolah untuk menemui si pembuat surat tadi. Ia sungguh penasaran siapa yang memberinya surat.

Setelah tiba ditaman belakang, dia celingukan mencoba mencari siapa yang memberinya surat. Tapi nihil, tak seorangpun berada ditaman tersebut. Thea mulai curiga, apa ini hanya orang iseng yang mengerjainya saja? Thea menghela napas dan beranjak dari sana.

Baru beberapa langkah Thea berjalan, suara seseorang menghentikannya.

"Gede juga nyali lo. Gue kira lo nggak bakalan datang karena takut. Cih." Ucap seseorang dibelakang Thea yang membuatnya berbalik badan. Alexis.Ya, Thea tahu nama siapa yang membulynya kemarin dari Theo.

"Oh jadi lo yang nyuruh gue kesini. Tahu gitu gue nggak jadi kesini. Mending makan dikantin. Buang waktu tahu nggak." Ucap Thea dengan nada sinis.

"DIEM LO CUPU! LO TUH CUMA CUPU! CUPU! NGGAK USAH SOK JADI ORANG SIBUK DEH! DAN YA, GUE KESINI UNTUK PERINGATIN LO SUPAYA LO NGGAK DEKET DEKET SAMA THEO DAN TEMEN TEMENNYA. LO NGGAK PANTES TEMENAN SAMA DIA!" Teriak Alexis sambil menunjuk wajah Thea.

"Kalau gue cupu emang kenapa? Terserah guelah mau temenan sama siapa aja. Mereka juga temenan sama gue fine fine aja. Lo iri kan kalau gue yang cupu ini bisa temenan sama mereka sedangkan lo? Deket aja nggak bisa, apalagi temenan." Ujar Thea dengan santainya.

"LO BENER BENER!!" Alezis semakin geram dengan ucapan Thea. Lalu dia menjentikkan jarinya dan muncul lah dua antek anteknya, Fira dan Vallent.

"Guys sekarang!!" Ujar Alexis yang langsung diangguki oleh Fira dan Vallent.

Byur..

Tiba tiba tubuh pakaian Thea yang tadi kering menjadi basah. Yah, antek antek dari Alexis menyiramnya dengan air es. Entah darimana air tersebut. Tubuh Thea menggigil kedinginan. Bahkan seluruh tubuhnya terasa seperti membeku.

Belum tersadar dari terkejutannya, Thea kembali dilempari tepung, telor busuk oleh Alexis dan antek anteknya.

Entah seperti apa penampilan Thea sekarang. Tubuh yang basah dengan tepung dan telur busuk yang melengkapinya. Alexis dan antek anteknya tersenyum puas melihat hasil karya mereka.

"GUE PERINGATIN LAGI SAMA LO! JANGAN PERNAH LO DEKET DEKET SAMA MEREKA APALAGI SAMA THEO! CAMKAN!" Alexis dan antek anteknya meninggalkan Thea dengan keadaan yang mengenaskan. Ah,bukan mengenaskan lagi bahkan sangat mengenaskan!

"THEAAAA!!!" Sebuah teriakan yang sangat amat cempreng terdengar dipendengaran Thea. Thea melihat teman temannya berlari menuju kearahnya.

" Thea ya ampun lo kenapa?" Tanya Theo yang terlihat sangat khawatir dengan keadaan Thea yang sekarang. Tanpa menunggu lagi Theo langsung menggendong Thea menuju toilet untuk berganti pakaian dan membersihkan tubuhnya.

Melihat Thea yang digendong oleh Theo entah kenapa hati Dave sangat sakit. Dia memegang dadanya yang terasa nyeri. Perasaan apa ini? Setiap berada didekat Thea ia merasa detak jantungnya bekerja dengan tidak normal. Dan saat ia melihat Thea ditatap khawatir oleh cowok lain bahkan sangat diperhatikan olek cowok lain ia merasa dadanya sangat sakit.

"Dave, siapin mobil lo sekarang. Thea demam, kita bawa dia kerumah sakit." Ujar Ona yang berlari terburu buru kearah Dave. Tadi, Thea telah membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian. Tapi tubuhnya masih menggigil. Dan alasan Ona meminta untuk memakai mobil Dave karena mobil yang Dave bawa tadi pagi bukan mobil sport dan muat untuk beberapa orang.

Dave langsung tersadar dan langsung berlari keparkiran untuk menyiapkan mobilnya. Mereka membawa Thea ke rumah sakit dengan Thea, Dave, Theo, dan Davin di mobil Dave. Yang lain mengikuti dibelakang dengan mobil masing masing.

****TBC****

Duh lama nggak update ya? Huhu maafkan author yang sering malas ini.
Sebenernya gue udah lupa sama semua alur ceritanya!!! Yah jadi gue harus nulis hal hal penting lagi.
Dan Alhamdulillahnya, gue bisa nerusin nih cerita yeeee🎉
Maaf ya yang udah nunggu cerita ini lama banget.
Makasih yang udah nunggu nih cerita ya.
Tunggu part selanjutnya!
Gue usahain nggak lama lama updatenya.

Blora, 30 Desember 2017

Nesa Valentina.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro