Part 12
Kini thea sedang duduk santai di ruang keluarganya sambil menonton kartun kesayangannya yaitu upin ipin. Entah kenapa dirinya bisa sangat suka dengan kartun anak kembar itu. Dia menonton kartun kesayangannya itu ditemani dengan camilan yang sedari tadi dimakannya.
Saat ingin mengambil camilannya sebuah tangan sudah lebih dulu merebutnya dari tangan Thea.
"Theo apaan sih lo. Siniin camilan gue!" Ujar Thea sambil berusaha mengambil camilan yang ada ditangan Theo. Entah Thea-nya yang kependekan atau Theo-nya yang terlalu tinggi, sampai sampai Thea tidak bisa mengambil camilannya karena Theo mengangkat camilan Thea tinggi tinggi. Mereka terus berlarian memutari meja di ruang keluarga tersebut dengan Thea yang mencoba merebut camilamnya dan Theo memakan camilan Thea dengan ekspesi jahilnya yang membuat Thea geram.
"Mintanya yang baik dong kayak gini " Bang Theo yang ganteng, baik dan rajin menabung balikin camilan gue dong"." Theo mencontohkannya dengan suara yang di imut imutkan seperti perempuan.
"Bacot lo. Udah ah siniin!" Thea masih mencoba mengambil camilannya walaupun berkali kali dia gagal. Thea orang yang pantang menyerah bukan?
"Gak mau sebelum lo mintanya baik baik." Kekeh Theo. Anak manusia satu ini suka sekali menjahili adiknya. Pernah waktu mereka duduk dibangku kelas 7 SMP Thea dijahili oleh Theo sampai menangis.
Flasback!
Thea kini sedang bermain didekat kolam renang dibelakang rumahnya. Dia duduk disuatu ayunan sambil memeluk boneka dari sang mama saat ulang tahunnya ke 11. Itu adalah boneka kesayangannya.
Saat Thea sedang melamun dia merasakan bahwa ayunan yang didudukinya bergerak lebih cepat. Setelah menyadari apa yang terjadi ternyata dibelakangnya terdapat Theo yang sedang mengayunkan ayunannya dengan cepat.
Karena ayunannya berayun terlalu cepat, boneka yang dipegang oleh Thea terlempar kearah kolam renang. Akhirnya boneka Thea menjadi basah.
"Huaaaaa Theo jahat!!!! Theo jahatttt!!!! Mommy Theo bikin boneka Thea kelempar ke kolam renang huaaa... Theoo jahat mommy!!!!" Teriak Thea sanbil berlri memasuki rumahnya, sedangkan Theo mencoba mencari tempat persemunyian agar tak terkena omelan dari mommynya.
Flasback off!
"Nggak mau!"
"Harus!"
"Nggak!"
"Harus!"
"Nggak ya nggak!"
"Harus ya harus!"
"Nggak pokoknya!"
"Harus pokoknya!"
"Nggak Theooooo!"
"Harus Theaaa!"
"Oke oke."
"Theo balikin camilan gue dong." Ucap Thea sambil memasang muka senyum dan kesal secara bersamaan.
"Nggak ah salah kata kata lo. Harusnya kan ada bang Theo gantengnya. Terus tu muka kek nggak ikhlas." Balas Theo sambil memakan camilan Thea dengan santainya.
"Ekhmm... Bang Theo yang ganteng, baik, dan rajin menabung balikin camilan gue dong." Pinta Thea dengan wajah diimut imutkan sambil matanya berkedip kedip.
"Nih." Theo menyodorkan camilan Thea dan langsung diterima Thea dengan senang hati.
Thea mulai duduk di sofa kembali untuk menonton kartun anak kemar kesayangannya itu. Tanggannya mulai merogoh kedalam bungkus camilannya itu. Seketika mata Thea menajam dengan nafas tak beraturan. Wajahnya mulai memerah. Kalau dikartun mungkin dikepala Thea telah keluar banyak asap.
"THEOOOOO CAMILAN GUE HABIS!!! KEMBARAN JAHAT LO!!" Thea teriak tepat di telinga Theo yang membuat dia langsung terlonjat dan menutup telinganya.
"Apa?" Tanya Theo dengan polosnya.
"Gue sebel sama lo!"
"Kenapa sih The?" Tanya Theo kembali.
"Nggak tahu!"
"Yaudahh" Balas Theo dengan santaimya lalu melanjutkan sesi menonton kartun kembar tersebut.
"Ihhh."
Ting Tong Ting Tong
"Buka gih!" Suruh Theo kepada Thea.
"Gamau ah. Lo aja gih!"
Theo memasang wajah masamnya dan berjalan untuk membuka pintu. Ternyata teman temannya yang datang.
"Yuk masuk." Dave dan Alfi mengikuti Theo dari belakang. Mereka sampai diruang keluarga yang telah ada Thea disana.
"Hai Thea." Sapa Alfi dengan nada genit.
"Oh hai." Thea memasang senyum tipisnya.
"Hai." Sapa Dave.
"Hai." Thea memasang senyum manisnya.
Mereka menonton televisi dengan sesekali bercanda.
"Berjuta warna pelangi didalam hati
Sejenak luluh bergeming menjauh pergi"
Suara panggilan masuk dari Handphone Thea membuat semua menoleh ke Thea dan menghentikan candaan mereka.
"Gue angkat dulu ya." Thea menjauh dari mereka untuk mengangkat telepon sekaligus untuk mengambil air karena tenggorokannya yang terasa kering.
Sedangkan di ruang keluarga mereka kembali bercanda.
"Gue ke toilet dulu ya." Tanpa menunggu jawaban dari kedua temannya itu Dave langsung meninggalkan mereka.
"Halo." Dave mendengar sebuah suara dari arah dapur. Dia mendapati Thea yang sedang bertelepon.
"Pemotretan? Kapan?" Thea masih bertelepon dengan tanpa sadar Dave mendengarnya.
"Pemotretan? Apa Thea seorang model?" Batin Dave bertanya.
"Oh besok jam 3 sore. Oke deh. Bye." Thea mengakhiri teleonnya yang membuat Dave gelagapan dan langsung masuk ke kamar mandi karena memang kamar mandi disebelah dapur.
Tbc
*****FNG*****
Gaje ya? Banget!
Lama nggak update ya? Sory deh ya! Nggak tahu kenapa gue nulis part 12 ini males banget. Mungkin angka 12 banyak kenangan pahitnya wkwkwk*author curhat. Ditambah banyak tugas lagi.
Tunggu part selanjutnya!
Blora, 12 Agustus 2017
Nesa Valentina.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro