Day 12; Syzygy
Indah.
Satu kata yang cukup untuk mewakili malam yang kulihat kali ini. Langitnya bersih. Bahkan setitik awan pun tak terlihat. Hanya ada latar hitam dengan permata berkilauan yang berserakan.
Sementara aku sendiri mengagumi itu semua di bawah sini, tepatnya di atas rumput berlapiskan sebuah tikar anyaman sebagai alas untuk tubuhku yang terlentang menghadap mereka. Bukan hal yang mudah untuk mendapatkan ini setelah aku harus mengendap-ngendap keluar menuju halaman pada jam 2 dini hari.
Kembali ke langit. Netraku terfokus pada benang sepintas yang menghubungkan lebih dari tiga bintang berjarak dekat. Dalam pandangku, mereka seolah berjejer, membentuk garis lurus bak untaian permata yang dijadikan sebuah rantai kalung. Sebuah rasi yang tak kuketahui namanya.
Kerlip mereka seolah kekasih yang mengerling pada pasangannya. Terkesan geli, tetapi memukau di saat yang bersamaan. Aku adalah salah satu yang terkena sihir dari pesona kerlingan tersebut.
"Cantik ..."
Kugumamkan kekagumanku sekali lagi. Mereka benar-benar layak mendapatkannya. Susunan mereka itu adalah kalung permata yang digunakan oleh malam.
Tanpa sadar, aku menggenggam milikku sendiri. Hanya rantai kalung biasa, dengan bandul berupa permata imitasi. Kuangkat bagian permataku, mencoba membandingkannya dengan milik semesta.
Tak bersinar, tentu saja. Permataku yang berwarna kebiruan menggelap merefleksikan malam. Seolah menghilang karena tahu diri ia tak pantas disandingkan.
Untuk sebuah benda, aku tiba-tiba merasa kasihan kepada dirinya. Iba yang sia-sia karena aku penyebabnya. Andai tak kubandingkan, dia akan tetap menjadi permata yang bersinar sendirian di dadaku. Maka dengan itu, kumasukkan ia kembali ke tempatnya.
Sebuah perasaan menyusup ketika mataku masih jeli menatapi langit. Perasaan yang semakin lama berubah menjadi sesak tertahan karena aku sudah mengetahuinya. Sebuah perasaan tak berdaya yang segera menguasai raga.
Jika aku adalah permata milikku, lantas siapa yang akan menjadi aku? Menarik permata itu ketika sedang gelap untuk diistimewakan di sebuah tempat agar berharga dengan sendirinya. Pertanyaan absurd itu terjawab oleh gelengan. Ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu.
Yah ... walau aku sendiri sebenarnya mengharapkan jawaban segera.
Apakah itu orang lain?
Atau ujungnya hanyalah diriku sendiri?
.
.
.
Pancor, 04 Januari 2020
.
.
.
Hello, all! Maafkan atas keterlambatan yang sangat memalukan ini. Namun, mulai sekarang saya akan mencoba untuk menyelesaikan buku ini segera.
Terima kasih!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro