Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. Athena Berkenalan

Jeongwoo mempersilahkan wanita bernama Hestia itu untuk masuk ke dalam apaertemen sederhana milik Jihoon. Lalu tanpa memperdulikan tatapan-tatapan kebingunan dari yang lain, Jeongwoo berserta Hestia langsung saja bergabung duduk bersama dengan para anak laki-laki.

Ngomong-ngomong, semua orang duduk dilantai dengan beralaskan karpet saja. Ada kursi, tapi tidak digunakan. Sebab kebersamaan duduk di lantai terlihat lebih meng-asik-an dari pada duduk di kursi yang belum tentu bisa menampung dua belas orang, kurang lebih begitulah kata Jaehyuk dengan filosofi duduk di lantai miliknya.

Bergeser sedikit dari tempat Jeongwoo dan Hestia duduk, terdapatlah sesosok manusia bernama Doyoung yang sedang termangu lebar. "Siapa dia?" tanyanya. Matanya tidak bisa lepas menatap sosok Hestia yang terlihat begotu cantik jelita: tipikal wajah penuh visual. Hormon remajanya pun jadi bereaksi, sepertinya Doyoung akan naksir dengan Hestia.

Jeongwoo melirik Doyoung sejenak, sorot pandangnya sedikit muak. "Jaga tatapanmu, anak muda," katanya dengan sengit. Kemudian Jeongwoo beralih melihat sekeliling---hm... para pemuda bertampang elok nan rupawan tapi tidak ada satupun yang berakal, ini akan jadi tugas yang tidak mudah. "Kalian pasti bingung dengan semua ini..."

Dan tanpa perlu menunggu lebih lama lagi, Junkyu menyerobot menjawab di sesi tanya jawab pertama, "Tentu saja! Kau bertingkah seperti itu, lalu wanita cantik ini datang---bagaimana bisa kami semua tidak kebingungan?" Cowok itu menyerocos dengan cepat.

Menghela napas sejenak, Jeongwoo sudah menduga akan mendapat reaksi seperti itu. "Baiklah, biar aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Aku Athena: Dewi Kebijakasanaan, Perang, Strategi, Kerajinan Tangan, dan Akal Pikiran---putri dari Zeus dan Titan Metis."

Lalu...

Hah?! Apa katanya tadi?!---kurang lebih begitulah pemikiran seluruh anak laki-laki di apartemen sederhana milik Jihoon.

Setelah perkenalan singkat tersebut, suasana pun berubah menjadi hening... sangat hening, dan sangat-sangat hening. Hingga akhirnya satu-per-satu semburan tawa pun meluap, mengakhiri suasa hening yang begitu hening.

"Pftt! HAHAHA!"

Semula tawa berawal dari Junkyu, kemudian tertular dan dilanjutkan oleh yang lain termasuk Jihoon (yang sebelumnya agak sedikit susah merasakan hal-hal lucu karena punya banyak beban pikiran). Jadi bisa dikatakan bahwa mereka semua tertawa, minus Jeongwoo serta wanita bernama Hestia.

Khusus untuk kedua orang itu, mereka berdua malah memasang wajah datar seolah-oleh yang dikatakan Jeongwoo beberapa saat yang lalu memang benar adanya. Wajahnya benar-benar sangat menyakinkan, sampai-sampai salah satu dari anak laki-laki yang tertawa menyadari hal tersebut.

Ialah Hyunsuk, sesosok anak muda yang tubuhnya tidak tinggi-tinggi amat tapi berwajah enak dipandang dan masih tertawa menangkap penampakan wajah datar dari kedua orang tersebut. Dengan segera Hyunsuk pun mencoba mengedalikan diri untuk berhenti tertawa, sebab firasatnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dari wajah datar itu. Katanya, "Tunggu, itu benar?"

Hestia pun menoleh padanya. Bibirnya yang  merah tersenyum tipis, dan kemudian wanita itu berkata dengan suara semanis madu, "Ya, Hyunsuk. Itu memang benar adanya."

Hah?!

Hyunsuk tampak terkejut. "T-tunggu, bagaimana kau tahu namaku?!"

Hestia kembali tersenyum. "Aku tahu saja, dan aku juga tahu semua nama kalian."

Sontak seluruh mata menatap Hestia dengan terkejut.

Tidak ada tawa, tidak ada tampang cengengesan, tidak ada yang bermain game, tidak ada yang asik dengan kegiatan sebelumnya---semua menatap dengan terkejut, seperti: astaga-naga, ada wanita cantik tahu namaku padahal aku sama sekali tidak tahu siapa dia!

Tapi, ya... kesampingkan itu semua, sebab Jeongwoo menatap tajam satu persatu orang di sana seakan-akan bertingkah seperti orang tua yang melindungi anak perawannya dari pria nakal yang mencoba untuk menggoda.  Jadi acara menatap penuh terkejut (dengan niat terselubung) harus berakhir dengan singkat.

Jeongwoo melipat tangan di depan dada. Matanya menyipit dan dagunya sedikit terangkat. Kesannya cowok itu seperti seorang wanita yang sedang menilai pakaian pasangan 'kencan buta'nya, dengan tingkat selera wanita berpendidikan.

Semua mata pun kini tertuju pada Jeongwoo, dan mereka mulai melihat Jeongwoo seperti---astaga, apa Jeongwoo sedang kerasukan setan betina? Atau cowok itu lupa minum obat anti gila-nya? Sumpah... pikiran mereka bercabang sekarang ini.

"Ck!" Jeongwoo mendecak kesal. Pandangannya beralih pada Hestia yang ada di sampingnya. "Cepat kau kenalkan dirimu. Otak mereka akan tambah rusak nanti jika mengira Jeongwoo memang kerasukan arwah roh jahat!"

Loh? Maksudnya?

Pikiran kesebelas anak laki-laki itu kembali dibuat bingung. Apa maksudnya?---

Tapi sebelum pikiran mereka semakin bercabang dengan berbagai macam teori konspirasi tentang Jeongwoo kerasukan, Hestia kembali tersenyum (yang... sumpah, jangan senyum! Kau cantik sekali, Nona, itu tidak baik untuk kesehatan jantung!), yang selanjutnya memperkenalkan diri sesuai dengan instruksi dari Jeongwoo yang diduga-duga sedang kerasukan setan betina.

Kata wanita itu, "Aku Hestia: Dewi Perapian. Senang bertemu kalian semua."

Perkenalan yang sangat singkat, tapi respon yang diterima sangat berbeda dengan sesi perkenalan yang Jeongwoo sebelumnya.

"HAI, HESTIA!" Semua menyapa dengan ramah dan riang.

Hestia mengangguk singkat.

Kemudian terdengar sebuah celetuk, kali ini dari makhluk imut yang sebelumnya asik bermain game, Mashiho. "Maaf, tapi apa kau memang Hestia yang itu?"

Haruto menyerngit bingung. "Hestia yang mana maksudmu?"

"Hestia yang menjaga perapian Yunani, itu maksud Mashiho," jawab Yoshi.

Haruto masih menyerngit bingung. "Tunggu, dari mana kau tahu itu?"

Dan Junghwan dengan suka rela menjawab, "Dari cerita sebelum tidur malam..."

Mashiho-Yoshi-Junghwan sontak melihat satu sama lain. Cerita sebelum tidur malam... mereka bertiga satu frekuensi ternyata.

"Ya, aku memang Hestia yang itu," kata Hestia. "Dan aku kemari atas titah saudaraku,  Zeus, untuk membimbing kalian dalam sebuah misi penyelamatan berbahaya: mencegah kepunahan para dewa-dewi Yunani." []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro