Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10. Erebos Pembawa Masalah

Apa yang akan kalian lakukan jika ada seseorang mengatakan kalian akan melakukan sebuah 'misi penyelamatan berbahaya'?

Kaget 'kah?

Terkejut 'kah?

Merasa takut 'kah?

Atau biasa saja, karena menganggap itu hanyalah gurauan semata? Atau biasa saja karena sudah terbiasa mendengar hal yang mengejutkan?

Ya... saat ini kurang lebih hampir seluruh anak laki-laki memandang Hestia seperti itu, kecuali Jihoon seorang diri yang tampak tenang setelah misi penyelamatan berbahaya diumumkan.

Hestia memandang Jihoon dengan sedikit penasaran. "Kau tampak biasa saja? Tidak terkejut?"

Jihoon menggidikan bahu. "Hampir seharian aku diberi kejutan, aku tidak mau terkejut." Jihoon berkata dengan nada datar. Padahal sebenarnya di dalam hati, sejatinya Jihoon sudah meraung-raung karena kejutan kali ini: "Berbahaya, katanya? Astaga! Aku bisa saja  mati dalam misi!" Kurang lebih begitulah isi hatinya sekarang.

Mata orang lain boleh saja tertipu dengan perkataan Jihoon, tapi tidak dengan Jeongwoo yang sedang kerasukan---astaga... ralat, dipengaruhi pikirannya oleh seorang dewi. Jeongwoo tahu Jihoon hanya berpura-pura, aslinya Jihoon terkejut sekaligus takut.

"Tunggu..." Hyunsuk angkat bicara. Cowok itu terdiam sejenak mencoba mengumpulkan segala kesadaran dan juga akal sehatnya. "Ini konyol--..."

"Tidak, ini sungguhan." Mashiho memotong dengan cepat, kemudian menoleh pada Hestia. "Apa kalian para dewa-dewi sedang dalam masalah?" tanyanya.

Hestia bertukar pandangan sejenak dengan Jeongwoo. Wanita cantik itu menghela napas, "Ya... Untuk yang satu itu biar Athena saja yang menjelaskan," jawabnya. "Tapi sebelum itu, aku ingin memberitahu sesuatu. Karena aku sedang dalam wujud manusia, kekuatanku melemah, dan aku juga hampir setara tingkatannya dengan manusia biasa--- jadi kalian jangan memanggilku Hestia, panggil saja dengan nama buatanku: Jisoo."

Semua kepala lantas mengangguk paham.

Kini giliran Jeongwoo yang akan menjelaskan. "Kupikir ini akan jadi cerita yang panjang. Jadi buatlah diri kalian sesantai mungkin selama mendengarnya. Oke?"

Astaga... santai, katanya? Rasanya jika sudah menyangkut hal-hal tidak masuk akal seperti sekarang, maka kata santai akan terhapus begitu saja dari dalam kamus.

Junkyu tidak bisa merilekskan tubuhnya, Doyoung mencoba santai sambil memakan keripik tapi malah jadi terlihat sangat canggung, Asahi masuk dalam mode robot-nya, Jaehyuk termangu dengan wajah yang untungnya masih terlihat oke, Haruto garuk-garuk kepala bingung, Jihoon mengalami perang batin, Yedam kecewa pesta makan berakhir sangat kacau---sayang uang yang dipakai untuk membeli makan tadi, dan Hyunsuk mencoba untuk menyangkal segala hal.

Hanya ada Yoshi-Mashiho-Junghwan yang mendengarkan dengan santai. Mereka bertiga paham soal ini, jadi tidak akan ada hal yang membingungkan mereka.

"Kalian tahu 'kan selalu ada peperangan dalam sejarah ataupun kisah dewa-dewi Yunani, baik itu yang tercatat dalam buku ataupun yang tidak tercatat?"

Yoshi-Mashiho-Junghwan mengangguk paham, selebihnya---ah, mereka sedang dimute.

"Nah, beberapa tahun yang lalu, terjadilah sebuah peperangan antara dewa-dewi serta demigod, kali ini mereka melawan Erebos Sang Kegelapan. Permasalahannya berawal dari Erebos yang menghancurkan beberapa dewa-dewi minor dengan kegelapan, dan hal itu memicu kemarahan besar dari Zeus juga dewa-dewi lainnya," jelas Jeongwoo. "Singkat cerita, perang pun akhirnya terjadi. Banyak pasukan yang tumbang tapi dewa-dewi tetap berhasil mendapatkan kemenangan. Erebos kalah telak, dia kembali menaungi kediamannya dan tidak berulah lagi, setidaknya sampai sekitar satu tahun yang lalu."

Yoshi menyerngit. Firasatnya mengatakan ada suatu hal buruk terjadi. "Apa yang Erebos lalukan?"

Jeongwoo menoleh pada Yoshi. Tatapan dari Jeongwoo, sorot mata yang berbeda, Yoshi bisa merasakan dengan sangat kentara jika memang bukan Jeongwoo langsung yang berbicara, melainkan Athena. Dan Jeongwoo menjawab, "Erebos jadi bertambah kuat. Dia menghancurkan begitu banyak dewa-dewi, demigod, serta makhluk baik. Kegelapan jadi sangat meresahkan."

Mashiho tampak menahan napas. Cerita dari Jeongwoo terdengar mengkhawatirkan. "Apa dewa-dewi utama tidak melakukan sesuatu untuk mencegah?"

Jeongwoo menggeleng pelan. "Tidak. Erebos bertambah kuat, kekuatan kami tidak cukup," jawabnya. "Seluruh dewa-dewi lainnya sudah dimusnahkan dalam kegelapan. Para demigod pun turut terkena imbas, beberapa dari mereka juga musnah, hanya tersisa sedikit---sangat sedikit demigod yang masih ada. Kami juga turut kehilangan sumber ramalan karena---itu sudah dimusnahkan juga. Intinya, kami benar-benar tidak bisa melakukan sebuah tindakan yang berarti."

"T-tunggu, sumber ramalan? Maksudnya tidak akan ada gambaran seperti apa kejadian ini akan berlanjut? Tidak akan ada ramalan?" tanya Junghwan.

Haruto yang benar-benar tidak paham mencoba untuk angkat suara. "Memangnya kenapa kalau tidak akan ada ramalan?"

Yoshi melirik Haruto sejenak. "Buruk, Kawan. Buruk," jawabnya. "Rasanya seperti kau ingin mendapatkan spoiler film agar paham jalan ceritanya, tapi kau sama sekali tidak mendapatkan spoiler itu. Jadi sepanjang film diputar, kau akan selalu menebak bagaimana alurnya berjalan."

"Ya... dan akan lebih bagus jika filmnya dapat ending yang bagus," tambah Junghwan.

"Lantas, bagaimana kalau dapat akhir yang buruk?" Mashiho berguman pelan, tapi masih bisa di dengar oleh yang lainnya.

Ya, bagaimana kalau akhir yang buruk? Athena dalam diri Jeongwoo juga turut penasaran dengan akhir dari kisah ini. Tidak adanya ramalan membuat semua hal jadi tidak tertata dan kacau.

Haruto mendengus. "Aku lebih suka film tanpa spoiler--..."

"Anu... Athena?" Junghwan bersuara memanggil, menyalip ucapan Haruto. "Bisa lanjutkan lagi?" Dan diakhiri dengan sebuah cengiran malu-malu.

Jeongwoo mengangguk paham. "Kami adalah yang tersisa di Olympus. Sekuat mungkin kami mencoba bertahan, tapi hasilnya tidaklah bagus: kekuatan kami perlahan melemah, dan jika dibiarkan kami bisa turut musnah juga dalam kegelapan Erebos," dia menghela napas sejenak. "Lalu di tengah kekacauan, sebuah ide gila muncul dari Hephaestus: dia ingin menciptakan sebuah tubuh pengganti untuk masing-masing dewa-dewi. Idenya terdengar konyol, tapi patut untuk dicoba dan hasilnya memang berhasil, ide itu memperlambat pengaruh kegelapan karena kami tidak langsung berada dalam wujud asli kami."

"Lalu di mana tubuh pengganti itu?" Jaehyuk mendadak melontarkan pertanyaan. "Pasti tubuhnya sangat keren!"

Jeongwoo menggeleng. "Kami tidak memiliki banyak waktu saat itu. Hephaestus membutuhkan waktu lama untuk membuat tubuh pengganti, jadi ide gilanya diganti dengan menggunakan manusia biasa sebagai wadah untuk kami."

Mendengar itu Mashiho langsung termangu sejenak. Otaknya sedang mencoba menganalisis sesuatu. Sepertinya Mashiho paham kemana arah pembicaraan ini, wadah yang dimaksud itu adalah---, "Maksudnya wadah itu adalah kami semua?!" []



Jisoo as Hestia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro