
B A G I A N - 4
*TRIGGER WARNING : PANIC ATTACK *PERINGATAN : SERANGAN PANIK*
Halo temen - temen, aku mau sedikit memberikan pengumuman bahwa buku ini akan berbeda dengan buku - buku aku sebelumnya, gimana bedanya?
Dibuku ini aku akan melakukan awareness atau menyebarkan pengetahuan mengenai kesehatan mental (mental health) yang dimana didalamnya akan ada serangkaian episode - episode yang dialami oleh seseorang yang memiliki isu dengan kesehatan mentalnya seperti panik, kecemasan, pemikiran yang berlebih (overthinking) dan lain lain, akan ada saat dimana tokoh - tokoh akan mengalami relapse atau kambuh dari penyakitnya, namun kalian tenang aja, aku akan membuat Trigger Warning (TW) disetiap Bagian apabila memiliki unsur - unsur mengenai kesehatan mental,
Aku bukan seorang psikolog, juga bukan psikiater, aku hanya seorang penulis yang juga mempunyai isu kesehatan mental, dalam menulis buku ini, aku harap teman - teman bisa lebih menyadari akan kondisi - kondisi mengenai isu kesehatan mental, bagaimana itu dapat terjadi dan bagaimana isu ini bukanlah hal yang dapat di sepelekan,
Dan untuk teman - teman yang mempunya isu kesehatan mental dan teman - teman yang lain, kalau boleh aku berpesan, kamu boleh merasa capek, kamu boleh merasa sedih, kamu boleh merasa marah, perasaan kamu itu sah, benar, sahih, valid . Aku tau kamu jga capek dengan perasaan kamu sendiri, ini berat memang, namun hanya diri kita sendiri aja yang bisa mengangkat kembali, menyemangati diri kita sendiri, jadi, ayo, semangat!
Semoga kalian suka dengan cerita ini, kalau kalian ingin cerita, kalian boleh message aku atau DM di instagram aku, boleh kok kalau minta hanya untuk di dengar saja :)
Semangat!
Enjoy
Aku menatap pria didepanku dengan perasaan yang bingung, siapa pria ini? Bagaimana ia bisa mengenaliku? Apa yang ia lakukan? Semua perhatian diruangan ini beralih kepada pria didepan ku ini, pria ini masih menjulurkan tangannya dan menatap kearah ku, tersadar dari lamunan ku, aku membalas uluran tangannya dan membungkuk hormat, dari auranya, aku merasakan bahwa pria ini memiliki posisi yang penting di wilayah ini.
Ia melepaskan tangan ku namun matanya masih menatap ku, suasana ruangan ini masih hening dengan suara lantunan alat musik, ia menegapkan tubuhnya dan aku baru menyadari seberapa besar dan tingginya pria ini, jarak kami tidak begitu jauh, aku dapat mencium aroma pewangi yang tertempel di bajunya, aromanya sangat mengingatkan ku akan aroma hutan disaat basah setelah terkena hujan, dengan capuran aroma kayu manis dan bau oud, perpaduan aroma yang aneh namun untuk pria ini sangat cocok untuknya, saat ia benegakkan tubuhnya, terlihat pula setinggi apa pria ini, dengan aku yang telah memakai sepatu hak tinggi, puncak kepalaku hanya menyentuh dadanya, bila aku tidak mengenakan sepatu ku, maka puncak kepala ku akan berada dibawah dadanya, tubuh besarnya dapat menutupi keseluruhan tubuhku dengan bahunya yang lebar dan lengan dan kakinya yang kekar.
Astaga, apa yang dimakan oleh pria ini, dan apakah mungkin manusia sebesar ini? Selama aku hidup, aku tidak pernah bertemu dengan manusia sebesar ini, pikir ku, apakah dia bukan manusia? Apakah ia raja di hutan ini? Atau apakah ia manusia serigala seperti orang - orang disini yang tentunya tidak termasuk aku dan Ibuku.
"Zacchaeus, Nona." Kata pria didepan ku, saat ia mengatakan namanya, entah mengapa tubuhku bergidik, jantungku berdetak kencang dan aku merasakan hawa disekitar ku menjadi lebih hangat, tersadar dari pikiran ku, aku teringat, dia adalah Alpha Zacchaeus! pemimpin dari kawanna serigala di hutan ini! serasa seperti ingin menepuk keingku akupun segera mengangguk dan memperkenalkan namaku,
"Xylia, Alpha." kata ku, Alpha Zacchaeus mengangguk dan ia mengalihkan perhatiannya dariku yang kemudian ia menghadap kearah Ibu, ia mengangguk kearah Ibu dan Ibu membalas anggukannya, huh, sepertinya Ibu mengenal baik Alpha Zacchaeus , Alpha Zacchaeus pun menghadap kepada kerumuman yang sedaritadi memperhatikan interaksi kami berdua, beberapa saat kemudian mereka semua melanjutkan kegiatan mereka dan ruangan ini pun menjadi ramai kembali, Alpha Zacchaeus kembali menghadap kearaku.
"Nona Xylia, jika anda berkenan, maukah anda berdansa dengan ku?" ajak Alpha Zacchaeus kepada ku sembari menjulurkan tangannya, aku menatap kearah Ibuku dan melihatnya mengangguk kearah ku, dengan jantungku yang berdegup kencang, mengapa seorang Alpha dari kawanan serigala ingin berdansa dengan ku yang hanyalah seorang manusia? Alpha Zacchaeus tidak melepaskan tatapannya dari ku, seakan mengisyaratkan bahw aia sungguh mengajakku berdansa, akupun meraih tangan Alpha Zacchaeus dan kita pun berdansa bersama,
Aku menaruh telapak tangan ku diatas punggung tangan Alpha Zacchaeus, yang mengejutkan ku adalah, kami berdansa sebagaimana biasanya Ibu melakukan dansa dengan ku, Ibu melakukan dansa ini sudah lama, selama yang aku ingat, Alpha Zacchaeus menaruh telapak tangan ku diatas dadanya, dimana aku dapat merasakan detak jantungnya yang tidak kalah cepat dari ku, aku menatap kearah matanya, ia menaruh satu lengannya di pinggulku, kamipun saling menatap, semakin lama aku menatap mata emasnya, semakin aku merasa familiar dengan warna mata ini, aku merasa ini bukan kali pertama aku melihat mata ini, seperti aku pernah mengenal pemilik mata ini,
Alunan dansa kami semakin mendekati puncak, gerakan kami pun semakin cepat, namun yang dapat aku pikirkan adalah pria yang berada di dekap ku dan matanya, Xylia, sesuatu berbicara kepada ku didalam kepala ku, ada apa ini? pandangan ku menjadi putih, dan seperti ada penggalan - penggalan gambar yang melintas dengan cepat di kepala ku, apakah ini ingatan ku atau hal lain? Namun apa? penggalan - penggalan ingatan terlintas di kepalaku yang mebuat aku merasakan sakit, aku memejamkan mataku, aku menggengap tangan Alpha Zacchaeus dengan erat.
Aku melihat seorang remaja laki - laki berambut hitam dan berkulit sawo matang sedang bermain dengan ku, ia memberikan ku sebuah mainan kereta kuda yang terbuat dari kayu di sebuah ruangan yang cukup besar, aku tidak dapat melihat wajahnya karena tertutup dengan cahaya putih, sekana sengaja menutupi wajahnya -- aku melihat kembali remaja laki - laki itu sedang mengepang rambutku disebuah taman yang memiliki air mancur, huh, aku pernah melihat air mancur itu-- aku melihat diriku sedang bermain kejar - kejaran dengan remaja laki - laki yang sama, setelah beberapa saat mengejarku, remaja laki - laki itu berhasil menangkapku dan memutar-mutarkan tubuh ku, aku mendengar suara tertawaku-- semuanya gelap, hanya terlihat cahaya dari lilin, gemuruh badai terdengar sangat mengerikan, aku merasakan tubuhku sangat sakit, aku merasa seperti tubuhku tertimpa beban yang sangat berat, ditambah dengan rasa panas ditubuhku dan kepala ku seperti ditusuk - tusuk dengan jarum yang sangat tajam, aku merasa sensai dingin di keningku, aku melihat siluet yang sekarang terasa familiar, ya, remaja laki - laki itu lagi, ia mendekat kearah ku, di ruangan yang gelap ini hanya dengan caha lilin dan petir yang menyalakan ruangan ini, aku dapat melihat warna mata itu,
Emas.
**TW**
*
*
*
Aku tertegun dan menyadari bahwa aluna musik sudah berhenti, mata emas itu, mata emas pria yang berada didekap ku merupakan mata emas yang kulihat dari penggalan - penggalan ingatan ku, napas ku terengah dan sakit dikepalaku bertambah, Alpha Zacchaeus memeluk ku, menompang beban tubuhku karena pada saat ini aku tidak dapat merasakan kaki ku, aku merasakan ujung - ujung jariku seperti ada semut yang berjalan, pemandanganku blur, napas ku pendek, jantungku terasa sangat sakit, aku tidak dapat mendengar apapun, yang bisa kurasakan hanyalah aku tidak dapat mengendalikan tubuhku, bagian - bagian tubuhku seakan dapat melakukan hal sendiri - sendiri.
Alpha Zacchaeus kemudian membopongku dan membawa ku kesebuah ruangan, aku tidak dapat terlalu memperhatikan kemana Alpha membawa ku, yang dapat kulakukan saat ini hanyalah fokus kepada pernapasan ku, tarik napas-- tahan-- hembuskan aku terus mencoba melakukan itu, kemudian aku mendengar suara diriku-- tenang Xylia, kau baik - baik saja, tidak ada apa - apa, kau aman disini-- aku terus mengucapkan mantera itu hingga akhirnya aku bisa mengatur napas ku, pandanganku menjadi lebih jernih dan aku sudah sedikit dapat mendengarkan suara.
Aku merasakan seseorang mengelus punggungku, aku menatap kesebelahku dan mendapati Ibu melihatku dengan khawatir, ia juga mengelus puncak kepalaku, Ibu tahu, apabila aku sedang mengalami ini, Ibu akan menunggu hingga aku dapat tersadar sendiri, atau jika Ibu rasa aku tidak dapat menyadarkan diriku, maka Ibu akan membantuku dengan membuat ku fokus terhadap satu hal, entah itu suaranya, matanya atau ia akan membuatku fokus dengan sensasi yang kurasakan, seperti Ibu memijat kaki ku atau mengelus punggungku.
Karena ini yang biasa kulakukan dengan Ibu, aku tidak menyadari bahwa Alpha sedari atdi berlutut dihadapanku dengan menggenggam kedua tanganku, ia terlihat cemas, namun ia mebiarkan aku dan Ibuku fokus terhadap permasalahanku.
**TW SELESAI**
*
*
*
Aku menatap kearah Alpha dan tersenyum kecil.
"Maaf, aku tidak tahu kalau kondisiku akan kambuh, hanya saja, aku melihat penggalan - penggalan ingatan ku yang aku tidak tahu kalau aku mempunyai ingatan itu, dan akupun melihat Alpha Zacchaeus didalamnya, aku mengenal Alpha sedari aku kecil, dan aku melihat air mancur yang sama perisi dengan air mancur didepan istana ini, di ingatan itu aku Alpha mengepang rambutku." Jelasku, Alpha mengangguk seakan mengerti mengapa aku mengalami ini.
"Nyonya Axyly, sepertinya Xylia sudah mulai mengingat kembali." kata Alpha, aku menatap kearah Ibu dan melihat Ibu mengangguk, tubuhnya menegang, raut wajahnya seperti orang ketakutan, Ibu menatap kearah ku dan mengambil satu tangan ku.
"Xylia, ada sesuatu yang harus Ibu ceritakan kepada mu." kata Ibu.
*
*
*
Semoga kalian suka yaa!!
XoXo,
Queen
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro