Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

B A G I A N - 1

   Perjalanan menuju Pasar memakan waktu yang cukup lama, namun aku dan Ibuku sempat berhenti beberapa saat untuk menyantap hidangan makan siang yang telah Ibu siapkan, dengan matahari yang terik menyinari tepat diatas kepala kami, dan hembusan udara yang sudah terasa hangat, menandakan kita sudah keluar dari wilayah hutan, dan sedikit lagi kami akan mendekati pintu gerbang desa dimana akan menjadi tempat pemberhentian kita yang pertama,

   Akupun memutuskan untuk melepas mantelku, udara di dalam wilayah hutan, jauh lebih sejuk dan dingin di bandingkan dengan udara di wilayah perdesaan yang lebih hangat, terlebih diperkotaan, yang jarang ditemukan hutan rindang seperti di hutan maupun perdesaan,

   Setelah selesai menyantap makanan kami, dan membereskannya, aku dan Ibu kembali melanjutkan perjalanan kami, hingga matahari sudah bergerak sedikit dari atas kepala kami, kami telah mulai memasuki wilayah perdesaan, desa Lilith, di depan gerbang, berjaga 2 orang penjaga dengan pakaian besinya, Ibu mengangguk kearah penjaga dan membawa kereta kuda kita kedalam perdesaan dan menuju kepada salah satu pedagang buah dan sayur yang sudah menjadi mitra kami,

   "Selamat Siang, Nyonya Axy," Sapa Roro, pria berusia 40-an, dengan perawakan pendek, dengan perut yang berisi dan kumisnya yang menjuntai kesamping hinggamenyentuh pipinya itu tersenyum kearah Ibu dan Aku,

   "Selamat siang, Pak Roro, ini, saya bawakan buah dan sayur segar," kata Ibu, akupun menurunkan kotak barang yang berisikan buah dan sayuran yang telah ku panen,

   "Ah, baik baik, biar kulihat dan kuhitung jumlahnya," Pak Roro pun berjalan mendekati kotak tersebut dan mulai menghitung berapa harga yang akan kami dapatkan dari hasil panen kami kali ini,

   "Xylia!" tiba tiba seseorang memukul pundakku dan tersenyum kearahku, gadis berambut orange itu tersenyum dan memelukku, akupun membalas senyuman dan pelukkannya,

   "Zeze!" balas ku, akupun membalas pelukkannya, Zeze adalah satu - satunya teman yang kumiliki, terkadang, aku ikut bermain bersama teman - temannya di desa, karena, desa ini adalah desa terdekat dari hutan, meskipun begitu, tetap memakan waktu yang cukup lama, namun, tidak semua penduduk desa ramah seperti Pak Roro, Zeze maupun teman - temannya, tidak jarang juga aku dan Ibu mendapatkan pandangan dan omongan yang tidak mengenakkan dari penduduk desa yang lainnya, 

   Terkadang mereka mengatakan bahwa kami adalah keturunan penyihir dan Ibuku adalah seorang penyihir, mengatakan bahwa kami ini orang yang terkutuk karena dapat hidup didalam hutan yang sangat mereka takuti, mengatakan bahwa barang - barang dagangan kami adalah hasil dari sihir, bukan barang sungguhan, dan lain sebagainya,

   Awalnya, itu sangat menyakitkan bagiku, bagaimana tidak, barang yang di rakit sendiri dengan tangan Ibuku, buah dan sayuran yang kita tanam sendiri, dan ayam hutan yang kita rawat sendiri dikatakan bukanlah barang sungguhan, terkadang Seorang Ibu atau Bapak yang sedang berjalan dengan anaknya, menarik anaknya ke sisi mereka karena takut mendapatkan kutukan yang terdapat pada tubuh kami, namun sekarang, itu sudah menajdi hal biasa bagiku,

   "Xy, apa kau tahu, hari ini, pada saat jam malam dibunyikan, kita diperintahkan oleh kerajaan untuk tetap di dalam rumah dan mengunci pintu kita? Kabarnya, nanti malam adalah waktunya para makhluk dari dalam hutan pergi keluar untuk mencari mangsa, dan rumah mu pun berada di jalur yang akan mereka lewati," bisik Zeze, "Aku tidak mengerti sampai saat ini, bagaimana kau dan Ibu mu bertahan hidup di dalam hutan, Ibuku sering mengingatkan ku untuk jangan pernah ikut dengan mu ke dalam hutan," imbuhnya, akupun tersenyum,

   Bukan hal baru lagi, setiap bulan purnama, kerajaan akan meminta semua penduduknya untuk tetap berada didalam rumah dan mengunci rumah mereka pada saat jam malam dibunyikan, mereka mengatakan bahwa 'monster' dari dalam hutan keluar untuk mencari mangsa, dan perintah itu dikeluarkan agar tidak ada penduduk desa yang keluar sehingga tidak ada yang terbunuh,

   Menurutku, mereka bukanlah monster, mereka hanyalah segerombolan serigala yang sedang berburu, dan mereka hanya mencari mangsanya di dalam hutan, bagaimana aku tahu? Aku pernah melihatnya, satu kali, dan itu membuatku takjub, mereka tidak menggubris rumah ku yang terletak di jalur berburu mereka, seperti mereka tidak melihat rumah ku,

   "Ya, aku tahu, hari ini malam purnama, namun ibu masih harus menaruh barang di desa Zox, dan aku percaya Ibuku, kita akan baik baik saja," balas ku, Zeze pun menatap ku tidak percaya,

   "Baiklah bagaimanapun itu keputusan mu dan Ibu mu, aku hanya berpesan untuk hati hati," kata Zee, aku tersenyum dan mengangguk, ia pun berjalan menjauh dari ku dan mengarah kearah rumahnya,

   "Xylia, kita harus pergi sekarang apabila ingin sampai rumah tidak terlalu malam," kata Ibu, akupun mengangguk dan berjalan ekarah Ibu.

***

   Hari sudah gelap. kita Sudah melewati gerbang desa Lilith dan sebentar lagi akan memasuki wilayah hutan, jam malam sudah terdengar, menandakan bahwa pemburuan sudah dimulai, tidak dipungkiri, akupun merasa khawatir, namun, aku melihat Ibuku membawa kereta kuda kita dengan santai, bermodalkan lampu minyak yang menggantung di kedua sisi kereta kuda kita, udara yang sudah sangat dingin, membuat ku sedikit mengigil, 

    Ini bukan kali pertama aku dan Ibuku kembali di malam hari setelah berdagang, namun, tidak pernah pada saat bulan purnama, jika saja Ibu terlihat sama khawatirnya dengan ku, mungkin aku sudah tidak sadarkan diri, melihat mereka dari dalam rumah adalah hal yang berbeda saat berada di tempat terbuka, 

   Aku sudah dapat melihat jalan yang mulai halus, menandakan bahwa sebentar lagi kami akan sampai, cerita - cerita yang Zeze ceritakan kepada ku mulai bermain lagi di kepala ku, akupunmencoba untuk menenangkan diriku, namun,

   Terdengar suara lolongan serigala dan aku melihat seekor serigala berada didepan pintu rumah kami, sedang mengendus dan serigala lain mengitari rumah kami, jantung ku berhenti sejenak, aku menatap Ibu dan tetap melihat dirinya sangat tenang, sedangka aku yang berada di sisinya sudah gemetar,

   "Bu, ada serigala," pekik ku, yang membuat ku terkejut, Ibu turun dari kereta kuda kami dan berjalan mendekati serigala tersebut, serigala itupun menoleh kearah Ibuku dan berlari kearahnya, yang membuatku terkejut adalah, kedua serigala itu berguling di tanah seperti seekor anak anjing yang ingin di manja,

   Mata ku terbelalak dengan lebar, melihat interaksi yang terjadi didepan ku,

Bagaimana bisa?!

*
*
*

Haii, menurut kalian, Ibunya Xylia ini apa yaa??

XOXO

Queentales

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro