Sport Girl & Dance Boy
AUTHOR POV
Di hari Senin yang terik, Lee Seo Jae bermain basket sendiri di saat jam pulang sekolah. Hampir semua temannya sudah pulang, tapi ia tetap bermain dan bermain.
Ia mengusap peluh yang mengalir dari keningnya dengan handuk yang ia taruh di kursi penonton.
Ia kembali men-dribble boal basket yang cukup berat, lalu men-shootnya ke arah ring basket yang cukup tinggi.
Dan hap! Sekali loncatpun bola basket sudah bisa masuk dengan sempurna.
Ia tersenyum puas lalu kembali melakukan hal yang sama beberapa kali.
Tiba-tiba saat ia ingin men-shoot bolanya ke arah ring, ada seseorang yang melihatnya dari jauh, dari kursi penonton.
Orang tersebut mengeluarkan smirk khasnya sambil bertepuk tangan saat Seojae men-shoot bolanya dan masuk ke ring dengan sempurna entah sudah yang keberapa kalinya.
"Keren! Wooo!"ia bertepuk tangan lalu berjalan ke arah yeoja yang tingginya hampir sama dengannya.
Yeoja itu memutar bola matanya lalu kembali men-dribble bolanya. Tapi namja itu merebut bolanya darinya dan men-shootnya, menciptakan skor 1.
"Kaaaaaaai!"Seojae menggeram kesal. "Itu bolaku!"ia merebut kembali bolanya dari namja yang ia sebut Kai.
Kai tertawa kecil. "Aduh, kau bau sekali Seojae. Yang lain sudah pulang, kau tak mau pulang, huh?"ia mengangkat sebelah alisnya.
Seojae mendengus sebal. "Apakah kau tak sadar kalau kau lebih bau dariku?! Dan aku tak mau pulang, aku masih mau main."ia kembali memutar badan dan kembali men-dribble bola basket.
"Cih."Kai mendengus. Dari kursi penonton, ia menonton yeoja dengan rambut coklat karena terbakar sinar matahari itu. Tubuhnya benar-benar tinggi untuk seorang yeoja. Kira-kira tingginya 178 cm, ia memang tinggi karena terlalu sering bermain basket dan gemar dengan olahraga lainnya. Kulitnya tidak bisa dibilang putih, karena ia banyak menghabiskan waktu diluar rumah. Kira-kira kulitnya hampir sama seperti Kai yang berwarna tan.
Kai memperhatikan ia dengan senyum mengembang di wajahnya. Dari dulu ia menyukai yeoja yang gemar di bawah sinar terik matahari. Bukan yeoja yang centil yang memakai make up secara berlebihan.
Tiba-tiba Seojae memegang perutnya dan meremasnya. Kai yang melihatnya segera membulatkan matanya dan lari ke arahnya.
"Seojae! Kau tak apa-apa?"ia bertanya dengan wajah cemas.
Seojae menggeleng. "Tak apa."ia berkata dengan wajah pucat.
"Lihatlah! Wajahmu sudah pucat seperti kertas begitu(?). Ayo pulang saja."
"Enak saja! Memangnya mukaku ini datar seperti kertas?! Lagipula, aku hanya belum makan dari pagi kok! Sudah sana! Hush hush!"ia mengusir Kai dengan kedua tangannya.
Kai menggeleng-menggeleng.
===
KAI POV
Benar-benar deh anak ini. Keras kepala sekali. Belum makan dari pagi katanya?! Jelas saja ia pucat begini! Tidak mau pulang pula!
Aku kembali memperhatikan ia yang membetulkan kunciran rambutnya. Rambut coklat panjangnya melambai saat ia menggerakan tangannya untuk menguncirnya. Ah.. Betapa aku ingin menyentuh rambut itu..
Tapi sekarang aku tak ingin menyentuhnya. Karena itu sudah dipenuhi keringat(?)
"Kenapa sih kau masih di sini?!"Seojae membentakku dengan wajah garangnya.
Dalam hati aku tertawa kecil.
"Seharusnya aku yang bertanya begitu!"
"Cih."ia membuang muka. "Bukankah kau ada kelas dance?"ia bertanya saat akan men-dribble bolanya lagi dan lagi.
"Aku baru saja selesai."kataku sambil mengedikan bahuku acuh tak acuh.
"Dan kau tak pulang?"Seojae bertanya dengan senyum miringnya.
Aku gelagapan, "T-Tidak. Aku hanya mau bersantai sebentar. Lagipula aku tak tahu di rumah mau apa."
"Oh begitu."ia mengangkat alis sebelah kirinya. "Kau yakin tak ada yang mau diomongkan denganku?"ia kembali memancingku. Ugh sial.
Aku menggaruk leher belakangnya. "Yah.. S-Sebenarnya aku mau mengajak kau pulang bersama."
"Ha! Aku sudah tahu kau akan bertanya itu! Aku kan sudah bilang aku tak mau! Kau bau tahu!"ia mengutarakan apa yang ada di otaknya secara blak-blakan. Dasar anak ini.
"Apa tak ada alasan yang lebih baik selain aku bau? Jahat sekali kau."aku mempoutkan pipiku.
Seojae tertawa kecil. "Memang kenyataannya begitu."
"Kau juga bau asal kau tahu!"
"Hush! Jangan membicarakan bau lagi!"Seojae melayangkan bola basketnya ke arah wajahku. Tapi aku dengan mudah menangkisnya.
"Mau taruhan?"aku menunjukan smirk khasku.
===
AUTHOR POV
"SIAL! KENAPA AKU YANG KALAH!"Seojae menggeram kesal.
Kai tertawa puas. "Kau kalah. Jadi kau harus pulang denganku."
"Cih. Apa boleh buat."ia megedikkan bahunya sambil menghela nafas.
Kai tersenyum puas.
===
Kai dan Seojae tak pernah akur. Tapi setelah kejadian mereka pulang bersama walaupun saling mencaci maki satu sama lain, mereka menjadi lumayan akrab sekarang.
"Oi! Yeoja titem!"Kai memanggil Seojae seenaknya.
"Titem? Apa itu?!"
"Tinggi item!"Kai menjulurkan lidahnya.
Seojae mencubit perut Kai keras-keras. "Daripada kau! Temsek!"
Kai memasang wajah penasaran, "Temsek? Apa itu?!"
"Item pesek! HUAHAHAHAHAHA!"Seojae tertawa terbahak-bahak. "Makanya kalau kau mau mengatai orang lihat dirimu dulu dong!"
Kai mencibir, "Tidak kreatif. Kau membuat nama yang hampir sama."
"Whatever."Seojae mengibas tangannya.
===
"AYOO KAIIII! SEMANGAT!!"Seojae menyemangati Kai yang sedang berlatih dance untuk kompetisi minggu depan.
Kai memberikannya senyum lalu memberikannya thumb up. Seojae tersenyum simpul melihat senyum itu.
===
Hari ini adalah giliran tim basket berlatih untuk kompetisi minggu depan.
"AYOOO SEOJAE SEMANGAT!!"kini giliran Kai yang menyemangati Seojae. Seojae tersenyum lalu melambai ke Kai.
Bisa disimpulkan, sekarang mereka menjadi teman dekat, ya walaupun masih bertengkar satu sama lain.
Kaipun tersenyum melihat senyuman manis Seojae. Ia menaruh dagunya di pangkuan telapak tangannya.
===
Seojae memperhatikan dance Kai yang menurut ia benar-benar keren. Diam-diam ia tersenyum saat Kai memberinya wink kecil.
Dan setelah selesai, Kai membungkuk. Juripun berdiri dan memberikan tepuk tangan. Acara ini adalah festival sekolah yang diadakan setahun sekali. Dan banyak sekali lomba-lomba yang diadakan di sini.
Kaipun kembali ke backstage. Seojae pun berdiri dan berjalan ke arah backstage untuk bertemu Kai.
"KAU KEREN!"Seojae memeluk Kai secara spontan. Kai menatapnya dengan tak percaya.
"H-Hei.. Gomawoyo. Tapi kan.. Apa kau tak merasa aku bau?"
Seojae melepaskan pelukannya dengan senyuman lebar, "Tidak! Aku malah merasa kalau kau wangi!"
Kai membulatkan matanya tak percaya. "Jinjja?!"
"Yup. Selamat! Kau melakukan itu dengan baik! Aku yakin kau menang!"Seojae, entah mengapa berubah menjadi ceria tiap kali ia dekat dengan Kai.
Kai tiba-tiba memeluknya dengan erat. "Terimakasih. Selama ini kau juga telah mendukungku. Kalau tak ada kau mungkin aku tak akan se semangat ini."
Seojae merasakan pipinya memanas.
"Dan kau tahu, kau selalu menjadi idolaku. Tapi sejak aku dekat denganmu, entah mengapa aku menganggapmu sebagai wanita. Dan aku.. mulai menyukaimu.."Kai mengakui dengan malu-malu selagi ia memeluk yeoja bertubuh tinggi itu.
Seoja balas memeluknya, "A-Aku juga.. Nado.."ia membalas pelukannya dengan erat.
Bahkan mereka tak peduli saat teman-teman mereka lewat dan berbisik-bisik.
[THE END]
===
A/N : Setelah lama gabalik-balik akhirnya balik juga!\( ^-^)/
Maaf buat ceritanya yang rada gaje ini.
Dan kalau kalian mau request, dm aja ya;3
Tolong vote & comment ya!♥
Saranghae~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro