Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Skallet (abo au)

For Noah Bondevik's birthday (1st September)

IDOLiSH7 by Bandai Namco, Troyca, Arina Tanemura

Original Character: Noah Bondevik by bellasteils

Skallet by bellasteils

Warning: BL

Selamat membaca

***

"Hah~" Noah menghela napas panjang. Kepalanya ditopang dengan tangan di atas meja. Meja kerja berserakan berkas yang belum disentuh.

Asistennya masuk membawa berkas tambahan untuk diperiksa. Melihat atasannya merenung, meratapi hidup seolah dikejar tagihan bulanan, yang mana tidak mungkin, ia bertanya, "ada apa, Pak?"

"Kamu tau ga kenapa omega hamil sensi?" Noah langsung saja menembak bawahannya dengan pertanyaan yang mengarah pada masalahnya.

"Mana saya tahu, Pak. Saya pernah dengar kalau omega hamil memang sensian. Tapi kan penyebabnya bisa macam-macam." Jawabnya, "Kali ini ada apa dengan tuan Minami?" Ia balik bertanya seolah kejadian ini telah berulang terjadi.

"Gak tahu makanya aku tanya."

"Tanya saya juga percuma, Pak. Saya ini beta."

"Apa dia bosan di rumah, ya? Kan kata dokter dia harus banyak istirahat." Noah merenung. Berpose menggaruk dagu yang tidak gatal. "Makanya untuk sementara aktifitasnya di ZOOL dihentikan."

"Penyebabnya bapak barang kali." ujar asistennya asal jeplak sambil meletakkan berkas di bagian kosong di atas meja.

"Emang aku ngapain?"

"Saya bukan cenayang, Pak." ujarnya. "Coba diingat lagi kemarin bapak bikin ulah apa sama tuan Minami."

"Enak aja aku bikin ulah sama ayang Minami."

"Ya sudah Pak, itu berkasnya untuk diperiksa saya taruh meja."

"Hmm." Jawab Noah terlihat tidak peduli dengan pekerjaannya.

Setelahnya ia keluar ruangan meninggalkan Noah dengan lamunannya.

"..."

Meski bicara seperti itu Noah memikirkan perkataan asistennya. Kerutan di dahi terlihat jelas, seperti ia sedang memeras otak untuk mengingat sesuatu.

Namun, otaknya sudah sampai mengebul tapi tidak ada tanda ingatan apapun. Fakta yang jelas terjadi adalah ia tiba-tiba ditendang hingga tersungkur dari kasur oleh Minami ketika sedang tidur tadi malam. Tanpa tahu apapun, setelahnya Noah ditendang keluar kamar untuk melanjutkan mimpi di atas sofa ruang tamu.

"Minami sayang? Kok aku ditendang keluar?" Rengek Noah sambil mengetuk pintu kamar mereka yang terkunci.

"..."

Tidak ada jawaban.

Pada akhirnya Noah terlelap di depan pintu kamar tanpa tahu alasan yang jelas.

"Apa karena sedang hamil? Tapi masa sih sampai alpha sendiri ditendang." Noah masih memikirkan berbagai macam kemungkinan. Tangannya beralih menuju komputer mengetik 'penyebab omega mood swing ketika hamil.' di mesin pencarian. Berbagai situs satu per satu muncul. Noah mengklik situs paling atas.

Setelah membaca artikel dengan seksama, Noah hanya bisa menyimpulkan, ada banyak faktor yang mempengaruhi mood swing omega ketika hamil. Salah satunya karena alphanya sendiri.

"Kalau memang karena alpha, memang apa salahku?" Gumam Noah. "Hubunganku dengan Minami baik-baik saja semalam. Bahkan Minami tiba-tiba minta peluk sebelum tidur. Hmm." Noah mengingat kembali hal absurd apa yang dilakukan semalam. Kemudian matanya membelalak seperti mau copot teringat sesuatu.

"Apakah aku akan ditendang lagi malam ini?"

Ekspresinya berubah menjadi horor. Lebih horor dari asistennya yang pucat ketika melihat jumlah tagihan bulanan dan utang yang harus dibayar.

"Tidak, tidak. Aku tidak bisa tidur kalau tidak memeluk Minami." Ia bangkit dari kursi kerja. Sebagian kerkas berkas diabaikan terbang dan berserakan. Buru-buru kakinya melangkah keluar kantor. Mengabaikan panggilan asisten yang lagi-lagi hanya bisa mengeluh, "Lembur lagi deh."

***

Minami menghela napas panjang sambil menyenderkan kepala di sofa. Terlihat kelelahan sepanjang hari, padahal tidak ada hal khusus yang ia kerjakan. Sebuah buku terbuka di pangkuan hanya menjadi sebuah pajangan.

"Aku terlalu kejam ya pada Noah-san?" Gumamnya. "Padahal aku tidak bermaksud menendangnya seperti itu."

Pelayan pribadinya menyodorkan teh hangat untuk Minami. "Anda kelihatan lelah, Tuan. Segelas teh bisa menenangkan." pelayan pribadi Minami ketika Noah tidak bisa di sisi Minami. Nantinya pelayan itu akan memberikan kabar pada Noah semua hal tentang kegiatan Minami.

"Terima kasih."

Aroma earl grey yang sedikit menusuk tapi memberikan sensasi menenangkan. Minami merasa lebih tenang ketika menghirup dan menyesap sedikit.

"Aku harus minta maaf pada Noah-san tapi..." Noah diam sebelum melanjutkan, "Mimpi semalam benar-benar membuatku trauma dan sebenarnya cukup menakutkan."

"Minami!"

Minami terlonjak mendengar namanya tiba-tiba dipanggil. Earl grey di tangan hampir saja tumpah dan pelayan reflek membawakan cangkir itu. Siapa lagi pelaku yang membuat telinga berdengung kalau bukan Noah Bondevik? Alphanya yang seharusnya masih di kantor. Jabatan sebagai pimpinan tertinggi membuatnya bebas pulang-pergi seenaknya.

"Noah-san kenapa sudah pulang?" Tanya Minami menghampiri alphanya. Pelayan menyingkir memberikan ruang privasi kepada majikannya.

"Minami apa aku ada salah denganmu? Apa ini karena kamu sedang hamil jadi gampang mood swing?" Noah langsung to the point memborong pertanyaan tanpa memberikan waktu kepada Minami untuk menjawab.

"Noah-san tolong tenang dulu." Minami menepuk pelan kedua pipi Noah untuk menghentikan mulutnya mengoceh.

"Sebenarnya aku baru memikirkan untuk mengatakan padamu." Ujar Minami.

Noah tak berani menyela, akhirnya hanya bisa mendengarkan hingga selesai. "Kejadian semalam bukan salahmu, itu hanya kejadian reflek saja."

"Reflek?" Gumam Noah penuh pertanyaan.

Minami memalingkah wajah dengan semburat merah di pipi. "Aku malu mengatakannya."

"Aku trauma karena mimpi semalam." Lanjut Minami masih menyisakan pertanyaan di benak Noah.

"Mimpi? Trauma?" Gumam Noah. "Apa kau mimpi buruk semalam?" Noah mulai khawatir.

Minami terlihat ragu menjawab. "Kalau dibilang buruk, tidak seburuk yang dibayangkan. Hanya membuatku terkejut.

Noah semakin penasaran. "Apa itu?"

Minami berdehem sebelum menjawab. "Tapi kau janji tidak akan tertawa?"

"Baiklah aku janji, apa itu?" Noah langsung saja menjawab diburu rasa penasaran.

"Emm... aku mimpi..."

"Mimpi apa?"

"Aku mimpi kau jadi botak."

"..."

"..."

"..."

"Pfft!"

Noah memalingkan kepalanya. Bahunya bergetar menahan tawa. Minami langsung memberinya tatapan maut ditambah cubitan di kedua pipi.

"Aduh, oke maaf. Aku akan diam." Ujar Noah minta ampun kepada omeganya yang kalau galak terlihat semakin menggemaskan.

"Maaf aku sedang membayangkan aku sendiri jadi botak." Gurau Noah. "Kupikir masih tetap tampan walaupun tanpa rambut." Lanjutnya masih dengan nada bercanda.

Namun Minami tak menyunggingkan senyum sama sekali.

Noah diam.

"Aku tak suka melihatmu botak." Ujar Minami nampak sedih. Sepertinya mimpi semalam menyisakan trauma. Meskipun sepele tapi tidak bagi Minami.

"Minami..." panggil Noah dengan lembut. "Lihat aku..." tangan Noah mengalihkan wajah Minami untuk menatapnya. Sebelah tangannya membawa tangan Minami ke atas kepala dimana rambut kemerahannya acak-acakan diterpa angin ketika kembali ke rumah tadi.

"Apa sekarang aku terlihat botak?" Tanya Noah.

Minami menggeleng.

"Apakah rambutku ada?"

Minami mengangguk.

"Minami jangan khawatir, aku juga tidak ada niat untuk mencukur habis rambutku. Itu hanya mimpi."

Minami merenung kemudian mengangguk lega.

Noah menyunggingkan senyum kemudian mengecup ringan bibir omeganya. Dalam hati mengucap syukur malam ini tidak ada insiden tidur di luar lagi.

"Jadi kau kembali dari kantor hanya untuk ini?" Tanya Minami segera tersadar. Noah cengengesan sebagai jawaban kemudian mengecup pipi Minami untuk meredakan emosinya.

Tidak bagus bagi omega yang sedang hamil trisemester untuk selalu diselimuti emosi negatif. Omeganya harus selalu bahagia, bahkan walau tidak sedang hamil.

"Ya sudah mumpung kamu sudah kembali lebih awal, ayo makan di luar." Ajak Minami. Sekian lama mengenal alphanya, ia jadi pasrah saja dengan kelakuan Noah.

"Kemanapun sayangku mau makan, akan aku turuti."

"Baiklah, baiklah." Gumam Minami. "Aku sedang ingin ramen."

"Siap, laksanakan!"

***

Selesai

Happy birthday Noah Bondevik 💕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro