Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

22 🐶 Pesona Willis 2

Perempuan itu menetralkan degup jantungnya yang menggila. Dirapikannya rambut merah yang baru di catnya kemarin.

Dia juga membasahi bibirnya agar tidak terlihat kering. Dengan tarikan napas pelan, lalu membuangnya perlahan. Perempuan itu membuka pintu cafe tersebut. Di dapatinya seorang pria tampan tengah membuka kacamata hitamnya. Menatap perempuan yang hanya sedadanya itu.

"Apa cafe ini sudah buka?" Suara tersebut bagaikan nyanyian malaikat yang tengah berbahagia.

Tidak ada kata lain untuk mengambarkannya selain menakjubkan.

Alih-alih menjawab, perempuan itu malah terbengong menatap Willis. Tubuh perempuan itu yang pendek membuat dirinya melihat Willis seperti tengah melihat malaikat yang agung. Bahkan perempuan itu lupa berkedip dan menutup mulut hingga seekor lalat singgah didalamnya.

"Sudah Tuan, silahkan masuk!" teriak perempuan lain yang berdiri beberapa meter --dari perempuan itu-- menyadarkannya.

Diatupkannya mulutnya hingga lalat itu terjebak di dalamnya.

Tanpa menghiraukan si pelayan aneh. Wilis berjalan melewatinya begitu saja. Bichon Frise itu berdecih geli melihat pelayan aneh tersebut. Perempuan yang seperti itu adalah perempuan yang akan Bichon Frise tersebut coret pertama kali dalam daftar calon ibu tirinya.

"Tu-tuan ingin berada di area anjing-anjing kecil atau anjing-anjing besar?"

Sebenarnya waktu buka cafe tersebut masih sekitar dua jam lagi.

Namun, siapa yang akan mengusir malaikat pembawa rahmat dengan tidak sopan? Tentu saja hanya orang mabuk yang akan melakukannya.

"Area anjing-anjing kecil." Diturunkannya si Bichon Frise.

"Mari saya antar."

Willis berjalan mengikuti pelayan tersebut dengan Vivi yang berjalan di sampingnya.

"Saya akan membuatkan kopinya sebentar," katanya sambil berlalu.

Ini adalah pertama kalinya bagi Willis dan Vivi mengunjungi cafe anjing. Biasanya kedua pria itu hanya akan bekerja, latihan, atau tidur di apartemen seharian hingga bosan.

Untuk bermain dengan anjing-anjing di sini, pengunjung cukup membeli setidaknya satu minuman yang harganya agak mahal. Namun, layak! Segelas kopi ditemani anjing-anjing bermain adalah pengalaman terbaik.

"Guk. Guk. Guk!"

Bichon Frise itu tampak menyamankan duduknya disamping sang tuan. Willis melihat-lihat sekitar. Terdapat belasan anjing yang kesemuanya adalah anjing-anjing bermain.

Willis sendiri tidak hafal jenis anjing apa saja yang ada di sini, pemuda Oh itu hanya tahu bahwa Vovo yang berjenis Bichon Frise. Sudut bibir pemuda kelahiran 1994 itu tertarik. Willis dapat melihat betapa anjing-anjing di sini dirawat dengan baik, sehat, dan berbulu tebal.

Pelayan yang tadi membukakan pintu untuk Willis datang dengan segelas kopi. Willis menerimanya dengan tangan kanan, mengabaikan fakta bahwa perempuan itu menatapnya penuh minat.

"Jika tidak ada yang ingin dibicarakan, Anda bisa segera pergi."

Terdengar kejam sekali, apalagi itu keluar dari mulut tipis pria setampan Willis. Hati perempuan itu teriris mendengarnya.

Lagipula untuk apa menjaga perasaan orang lain kalau orang itu saja tidak menjaga kenyamanan mu.

"Semoga harimu menyenangkan," ucapannya kemudian berlalu pergi.

"Terima kasih doanya."

Oh Willis itu mulutnya memang kejam sekali. Dia juga bukan tipe yang suka berbasa-basi, dan bukan tipe idol yang terlalu perduli dengan imagenya. Willis lebih nyaman ketika menjadi dirinya sendiri, tidak perduli orang-orang akan mengatakannya apa.

Karena itu pula. Kadang Suho tidak akan membiarkan Willis melakukan wawancara seorang diri. Harus ada anggota atau manager yang menemaninya. Itu juga berlaku bagi Matteo, Baekgeom, dan Changyeol. Atau rahasia perusahaan akan bocor akibat kepolosan mereka seperti yang sudah-sudah.

Melihat perempuan tersebut. Bichon Frise itu hanya bisa memutar bola matanya malas. Itu adalah hal biasa yang sering Vivi lihat ketika tengah bersama Willis.

Menjadi pusat perhatian kaum hawa.

Willis mencecap kopinya, merasakan rasa kopi yang diminumnya. Tidak terlalu buruk. Di keluarkannya ponsel seharga puluhan won tersebut. Melihat itu, Vivi beringsut turun.

Anggap saja kalau Bichon Frise itu ingin bermain dengan banyaknya anjing di sini meski nyatanya ia bukanlah anjing yang mudah bergaul seperti halnya Toben. Vivi itu pemalu, sama seperti sang tuan yang saat ini tengah kebingungan mencari anjing Bichon Frise ditengah belasan anjing lain.

Siaran langsung telah dimulai. Namun yang menjadi bintang malah menghilang. Atau bersembunyi. Karena Willis dapat melihat ekor putih itu dibawah kolong meja. Dengan kekehan jahil, pemuda kelahiran Seoul itu menghampiri sang anjing.

"Kena kau!" Vivi terkejut, matanya membeo bulat. Lucu sekali.

Para penggemar yang menyaksikan siaran langsung tersebut pun tak kalah gemas, ingin sekali rasanya mencubit pipi gembul si anjing, apalagi mencium pemiliknya. Tak sedikit juga yang menggerutu kesal karena setiap kali Willis melakukan siaran langsung, pasti selalu saja tentang Willis yang tengah membujuk Vivi.

Mereka pikir siaran langsung kali ini akan terbebas dari si manja Bichon bulat Frise itu. Melakukan siaran langsung ketika tengah free bersama Vivi, atau hanya sekadar berfoto, sudah menjadi kebiasaan bagi pemuda Oh itu. Bahkan Willis tidak segan-segan memblokir siapapun yang berani menghina Vivi di kolom komentarnya.

Tobenstagram : 'Hi!'

"Woahh! Vivi, lihat Ini Toben! Toben, menonton siaran langsung kita dengan akun Instagram-nya!" Willis memekik heboh. Terkagum melihat kecerdasan anjing milik Changyeol.

Vivi mendekati sang tuan. Mengintip layar ponsel Willis yang menampilkan wajahnya dan Willis. Di layar itu terdapat banyak huruf-huruf kecil yang datang silih berganti, dengan bulatan kecil seperti foto di samping kirinya.

Vivi menatap wajah Willis. "Guk. Guk. Guk," anjing putih itu mengonggong.

Willis tampak berpikir dengan mengetuk-ngetuk dagunya, menerawang,
"Apa Vivi mau Daddy buatkan akun Instagram juga seperti milik Toben?"

Willis tampak berpikir. Meski Vivi katakan 'tidak' sekali pun. Willis akan tetap membuatnya. Tidak perlu berbasa-basi soal persetujuannya, semua yang diinginkan seorang Oh Willis adalah mutlak dan wajib dikabulkan.

ΘωΘ

Willis memarkirkan Lamborghininya. Ketika pria muda bermarga Oh itu membuka apartemennya, terlihat beberapa anggota OXE bersama anjing mereka tengah menunggunya sambil menonton televisi.

"Aish, kau ini ke mana saja?" Baekgeom menggerutu di tempatnya.

Dipeluknya anjing Welsi Korgi berbadan gemuk itu makin erat.

"Kencan bersama Vivi." Willis menjawab asal. "Lagipula salah kalian sendiri kenapa tidak menelepon saja. Aku mana tahu kalau sedang ditunggu."

Willis itu tipe maknae nakal yang tidak pernah mau disalahkan.

"Kami sudah mengatakannya di siaran langsungmu tadi!"

"Oh! Jinjja? Aku tidak melihatnya." Willis mengerucutkan bibirnya. "Aku, kan, menyuruh kalian menelepon bukan berkomentar seperti penggemar."

"Hentikan pertengkaran tidak berguna kalian! Sekarang waktunya kita antar anak-anak nakal ini kembali ke sekolah," ujar Suho.

Tangannya mendekap Byul. Memberikan kehangatan yang sudah lama di rindukan Yorkshire Terrier tersebut.

"Berangkat bersama atau sendiri-sendiri?" bingung Willis.

Melihat jumlah mereka yang banyak belum lagi ditambah para anjing. Mereka tidak mungkin berangkat dalam satu mobil.

"Aku baru saja menukar Sport Bugatti Veyronku dengan Toyota Kijang Innova milik Byul Jadi kita semua akan muat di mobil itu," ujar Suho.

Membuat semua anggota OXE menatapnya horor.

Suho salah tingkah melihat ekspresi mereka. "Tidak ada yang aneh. Mari kita pergi." Suho berjalan lebih dulu kearea parkiran.

Hari ini pria bermarga Kim itu akan menjadi super pribadi teman-temannya.

"Lain kali Suho Hyung harus membeli Jet pribadi," gumam Kim Jong yang diaamiini seluruh anggota.

Kedua tangan pemuda berkulit tan itu terdapat anjing Toy Poodle berwarna cokelat, sedangkan kedua anjing Poodle Standarnya ia biarkan berjalan sendiri mengikutinya.

Sepanjang jalan. Chanyeol terus-terusan besin. Pria bermarga Park itu sudah memakai maskernya. Namun itu percuma saja ketika dia terus-menerus menciumi anjing Toy Poodle dan Norfolk Terriernya.

“Kalau Changyeol bersin untuk yang ke-100 kalinya di mobil ini, itu tandanya akan ada berita buruk.”

“Guk! Guk! Guk!”

ΘωΘ

To be continued....

[22-04-2020]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro