Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 21 - Dinner

"Selamat malam, Nyonya. Silakan masuk, Tuan Darren sudah menunggu di dalam." Seorang pelayan pria berkemeja putih membungkuk hormat pada Alesha.

Alesha tersenyum kaku. Semenjak mengenal Darren, semua orang memanggilnya dengan sebutan "Nyonya". Alesha merasa diperlakukan secara istimewa layaknya seorang nyonya besar. Padahal status Darren hanyalah sekadar teman, itu pun baru mengenal beberapa hari. Seharusnya mereka cukup memanggil dengan sebutan "Nona" saja.

Alesha melangkah ke dalam restoran bintang lima. Suasana temaram dan hening. Wanita itu berhenti sejenak. Tidak ada lampu yang menyala, hanya ada cahaya lilin tertata rapi membentuk sebuah lorong, seperti jalan setapak. Kelopak mawar bertebaran, menguarkan aroma khas.

Ini sangat romantis! Jantungnya berdetak semakin cepat, berharap ini bukan hanya mimpi. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa acara makan malam mereka akan dibuat seromantis ini.

Perlahan, Alesha kembali melangkah. Ketukan heels sepatunya terdengar berirama di antara keheningan. Namun, ternyata Darren tidak menunggu di sana. Alesha masih harus menyusuri barisan cahaya lilin sekitar sepuluh meter untuk tiba di ruangan berikutnya.

Alesha meraih gagang pintu dan membukanya. Ia terperangah dan terharu, takjub akan kejutan yang disiapkan Darren. Ruangan itu tidak terlalu luas, tetapi sudah didekorasi sedemikian rupa. Masih dengan suasana temaram, puluhan lilin menjadi satu-satunya sumber cahaya. Kelopak mawar bertaburan di mana-mana, aroma harum pun semakin menyergap hidung.

Di tengah ruangan, pria berkemeja putih serta jas hitam membalut tubuh tegapnya, berdiri sembari tersenyum. Sungguh, dia satu-satunya pria paling memesona yang pernah Alesha lihat.

"Selamat malam, Sugar," sapa Darren.

Sama halnya dengan Alesha, Darren pun terpesona pada pasangan dinner-nya. Lihat, tubuh indah itu terbalut gaun berwarna violet dengan layer di bagian depan dan pundak, menyamping hingga bagian dada. Didesain tanpa lengan, serta bahu di sisi kanan terbuka, menampakkan kulit mulus tubuhnya. Gaun pilihan Darren itu merupakan gaun sutra terbaik, dirancang oleh desainer ternama Indonesia.

Gaun sutra yang sangat pas di tubuh Alesha, memberikan kesan seksi dan elegan. Rambut panjangnya tergerai indah, mahkota yang membuat wanita itu terlihat sempurna. Anting berlian berkilau di kedua telinganya. Perlahan Alesha melangkah. Oh, tidak! Di mata Darren, tubuh itu seolah sedang meliuk dengan slow motion.

"So beautiful," gumam Darren, membuat kedua pipi Alesha merona. Wanita mana yang tidak tersipu saat pasangannya memberikan tatapan memuja?

"Terima kasih, Darren. Kau membuatku merasa istimewa malam ini," ucap Alesha. Kalimat yang akhirnya harus ia sesali.

Tidak seharusnya Alesha mengucapkan itu. Bagaimana jika Darren hanya menganggap ini sebagai makan malam biasa? Bukankah wajar bagi pria kaya untuk menghambur-hamburkan uang dengan cara melakukan reservasi restoran dan menjadikannya sebagai acara pribadi?

"Wanita secantik dirimu memang pantas mendapat perlakuan seistimewa ini." Darren menarik sebuah kursi, mempersilakan Alesha duduk.

Hati Darren menjerit. Seharusnya sejak dulu kau diperlakukan seperti ini. Kau wanita istimewa, Alesha!

Darren duduk di hadapan Alesha. Tak lama kemudian, seorang pelayan membawakan sebuah kue ulang tahun. Kue berbentuk silinder dengan tinggi sekitar 10 cm dan diameter 15 cm. Lagi-lagi kue itu dilapisi oleh krim matcha, berwarna hijau menggiurkan. Setelah menyalakan dua batang lilin kecil di atas kue, pelayan undur diri, meninggalkan mereka berdua di ruangan yang begitu romantis.

"Kejutan yang indah, Darren. Tapi aku rasa ini bukan hari ulang tahunku."

Darren tersenyum, matanya tidak mau lepas dari wajah bidadari di hadapannya. "Memang bukan."

"Kau yang berulang tahun?"

"Tidak juga."

"Lalu?"

"Anggap saja kita sedang merayakan sesuatu yang sangat spesial. Merayakan persahabatan kita, misalnya." Kalau saja kau ingat, ini perayaan hari ulang tahun pernikahan kita yang kedua, Sugar. Aku tidak akan pernah melupakannya.

"Baiklah. Tapi ini benar-benar romantis."

Darren meraih jemari Alesha, meremasnya dengan lembut. "Terima kasih karena telah membuat putriku bahagia. Ah, ya, malam ini, boleh aku memanggilmu dengan sebutan Sugar?"

Alesha mengangguk. Jantungnya berdetak cepat, hampir melompat dari tempatnya. Oh, sikap Darren membuatnya merasa melayang tinggi ke awan. Hei, setelah ini, apa Darren akan melanjutkan acara dengan berlutut dan menyematkan sebuah cincin di jari manis Alesha? Meminta wanita itu agar menjadi kekasihnya?

Tapi ini terlalu cepat. Meski dalam hati Alesha benar-benar menginginkan hubungan mereka lebih dari sekadar teman. Berkali-kali batinnya berteriak, kau telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Darren. Kau menginginkannya, kau ingin memilikinya. Lihatlah mata hazel itu senantiasa memberikan tatapan memuja.

"Kita tiup lilin ini bersama-sama. Tapi sebelumnya, make a wish terlebih dulu."

Keduanya bertatapan, saling melempar senyum satu sama lain, menahan gejolak di dalam dada. Mereka pun memejamkan mata, mengucap doa di dalam hati.

Alesha menarik napas dalam-dalam. Memohon pada Tuhan, semoga Darren adalah pria terbaik untuknya. Hatinya sudah mantap. Dalam setiap debaran jantungnya, akan selalu ada nama Darren. Dalam setiap tarikan napas, aroma khas Darren selalu terbawa hingga ke dalam rongga dada, menyebar ke seluruh pembuluh darah, seperti virus mematikan.

Usai merapalkan doa, Alesha membuka mata, menemukan Darren tengah menatapnya lembut. Alesha tersenyum dan menunduk, kedua pipinya merona.

Astaga, kenapa tatapan Darren membuat Alesha seperti lilin bertemu dengan api? Darren! Sihir apa yang kau gunakan? Kau ibarat api, sedangkan aku ibarat sebatang lilin. Kau membakar tubuhku, begitu panas, hingga akhirnya aku pun meleleh tidak berdaya!

"Kita hitung mundur, kemudian kita tiup lilin bersama-sama," ucap Darren.

Tiga ... dua ... satu .... Mereka bersama-sama meniup lilin hingga padam. Asap tipis mengepul di udara. Kedua lilin itu segera disingkirkan, menyisakan kue Black Forest berlapis krim matcha.

"Aku rasa, setelah kembali ke vila, beratku bertambah lima kilo. Kau membuatku gemuk hanya dalam sehari."

"Itu bagus. Kau memang harus menambah berat badan beberapa kilo agar tubuhmu lebih terlihat padat dan berisi."

"Jadi, kau bilang sekarang aku kurus, begitu?"

"Aku tidak bilang kurus, hanya perlu ditambah beberapa kilo."

"Itu sama saja."

"Lagi pula, gemuk ataupun kurus, kau akan selalu terlihat paling cantik di mataku."

"Darren!" Alesha kembali tersipu.

Darren memotong kue, membentuk segitiga, dan diletakkan di sebuah piring kecil. Ia mengambil garpu, menusuk potongan Black Forest, lalu mengirisnya. Irisan kecil yang tertusuk di garpu, ia arahkan ke mulut Alesha.

"Aku bisa memakannya sendiri." Alesha menggeleng.

"Tidak. Malam ini aku akan membuatmu merasa istimewa."

Malu-malu, Alesha membuka mulutnya, membiarkan Darren memasukkan potongan kue ke sana. Rasa manis cokelat dan matcha berpadu menjadi satu, terasa lembut dan meleleh di mulut.

Darren kembali menyuapkan potongan berikutnya. "Apa Lea tahu saat kau pergi dari rumah?"

"Tidak. Lea tertidur setelah aku membacakan dongeng Putri Salju."

"Aku berani menjamin jika Lea terbangun, dia akan menangis mencarimu."

"Benarkah?"

"Iya, kelihatannya Lea sangat menyukaimu."

"Darren, bagaimana jika Lea menganggap bahwa aku benar-benar ibunya?"

"Tidak perlu cemas. Aku terbiasa mengatasinya."

"Oh ...." Alesha mendesah. Tampaknya Darren sudah sering membawa wanita ke rumah, lalu Lea menganggap mereka sebagai ibunya. Dan itu sudah biasa bagi Darren. Ya Tuhan, mungkin Darren juga sudah terbiasa memperlakukan seorang wanita secara spesial seperti ini. Itu artinya, Alesha tidak istimewa di mata Darren.

Alesha mencengkeram sisi kursi, mulai gelisah. Wajar jika Darren sering berkencan dengan para wanita. Ia seorang pria normal yang membutuhkan seorang wanita untuk menuntaskan hasratnya, dengan modus mengajak dinner, lalu setelah itu diseret ke tempat tidur. Mungkin begitu kronologinya.

Ah, tidak! Darren bukan pria seperti itu! Alesha bisa melihat dengan jelas bahwa sejak kemarin, Darren benar-benar memperhatikannya. Jika Alesha tidak salah mengartikan, mata hazel Darren selalu menatapnya dengan penuh cinta!

Seorang pelayan kembali datang, menyajikan dua piring barbeque dan dua cangkir hot matcha latte. Daging panggang itu mengepul, menguarkan aroma khas daging bercampur rempah-rempah. Tampilannya terlihat semakin menggoda selera dengan garnish daun peterseli, tomat, dan brokoli.

Darren mengiris daging dengan santai. "Ada sesuatu yang ingin aku katakan. Tapi aku harap, kau tidak marah."

Alesha menyesap hot matcha, bersiap menikmati barbeque. Refleks, jantungnya berdetak semakin cepat. Mungkin Darren akan mengucapkan I love you? Yeah, itu sangat romantis, bukan? Mengungkapkan cinta saat candle light dinner. Alesha tersenyum, jika nanti Darren mengucapkan kalimat itu, ia akan menjawab dengan kalimat I love you too.

Berusaha menetralkan detak jantung yang semakin tidak terkendali, Alesha mengikuti tindakan Darren, mengiris barbeque dan memasukkannya ke mulut.

Darren berdeham sejenak sebelum mulai berbicara. "Kau tahu apa tujuanku mendekatimu?"

Karena kau mencintaiku! Tentu saja Alesha hanya berani mengucapkan itu di dalam hati. Ia hanya menggeleng. Lidahnya terasa kelu, perasaan bahagia membuncah di dada. Tubuhnya terasa seringan kapas, tertiup angin dan terbang ke langit biru. Satu detik lagi ....

"Terima kasih karena telah membuat putriku bahagia. Tapi, maaf, aku sama sekali tidak berniat untuk menjadikanmu sebagai kekasihku. Aku harap kau mengerti, kau pasti tahu alasannya," ucap Darren dengan mantap.

Alesha mematung, garpu berisi potongan barbeque menggantung di udara. Matanya terasa panas, menatap Darren tidak percaya. Setelah Darren membawanya terbang ke langit, kini pria itu tega menghempaskannya ke bumi.

"Aku minta maaf," ucap Darren lagi.

Baiklah, tentu saja Alesha tahu apa alasannya. Darren hanya mencintai mantan istrinya. Lalu dengan bodohnya Alesha berharap bahwa ia bisa masuk ke dalam kehidupan Darren. Kau bermimpi terlalu tinggi, Rose! Darren pasti hanya menginginkan tubuhmu sebagai penuntas hasratnya. Seharusnya Alesha mendengar kata-kata Leon, Darren bukan pria baik-baik. Tidak mungkin jika pria kaya seperti Darren jatuh cinta pada gadis biasa.

Mata Alesha berkaca-kaca, merasa terjebak di sebuah kubangan menjijikkan. Tidak seharusnya ia berada di sini!

"Kau kecewa?" tanya Darren.

Alesha menggeleng, bergegas memasukkan potongan barbeque ke dalam mulut. "Tidak, aku baik-baik saja."

"Tapi kau tidak terlihat baik-baik saja. Kau merasa dipermainkan karena aku tidak bisa menjadikanmu sebagai kekasihku?"

"Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan apa pun darimu, aku sadar siapa diriku." Sebulir cairan bening menetes, membasahi pipi.

"Kau menangis?"

"Tidak, aku tidak menangis," bantah Alesha. "Tolong antar aku pulang ke vila, sekarang."

"Tapi, kita belum selesai makan."

"Sekarang, Darren!"

"Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan menelepon pilot untuk membawa helikopter ke puncak gedung. Kita berangkat ke vila dari sana."

Alesha kehilangan selera makan. Dinner romantis itu hancur hanya dalam sekedip mata. Sama halnya dengan hati Alesha yang hancur berkeping-keping. Merasa terjebak dan tertipu, ia benci pada diri sendiri, benci pada Darren.

Darren menyodorkan tisu, Alesha pun mengambilnya. Menghapus air mata yang menetes untuk kedua kali. Bodoh! Jangan bersikap lemah di depan Darren! Jangan biarkan pria itu merasa menang karena berhasil mempermainkan perasaanmu.

"Padahal aku berharap setelah ini bisa mengajakmu tidur di rumahku. Lea pasti mencarimu."

Alesha menyentuh dada, terasa sesak. Oh Tuhan, Darren dengan begitu tega mencabik-cabik hatinya. Lea, itu hanya sebagai umpan. Mengatasnamakan Lea, padahal pria berengsek ini akan mengajak Alesha untuk tidur di kamarnya. Menjijikkan!

Cukup! Alesha tidak ingin melanjutkan permainan ini lagi. Semuanya terasa begitu menyakitkan. Air mata kembali menetes meski mati-matian Alesha berusaha menahannya.

Inikah yang dimaksud kejutan? Kejutan yang akan berakhir di tempat tidur? Aku membencimu, Darren!

***

To be Continued

Di KaryaKarsa udah tamat ya, yang mau baca duluan bisa cek link di bio Wattpad aku ya. Atau yang mau Pdf bisa WA ke 08568627278

Spoiler Part 22 - 24 di KaryaKarsa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro