Winter🌨️
Menikmati secangkir teh hijau hangat di dalam rumah sembari menatap kristal-kristal es yang berjatuhan di luar merupakan pilihan terbaik saat musim dingin berlangsung.
Ya, menurut Kumiko begitu. Dan seharusnya dia melakukan hal itu sekarang jika saja Kanroji Mitsuri, pilar cinta tidak menyeretnya keluar.
Helaan napas keluar dari sela bibirnya. Kumiko merutuki dirinya tadi yang menerima ajakan Kanroji untuk bermain salju.
Dia masih ingat dengan jelas bagaimana gadis berambut pink-hijau itu merengek padanya. Kanroji bahkan memaksanya dengan sogokan semangkok ramen di kedai langganan Kumiko.
Nyatanya, sekarang gadis berambut putih sebahu itu malah menjadi obat nyamuk. Karena Iguro Obanai, pilar ular tiba-tiba muncul dan ikut bergabung dengan mereka. Kanroji yang pada dasarnya mudah teralihkan fokusnya, melupakan janji manis yang dia lontarkan pada Kumiko hingga mereka sampai di tempat tujuan.
Tempat yang sebelumnya dipenuhi rerumputan kini berubah menjadi hamparan salju yang berlapis-lapis. Warna putih dari kumpulan kristal es itu seolah menggoda setiap orang yang lewat untuk menyentuhnya.
Namun, Kumiko tidak merasakannya. Rasa dingin lebih mendominasi dari pada kekagumannya dengan pemandangan ciptaan alam itu.
"Kanroji-san, Iguro-san. Kurasa aku tidak bisa ikut dengan kalian," ucapnya sambil menoleh ke samping. Kosong. Tidak ada siapapun di sana. Kumiko mengalihkan pandangannya ke depan, ternyata kedua orang itu berada di depan sana sambil membuat boneka salju berukuran sedang.
Wajah Kumiko yang biasanya datar, menjadi lebih datar lagi karena mengetahui dirinya dilupakan oleh pasangan itu.
Gadis bermarga Komori itu kembali menghela napas. Tak ingin menjadi obat nyamuk lagi, Kumiko pun membiarkan kedua kakinya berjalan mengelilingi lapangan luas itu.
Saat sedang asyik mengamati, netra ungunya tak sengaja melihat seseorang berambut putih sedang berjongkok tak jauh dari tempatnya.
Penasaran, Kumiko menghampiri orang itu kemudian berjongkok di sebelahnya.
"Shinazugawa-san, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Kumiko. Orang yang dipanggil sekilas terkejut karena kedatangan Kumiko yang tiba-tiba.
"Bisakah kau muncul dengan normal?!" Seru Sanemi kesal. Untung saja dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung, jika tidak Sanemi yakin dia sudah berada di surga sekarang.
Kumiko mengerjapkan kedua matanya. "Ini normal, Shinazugawa-san."
"Ngomong-ngomong, kau sedang membuat boneka salju?" Kumiko kembali bertanya. Netranya menangkap wujud boneka salju yang dibuat Sanemi.
Anak anjing.
'Kawaii!!' batin Kumiko sambil memalingkan wajahnya. Tidak menyangka pria barbar modelan Sanemi dapat membuat hal imut seperti itu.
"OI JANGAN TERTAWA!" Teriak Sanemi dengan wajah memerah malu. Mata yang dibalut bulu mata milik Sanemi sedikit membulat karena tak sengaja melihat Kumiko yang sedang berusaha menahan tawanya.
"Aku tak menyangka hal ini," ujar Kumiko masih memandang kearah yang lain asal bukan Sanemi. Suara tawa tak mampu dia tahan pun terdengar.
"KUBILANG JANGAN TERTAWA!!" Sanemi yang malu pun melempar boneka salju berbentuk anjing itu ke arah Kumiko yang sedang menoleh ke arahnya. Boneka salju itupun mengenai Kumiko tepat pada wajahnya.
Salju perlahan turun dari wajah Kumiko, menampilkan wajah datar andalan Kumiko.
"Ayo, bermain," Ucap Kumiko dingin lalu melempari Sanemi dengan bola-bola salju secara cepat dan membabi buta.
Sanemi tak mau kalah juga membalas Kumiko dengan bola-bola salju yang lebih padat dan besar. Beberapa berhasil dihindari Kumiko, gadis itu segera membuat benteng salju dan mempersiapkan sebuah bola salju yang sudah diselipkan batu kecil di dalamnya.
"Terima ini," ucapnya semangat, namun tidak cocok dengan wajah datarnya. Kumiko melempar bola salju itu sekuat tenaga.
Clap
Bola salju itu mengenai bagian punggung, namun bukan punggung Sanemi. Melainkan milik Himejima Gyomei, sang pilar batu.
"Terlalu berbahaya melakukan itu. Apalagi kepada sesama rekan pilar, Sanemi-san, Kumiko-san," nasihat Himejima, air mata mengalir dari kedua matanya.
Oh, jadi Sanemi melakukan hal licik seperti Kumiko. Serasi sekali.
Perang salju di antara mereka berdua pun berakhir dengan ceramah panjang dari Himejima. Jangan lupakan aksi saling melempar kesalahan dan sikut-sikutan mereka.
End
Musim dingin (2/4)
612 word
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro