Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Summer ☀️

Musim panas. Waktu dimana matahari bersinar amat terik. Alasan yang cocok untuk tetap berdiam diri di dalam rumah sepanjang hari, terutama bagi seorang pemalas seperti Kumiko.

Anehnya, gadis bersurai putih itu malah sedang terburu-buru mengemasi barang-barangnya untuk bekal selama dia menjalankan misi. Padahal matahati baru mencapai puncaknya, yang artinya belum ada iblis yang keluar saat ini.

Hanya ada satu alasan kenapa Komori Kumiko melakukan hal ini.

Kediamannya ramai.

Bukan, bukan ramai karena para kakushi atau para pilar yang berkunjung. Bahkan Kumiko yakin orang-orang aneh yang mengerumuninya saat ini bukanlah makhluk hidup.

Ya, mereka hantu. Entah kenapa setiap musim panas datang, para arwah penasaran ini berbondong-bondong mendekatinya. Entah untuk meminta tolong, berkeluh kesah, atau menjahili Kumiko sepanjang hari.

Jika hanya satu hantu saja, Kumiko tidak masalah. Lah ini puluhan bahkan ratusan hantu yang mengelilinginya, ditambah ketidaksukaan gadis bermarga Komori ini pada suasana ramai. Rasanya benar-benar memuakkan.

"Komori!"

"Diam, aku tidak mau mendengarmu lagi."

"Nee-san. Tolong aku."

"Kumohon jangan sekarang."

Kadang Kumiko membenci kemampuannya untuk melihat arwah. Beberapa kali Kumiko merespon ucapan para hantu penasaran itu sembari membereskan barang-barangnya. Kumiko takut mereka mengamuk dan malah merasuki orang lain karena dihiraukan olehnya.

"Tolong tetaplah di sini. Aku akan pergi beberapa bulan untuk menjalankan misi. Setelah itu aku akan meladeni kalian semua. Kumohon, jangan menimbulkan masalah selama aku pergi," ucap gadis itu sembari membungkukkan badan. Jarang sekali Kumiko berbicara sepanjang itu.

Para hantu itu terdiam sesaat sambil melihat Kumiko yang masih membungkukkan badan. Setelah Kumiko menegakkan tubuhnya kembali, beberapa dari mereka sudah menghilang. Ingat, hanya beberapa.

"Nee-san! Tolong carikan kakiku!"

Tiba-tiba arwah berwujud anak kecil menerjang Kumiko dan menarik-narik haori milik gadis itu.

Kumiko mencoba melepaskan genggaman anak itu darinya namun tidak bisa karena arwah yang lain juga mulai menariknya. Baju, rambut, celana bahkan wajah mereka tarik sekuat tenaga.

'oh ayolah!' batin Kumiko sembari mencoba melepaskan diri dari jeratan para arwah itu. Matanya terpejam, menunjukan ketidaksukaannya pada ulah mereka.

Dan saat dia membuka mata, wajah yang nyaris tak berbentuk itu muncul.

"KYAAA!!"

∆∆∆

Drap drap drap

Kumiko memacu kakinya cepat, meninggalkan kediamannya yang kini dipenuhi makhluk halus. Sesekali Kumiko menoleh kebelakang, dan terlihat beberapa arwah sedang mengejarnya. Termasuk arwah dengan wajah mengerikan itu.

Meski wajah Kumiko datar, dalam hati dia ketakutan dan memaki-maki arwah sialan yang mengejarnya kini.

'Shinazugawa-san!' insting Kumiko tiba-tiba mengarah pada orang itu. Meminta dirinya untuk segera menemui Sanemi dan meminta tolong padanya.

Kumiko pun membiarkan kakinya berlari menuju tempat Sanemi. Tidak ada pilihan lain yang terpikirkan, karena otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini.

Brak!

"SANEMI-SAN!!"

Kumiko membuka pintu kasar, hingga tidak menyadari panggilannya yang terasa aneh. Mata ungunya bergerak liar mencari keberadaan pria berambut putih itu.

Saat matanya beradu pandang dengan Sanemi, Kumiko langsung menerjang pria itu dan memeluknya erat.

"Apa-apaan kau?!" Seru Sanemi terkejut mendapati Kumiko yang bersikap tidak seperti biasanya. Sanemi berusaha melepaskan Kumiko dari dirinya, namun Kumiko bersikeras tetap pada posisinya.

"Kumohon, biarkan aku begini sebentar," cicit Kumiko pelan. Dirinya gemetar takut, dan Sanemi tahu itu. Makanya sekarang Sanemi membiarkan gadis yang berumur sama dengannya itu melakukan apa yang dia mau.

"Sebenarnya ada apa?" Tanya Sanemi. Kumiko pun menjelaskan semuanya, mulai dari kemampuannya melihat makhluk gaib hingga arwah menakutkan yang mengejarnya. Sanemi mendengarkan dengan seksama.

"Cih, kenapa kau baru bilang sekarang kemampuan merepotkan itu?" Tanya Sanemi retoris, namun dianggap serius oleh Kumiko. Lihat gadis itu makin tenggelam dalam dada bidang Sanemi.

"Gomennasai."

Sanemi menghela napas, kemudian menepuk-nepuk puncak kepala Kumiko yang hanya beberapa centi lebih rendah darinya.

"Ikut aku," perintah Sanemi setelah berhasil melepaskan diri dari pelukan Kumiko. Dia menggenggam tangan putih kurus milik gadis itu.

"Kau tidak akan membawaku ketempat sepi kan?" Tanya Kumiko menampakan raut bagai anak anjing yang akan dibuang.

"Tentu saja tidak! Bakaonna!" Seru Sanemi tidak terima. Sebelum Kumiko kembali berbicara, Sanemi dengan cepat menarik Kumiko meninggalkan tempat itu.

"Aku terlupakan," kata Tomioka yang sudah berada dalam ruangan itu sebelum Kumiko datang.

∆∆∆

"Shinazugawa-san, kenapa kau malah membawaku kemari?" Tanya Kumiko.

Wajar saja bukan jika Kumiko bertanya seperti itu? Pasalnya Sanemi membawanya ke tempat dimana festival musim panas sedang berlangsung.

Yang artinya, suasananya amat ramai.

"Kenapa?! Kau mau protes?! Nanti aku tinggal di tempat sepi baru tahu rasa!" Balas Sanemi keras.

Segera Kumiko menggeleng. Lebih baik berada di tempat yang ramai makhluk hidup, daripada ditempat sepi namun dia diganggu oleh makhluk-makhluk astal.

Sanemi pun menyeret Kumiko --yang ternyata masih belum terbiasa dengan tempat ramai-- mengelilingi belasan ruko di sana. Pria itu membeli takoyaki, permen apel, memainkan berbagai permainan di sana dan mendapat hadiah. Kumiko hanya diam menonton dan menerima hadiah-hadiah yang Sanemi dapatkan.

"Ini," ujar Sanemi sambil memberikan hadiah yang entah keberapa kalinya.

"Terimakasih, tapi kenapa kau memberikannya padaku?" Tanya Kumiko heran. Kedua tangannya penuh dengan hadiah-hadiah yang dimenangkan pria barbar yang masih saja menariknya.

"Tentu saja untukmu!" Seru Sanemi dengan decihan diakhir kalimatnya. Setelah itu mereka kembali melanjutkan tour mereka di festival musim panas.

Hingga mereka berhenti di puncak bukit yang dipenuhi banyak orang. Menanti kumpulan kembang api ditembakkan ke angkasa yang kini gelap (dan Kumiko baru sadar hari sudah malam).

Tinggal beberapa detik sebelum kembang api dinyalakan. Tanpa sadar, Kumiko menghitung mundur. Dan..

Duaar!! Jedar! Jeder!

Kembang api yang berbagai warna pun menghiasi langit malam bersama bintang bintang.

Sungguh, ini pertama kalinya Kumiko melihat kembang api yang meriah seperti sekarang. Dulu dia tidak bisa melihatnya karena kemampuan sialan yang membuatnya mengurung diri dalam kamar sepanjang musim panas. Saat menjadi pemburu iblis pun, Kumiko memilih fokus menjalankan misi secara membabi buta.

Dan sekarang, Kumiko sangat bahagia.

"Shinazugawa-san, terimakasih untuk segalanya," senyum yang jarang ditunjukkan Kumiko terukir diwajah cantiknya. Kini tidak ada lagi rasa takut yang dirasakannya.

Sanemi menjawab dengan deheman. Pria itu terpana melihat gadis yang biasanya kaku itu tersenyum lembut padanya. Rasa panas perlahan menjalar diwajahnya.

"Sepertinya, saat aku bersama Shinazugawa-san tidak ada lagi arwah yang menggangguku. Syukurlah," Kumiko bernapas lega, ketika menyadari tidak ada tanda-tanda makhluk halus disekitar mereka.

"Bagaimana aku membalas kebaikanmu ini Shinazugawa-san?" Tanya Kumiko setelah pertunjukkan kembang api usai.

Hening menyapa. Tidak ada yang berbicara diantara mereka. Hingga Sanemi tanpa aba-aba memeluk Kumiko erat.

"Menikahlah denganku."

End

Musim panas (4/4)

1031 kata

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro