Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ujian Ketaatan

Penulis: Lily | kartika_lily28

Hari ini udara terasa sangat dingin, pasalnya sudah beberapa hari ini hujan salju turun tanpa henti, bahkan sepanjang jalan tidak bisa dilalui oleh kendaraan yang lewat. Berbeda dengan Aeri, seorang gadis cantik yang memiliki senyum sehangat mentari pagi dengan kulit putih bersih, dan rambut ikal yang menjadi ciri khasnya sejak kecil.

Namun, semenjak usianya menginjak 14 tahun, Aeri memutuskan untuk mengenakan hijab dan berpakaian muslimah yang membuatnya terlihat lebih anggun.

Orang tua Aeri merupakan pendiri pondok pesantren di daerah Jawa Tengah. Beliau juga yang mengurus para santriwan dan santriwati dalam urusan keagamaan. Setiap hari, Aeri melihat para santriwati mengenakan jilbab panjang yang membuatnya tergugah untuk mengenakan hijab dan sejak dini Aeri sudah belajar tentang agama bersama dengan santri yang lain.

Tidak heran Aeri sangat sangat menyukai pakaian muslimah, ke mana pun dia pergi akan mengenakan pakaian gamis dan kerudung panjang menutupi dada.

Aeri juga merupakan salah satu mahasiswa sarjana hukum yang lulus dari Perguruan Tinggi Negeri yang berada di daerah Semarang dengan nilai cum laude, hingga membuat dirinya terkenal oleh seluruh mahasiswa penjuru kampus. Setelah lulus, Aeri berprofesi sebagai seorang pengacara muda.

Meskipun Aeri anak dari seorang kiai, tidak menutup kemungkinan baginya untuk melakukan sesuatu yang disukainya. Orang tua Aeri bahkan selalu mendukung dirinya dalam segala hal. Ia tidak memberikan batasan bagi anaknya untuk bersekolah di sekolah formal seperti anak-anak lain. Ia juga tidak dilarang untuk menjadi seorang sarjana meskipun kebanyakan orang menganggap bahwasanya setinggi-tingginya pendidikan seorang perempuan, di masa depan kelak hanya akan menjadi seorang ibu rumah tangga yang akan mengurus dapur dan anak.

Hal itulah yang ingin dibuktikan oleh Aeri, seorang perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh seorang pria, yakni memiliki pekerjaan dan masa depan yang baik.

Setelah satu tahun menjadi seorang pengacara muda, Aeri tidak lagi tinggal bersama dengan keluarganya. Dia tinggal di negara Korea Selatan sebagai staf di salah satu agensi idol K-Pop yang cukup terkenal di kalangan para remaja, termasuk para kaum hawa.

Awalnya Aeri diminta oleh sahabatnya yang sangat gila dengan dunia per-K-Pop-an untuk menemaninya menonton konser di Korea Selatan. Padahal dirinya tengah sibuk bekerja untuk mengurus kasus kliennya di Kota Cilacap. Setelah selesai, ia langsung menemani sahabatnya untuk menonton konser.

Sepanjang konser, Aeri hanya terlelap dalam tidur sambil menahan kencing berharap konsernya segera berakhir. Pasalnya, ia tidak tahu tentang dunia K-Pop.

Setelah konser berakhir, Aeri segera izin ke temannya untuk ke toilet. Ia keluar dari toilet dan di depannya sudah dua orang pria tinggi besar berpakaian hitam dengan badannya yang kekar. Pria kekar itu terlihat sangat menakutkan, matanya sipit namun bola matanya terlihat begitu serius menatap, menambah keseramannya.

Aeri mengembuskan napasnya pelan, mencoba untuk positive thinking. Mungkin toilet lain penuh sehingga dua pria ini antri untuk menggunakan toilet yang Aeri pakai.

Tidak lama kemudian, Aeri mendapat pesan dari temannya agar dia pulang ke hotel terlebih dahulu, temannya akan antri untuk meminta tanda tangan idol-nya. Aeri memutuskan untuk menunggunya saja di depan toilet, ia menatap seluruh penjuru ruangan yang ada di sekitar. Tidak lama, Aeri menyadari toilet yang dipakainya beberapa menit lalu itu khusus untuk staf di konser tersebut.

"Salah toilet?" tanya Aeri kepada dirinya sendiri.

Inilah kejadian yang sering menimpa dirinya, salah toilet. Di mana pun, Aeri tidak akan memperhatikan toilet yang akan digunakannya ketika dirinya benar-benar kebelet, jika ada toilet yang kosong, ia akan masuk begitu saja.

Alhasil, dirinya akan malu sendiri, merutuki kebiasaan buruknya itu. Mungkin jika ada orang yang melihat dirinya salah toilet, dia bisa saja terkena masalah bahkan masuk ke pengadilan sekalipun. Aeri akan mempermalukan profesinya sebagai pengacara.

"Ayo, kita keluar!" ajak seorang wanita paruh baya kepada Aeri, di mana wanita itu mengenakan pakaian serba hitam seperti dirinya.

"Ayo," jawab Aeri dengan sopan.
Sampailah di luar gedung konser tersebut. Aeri merasa lega, sejak beberapa menit lalu Aeri hanya bertengkar dengan pikirannya sendiri ingin menyudahi saja acara konser.

Krrruuukkk ....

"Kamu lapar?" tanya wanita itu kepada Aeri yang dibalas anggukkan
Aeri merasa sangat lapar, ia hanya memakan sepotong roti saat sarapan. Ia harus bergegas untuk berangkat ke acara konser, temannya dari pagi sudah mengomel tidak jelas ingin bertemu dengan Oppa Koreanya. Ia ingin makan, namun dompetnya tidak ada mata uang Korea.

Melihat Aeri lapar, bukannya wanita itu mengajak dirinya ke tempat makan, justru ia diantar ke sebuah gedung yang sangat besar. Entahlah. Tanpa takut, Aeri ikut saja dengan wanita itu. Di dalam gedung tersebut sangat ramai oleh para pria yang usianya tidak jauh darinya membuat nyalinya seketika menciut.

"Apa yang akan kita lakukan di sini?" tanya Aeri hati-hati.

"Aku akan mengambil makanan untukmu, agar kau tidak lagi lapar, dan kau bisa kembali bekerja," jelasnya.

"Bekerja?" lirih Aeri.

Wanita itu mengenakan Id Card yang dikalungkan di lehernya. Aeri dapat melihat dengan jelas namanya, 'Kim Yoona'. Meskipun dalam bahasa Korea, Aeri dapat membacanya. Saat SMA ia dipaksa oleh teman-temannya agar ikut kursus Bahasa Korea. Jadi jangan ditanya lagi kemampuan Aeri dalam berbahasa Korea.

"Hari ini tugas kamu mengurus jadwal konser idol kita, ya," ucap Kim Yoona.

"Bagaimana aku mengerjakannya? Apa kamu bisa membantuku?" tanya Aeri pelan.

Wanita yang kerap disapa Kim Yoona itu membantu Aeri dalam bekerja. Dia terlihat sangat baik dan penyabar.

"Pekerjaanmu sudah selesai sekarang, apa kamu ingin istirahat? Aku akan mengantarmu," ucap Kim Yoona.

Ia mengantarkan Aeri ke sebuah kamar yang cukup luas, ia membaringkan tubuhnya ke kasur. Hari ini cukup banyak hal yang ia lakukan hingga tubuhnya merasa lelah, namun ia tidak habis pikir kenapa dirinya dibawa ke tempat ini? Apakah Kim Yoona itu akan menculiknya? Entahlah.

* * *

Keesokan harinya, Aeri bangun saat mendengar alarm hp-nya berdering, yang menandakan dia harus segera bangun dan salat Subuh. Namun di sekelilingnya sama sekali tidak ada mukena, sehingga dia hanya memakai peralatan seadanya untuk salat.

Setelah itu, Kim Yoona kembali menghampiri Aeri di kamarnya dan mengajaknya untuk bergabung dan sarapan dengan staf yang bekerja di agensi tersebut, serta para tujuh idol yang berada di naungannya.

Saat akan makan, Aeri melepas topi yang dikenakannya, dan berdoa seperti layaknya orang muslim lain. Saat itu juga, semua orang menatapnya dengan bingung. Apakah ada yang salah dengan Aeri?

Sarapan pagi telah selesai, semua orang menatap Aeri tanpa berkedip membuatnya takut sendiri.

"Kau siapa? Coba perkenalkan dirimu," pinta seorang pria payuh baya dengan usia sekitar 40 tahun kepada Aeri.

"Saya Aeri. Saya berasal dari Indonesia. Saya beragama Islam," ucap Aeri memperkenalkan diri.

"Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanyanya lagi.

"Saya kemarin ikut konser idol, karena saya kebelet, saya pergi ke toilet tanpa membaca plang yang ada ternyata toilet itu hanya digunakan oleh staf."

Selama 30 menit Aeri mendapat pertanyaan yang ditanyakan secara bertubi-tubi. Setelah pertanyaan itu selesai, mereka memperlakukan Aeri dengan baik, tidak melukainya sama sekali. Terlebih ketika tahu Aeri beragama islam, mereka sangat menghormatinya. Bahkan manager di sana membelikan pakaian gamis beserta jilbab untuk dipakainya. Mereka memberikan pekerjaan kepada Aeri.

Sebagai seorang anak, Aeri juga mengabari keluarga bahwasannya dia baik-baik saja di Korea Selatan, ia juga mendapatkan pekerjaan di salah satu agensi di sana. Tidak lupa menelepon temannya yang juga pasti merasa khawatir dengan dirinya karena menghilang begitu saja di negara orang. Mereka sangat khawatir dengan Aeri, namun ia mencoba untuk menenangkan mereka dan memastikan dirinya baik-baik saja.

Selama kurang lebih satu setengah tahun Aeri bekerja, ia belajar banyak tentang negara Korea Selatan yang membuatnya begitu nyaman untuk ditinggali. Aeri juga dekat dengan para member idol di sana. Mereka sering sekali bersenang-senang bersama. Ketujuh member idol K-Pop juga menghormati Aeri ketika ia melaksanakan ibadah.

Mereka sangat tahu batasan sehingga tidak ada sedikit pun niat menyentuh Aeri. Beberapa kali saat weekend, Aeri mengabari keluarganya di Jawa Tengah, ia memperkenalkan idol K-Pop yang baik kepadanya. Awalnya kedua orangtua Aeri takut, namun mereka sangat percaya bahwa anaknya akan baik di Korea Selatan.

Tidak hanya itu, masing-masing dari member idol pun mengenalkan keluarga mereka ke Aeri melalui sambungan video call yang membuatnya semakin akrab dengan member idol tersebut. Salah satu member yang paling dekat dengan Aeri adalah Jeon Juuki. Ia member termuda yang mudah sekali dalam bergaul, terlebih mereka memiliki beberapa kesamaan hingga membuat mereka nyaman.

Jeon Juuki sangat suka dengan buah-buahan dibanding daging ayam. Aeri juga seperti itu. Dia tidak terlalu menyukai makanan yang menggunakan bahan dasar ayam. Aeri dan Jeon Juuki sering keluar bersama sekadar untuk berbelanja buah.

Saat di toko buah, Jeon Juuki mengajak Aeri berbincang, ia lebih terbuka dengan Aeri.

"Aeri?" panggilnya pada Aeri.

"Hm?" Aeri menatap lekat Jeon Juuki.

"Aku boleh enggak suka sama kamu?" tanya Jeon Juuki.

Aeri diam sejenak, memikirkan kata-kata yang pas untuk diucapkan agar tidak menyakiti Jeon Juuki.

"Kau tahu Jeon Juuki ...." Aeri menggantungkan ucapannya.

"Cinta bisa datang kapan saja tanpa kita duga, tapi kita juga harus memberikan batasan kepada cinta yang tumbuh itu, agar kita tidak kecewa. Aku seorang pengacara di Indonesia, aku tahu tentang hak dan kewajiban dari seseorang. Setiap orang bisa melakukan haknya. Namun, juga tidak setiap orang akan mendapatkan haknya," tambah Aeri

"Lalu?" tanya Jeon Juki lagi.

"Kau boleh menyukaiku karena itu hakmu, tapi harus memiliki batasan. Kau tidak boleh menorehkan luka di dalam hatimu sendiri dengan sengaja. Seperti yang sudah kamu ketahui. Kita sangat berbeda, kau seorang idol yang tidak sedikit dari penggemarmu ingin hidup bersamamu.

Sedangkan aku hanya orang biasa, tidak sedikit juga yang tidak mengenalku. Selain itu, kita juga beda jalan. Kau dengan Tuhanmu dan aku dengan Tuhanku," ucap Aeri memperjelas perkataan sebelumnya.

"Mencintai seseorang yang berbeda agama adalah ujian bagi diri kita sendiri. Hubungan kita dan Tuhan yang dipertanyakan.

Ada orang yang bertanya kepada seorang ulama 'mengapa saya lebih menyukai seorang pria yang berbeda agama?'

Seorang ulama tersebut menjawab, 'Itulah ujian hidup kita. Keimanan kita dipertanyakan saat itu juga, masih setiakah kau dengan Tuhanmu. Kau akan merasa tertarik dengan pria yang berbeda agama, karena saat kau mencari seseorang itu tidak berdasarkan agama'," jelasnya.

Yah, memang benar, ini ujian kesetiaan kita terhadap Tuhan. Kita harus bisa memilih cinta dari makhluknya atau sang penciptanya.

Tidak berubah hubungan Aeri dengan Jeon Juuki. Mereka tetap sama, bahkan mereka menganggap saudara, tidak ada lagi rasa cinta dan rasa ingin memiliki di antara mereka. Biarlah kehidupan yang ada mengalir dengan sendirinya, sesuai takdir dan rencana sang kuasa.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro