Kasih Sayang
Penulis: Erni Ameliya | ErniAmeliya
Claudia Adibarla, gadis dengan rambut sepinggang yang dicepol asal itu menghela napas pelan saat hujan masih saja turun. Dengan tangan yang menopang dagu, gadis yang biasa dipanggil Clau oleh orang-orang itu menatap rintik hujan dari balik jendela kamarnya dengan sendu.
Hari ini tanggal 14 Februari. Rencananya ia ingin membelikan cokelat kesukaan sang mama. Tapi, apa daya jika di luar masih hujan deras? Ingin menerobos, Clau takut mamanya malah tidak mengizinkan. Pasti akan ditanya-tanya. Dia, kan, mau surprise gitu!
"Hujan terus, ish. kapan redanya coba? Gue takut keburu malam," monolog Clau seraya melirik jam dinding yang terletak di atas pintu kamarnya.
Tiba-tiba Clau menggeleng pelan saat ia mengingat ceramah guru agamanya yang pernah berkata begini,
"Selalu ucapkan syukur bila hujan turun. Jangan malah mengeluh, aduh gini, aduh gitu, jangan. Karena kalau gak ada hujan, tanah gak akan subur, kekeringan air, kitanya kepanasan.
Apa yang terjadi di dunia ini sudah kehendak yang di atas, dengan selalu bersyukur, insya Allah berkah. Kita bisa memetik hikmahnya. Paham, anak-anak?"
"Iya bener, gak boleh ngeluh, ish, Clau! Jangan ngeluh! Inget ucapan Bu Fatimah selalu. Mungkin aja sore udah reda," Monolog Clau kembali, matanya bergerak melirik jam dinding tadi. "Lagian masih jam dua juga. Sabar Clau, sabar!"
Berdiri dari duduknya, Clau menyibakkan gorden jendela lalu melangkah dengan gontai ke arah kasur bergambar Hello Kitty di dekatnya. Gadis itu merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu. Memejamkan mata dan bersiap menyelami alam mimpi.
Hening beberapa saat, sebelum akhirnya suara panggilan dari lantai bawah membangunkan Clau. Gadis itu buru-buru turun dari kasurnya dan berlari kecil menuju pintu.
Menuruni satu per satu anak tangga dan menghampiri sang mama di ruang tengah.
"Iya, Ma, kenapa?" tanya Clau seraya mendudukkan dirinya di sofa samping mamanya—Athena.
"Kamu mau gak beliin Mama bahan-bahan kue? Soalnya kakak kamu, tuh, minta dibikinin cheese cake," ucap Athena yang langsung diangguki Clau dengan cepat. Lumayan, kan, dia gak perlu repot-repot memikirkan alasan untuk keluar nanti.
"Sebagai hari kasih sayang, kamu mau dibikinin apa, Sayang?"
Clau tampak diam beberapa saat. Otaknya berpikir keras untuk menolak tawaran mamanya secara halus. Bukannya apa, Clau hanya tidak ingin menambah repot sang mama saja.
"Enggak, deh, Ma. Clau lagi diet," jawab Clau seraya tercengir lucu.
Athena tersenyum tipis mendengarnya. "Ya udah, karena masih hujan pake jas hujan sama payung, ya? Biar gak sakit."
"Iya, Ma, siap!"
Clau dengan segera beranjak dari duduknya. Kembali menaiki anak tangga dan memasuki kamar. Gadis itu membuka lemari dan mengambil jas hujan plastik berwarna pink muda. Tidak lupa menyambar payung bergambar Frozen di dekat jendela.
Berlari kecil, Clau hampir saja tersandung dan berguling di tangga jika refleknya tidak bagus.
Athena menoleh saat mendengar suara bising dan decitan sandal dengan lantai. Menggeleng pelan mendapati putrinya yang berpegang pada dinding dengan perasaan was-was.
"Pelan-pelan dong, Sayang. Jatuh nanti sakit, gak enak," ucap Athena yang dibalas anggukan kaku dari Clau.
"Iya, Ma. Takut kelamaan, keburu hujan deras, hehe."
Setelah mencatat bahan-bahan membuat cheese cake, Athena kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari dompetnya, lalu menyerahkannya ke Clau.
"Gak lama dan pulang nanti Clau bakal kasih hadiah juga! Bye bye, Mama!" seru Clau seraya berlari keluar rumahnya. Athena menggeleng dengan kedua alis yang menyatu, heran.
"Anak muda semangat banget, ya."
* * *
Clau menatap seseorang di depannya dengan waspada. Gadis itu memegang dadanya saat melihat kakak kelas idolanya yang kini berdiri di depan pagar rumahnya. Cowok itu duduk di depan kap mobilnya seraya mengangkat sebelah kaki sebatas lutut dengan tangan yang bersedekap dada.
"Mau ngapain Kak Galaksi di sini?! Duh, muka gue gak buluk-buluk amat, 'kan?" tanya Clau pada dirinya sendiri, tangannya yang tidak menenteng plastik, ia gunakan untuk merapikan rambutnya.
Dengan kepercayaan diri di bawah rata-rata, dan hanya bermodal muka dinding, Clau berjalan menghampiri Galaksi dengan jantung berdetak tak karuan.
"Ekhem ... sore, Kak?" Clau menggaruk alisnya yang tak gatal, duh, dia lupa sekarang jam berapa!
Laki-laki berpenampilan kasual dengan setelan hitam putih itu menoleh ke asal suara. "Ah, sore Clau."
"Kenapa, ya, Kak?" tanya Clau to the point. Bukan bermaksud tidak sopan, cuma dia bingung mau basa basi gimana!
"Enggak, gue cuma mau ngasih ini," ucap Galaksi seraya menyodorkan tiga bungkus cokelat ke arah Clau.
"Bu—buat apa, ya, Kak?"
Duh, Clau! Lo bege apa gimana! Jelas-jelas dimakan lah! Ngapain pake nanya segala, sih? Malu-maluin banget!!
Galaksi terlihat tertawa, matanya menyipit lucu, membuat jantung Clau berdisko makin kencang.
Ganteng banget, sih!
"Buat lo, lah. Dimakan, ya. Jangan dibuang," balas Galaksi dengan sisa tawanya.
Gak bakal gue buang, Kak!
"Oh, gak lah, Kak. Gak bakal gue buang," ujar Clau seraya mengambil tiga bungkus cokelat di tangan Galaksi. Gadis itu kembali berucap, "Makasih, lho, Kak."
"Sama-sama, gue pulang dulu, ya." Galaksi memutari mobil hendak ke kursi kemudi. Sontak, Clau memundurkan sedikit langkahnya.
"Hati-hati, Kak Galaksi!" teriak Clau seraya melambaikan tangan, Galaksi tersenyum dan ikut melambaikan tangan.
Setelah mobil sport berwarna merah itu hilang ditelan belokan gangnya, Clau lompat-lompat kecil dengan senyum mengembang.
Buru-buru gadis itu memasuki rumahnya. Berlari mengendap ke atas kamar —agar tidak diketahui mamanya— lalu turun lagi menuju dapur.
Kan! Tebakannya benar, jika mamanya tidak ada di ruang tengah pasti di dapur.
"Kok lama, sih?" tanya Athena sedikit heran.
"Biasa, Ma. Valentine Day makanya ramai," jawab Clau kalem.
"Oh iya, Ma. Clau mau ngasih Mama sesuatu. Gak banyak, soalnya Clau ngumpulin dari uang jajan, entar kalo Clau udah kerja, Clau beliin Mama yang banyak!"
Athena mengernyit. "Beliin apaan? Hadiah? Hadiah apa?"
Clau tersenyum tipis lalu tanpa aba-aba memeluk erat mamanya. Athena tentu heran dengan putrinya. Namun, ia tetap balas memeluk.
"Happy Valentine Day, Mom."
Athena tersenyum haru. "Ih, Mama kira ada apa."
Clau mengurai pelukannya dengan sang mama. Menyodorkan sekotak cokelat dengan tempat berbentuk love ke mamanya.
Athena menutup mulutnya rapat, mendongak dan langsung memeluk Clau jauh lebih erat dari sebelumnya.
"Astaga, Sayang. Ini mahal, lho! Kamu masih banyak kebutuhan, 'kan? Skin care? Body care? Itu gimana, Sayang?" tanya Athena beruntun.
"Ih, Mama. Ini gak seberapa! Lagian, ya, Ma, Clau masih ada uang tabungan, kok."
Athena makin mengeratkan pelukannya. "Love you more, honey."
"Clau juga. Sayang Mama."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro