Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Buket Buku

Penulis: Winny Lola | WinLo05

 Senin pagi yang terasa menyebalkan. Aku tidak tahu sejak kapan, aku benci hari senin. Mungkin karena senin adalah hari awal dan segala sesuatu selalu dimulai di hari senin.

Pagi ini, kami ada kelas pagi pukul 8 dengan mata kuliah farmakognosi. Jarak kost yang tidak jauh dari kampus membuatku dapat cukup mudah berjalan kaki ke fakultas farmasi tanpa takut akan terlambat.

Melewati cahaya baskara yang perlahan merangkak naik, jantungku terasa mau copot, ketika Wingsa secara sengaja mengangetkanku dengan ucapan selamat paginya.

"Wingsa!" geramku, "kau bisa bikin jantung anak orang berhenti berdetak!"

Dibanding menunjukkan rasa bersalah, cowok ini malah terkekeh dengan wajah tanpa dosa.

"Kau tidak akan mengalami hal seperti itu. Percaya deh." Aku hanya memutar bola mata malas seraya melanjutkan langkah menuju undakan anak tangga.

"Siang nanti makan bareng, yuk? Kau mau makan di mana?"

Aku benar-benar kehilangan mood untuk bicara dengan Wingsa.

"Aku traktir makan bakso. Mau?"

"Setuju!" jawabku cepat. Soal gratis, aku tidak bisa menolaknya. Kenapa harus menolak saat aku bisa mendapatkannya?  Pola pikir anak kost yang standar.

Wingsa kembali terkekeh. Tidak, ada yang aneh. Aku baru menyadarinya beberapa detik yang lalu. Senyum di wajahnya terus berkembang.

Saat langkah kakiku memutar menaiki anak tangga menuju lantai 3, aku memutuskan untuk segera masuk kelas. Meletakkan tas dan segera merongoh ponsel dari dalam.

Tidak ada yang spesial di tanggal 14 Februari. Ya, maksudku walau tidak ada tanggal merah dalam kalender, orang-orang sering kali melakukan perayaan di tanggal tersebut. Hari Valentine.

Aku tidak ada agenda bertukar kado dengan anak-anak kelas. Sebagian penghuni di kelas kami tidak akan mau mengeluarkan uang demi perayaan seperti ini. Kecuali mungkin anak-anak di kelas sebelah, yang sudah pasti memiliki acara untuk merayakan Hari Valentine.

Keberadaan mereka sebagai anak orang berada jelas akan merayakannya. Aku benci mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak perlu, kecuali membeli novel. Aku akan merogoh uang bulananku demi benda satu itu.

Aku melirik ke arah Wingsa, dia tampak sibuk dengan ponsel di tangannya. Mungkin adik kelas sedang menghubunginya. Dia tipikal cowok Wattpad yang sangat disukai kaum hawa zaman now.

Aku berani bertaruh, nanti siang dia pasti akan memiliki lebih dari satu cokelat. Aku mungkin bisa minta satu. Tapi aku segera merenung. Apa dia mau membagikannya? Posisinya, Wingsa sangat menyukai cokelat.

"Ada apa? Apa ada yang aneh dengan wajahku?" Mendadak, dia bertanya padaku. Aku tertangkap basah memperhatikannya.

"Ya, wajahmu aneh." Aku langsung membuang muka ke tempat lain dan sibuk membuka akun Instagram.

Kuliah di dua jam pertama berakhir dengan sesi debat antar kelompok presentasi Kirana dan Wingsa. Semua orang di kelas tahu, Wingsa suka sekali mencari gara-gara pada kelompok presentasi dengan pertanyaan yang memutar otak untuk berpikir.

Aku tidak tahu berapa IQ-nya. Tapi aku merasa IQ milikku pasti jauh di bawahnya, miris.

Karena dosen di jam kedua berhalagan hadir dan lebih memberi tugas, aku langsung berinisiatif pergi ke arah perpustakaan.

"Naira? Mau ke mana?"

"Perpustakaan. Mau ikut?"

"Aku mau ke lab kimia dulu. Ada urusan. Nanti aku chat kalau mau makan siang."

"Oke."

Perbincangan singkat kami berakhir. Aku harus keluar dari gedung fakultas farmasi dan pergi ke gedung utama untuk menuju perpustakaan. Karena masih pagi, orang-orang yang berkunjung tidak terlalu banyak.

Setelah menaruh tas di dalam loker, lalu mengisi daftar nama di buku kunjungan. Aku memilih mencari tempat baca paling pojok di dalam perpustakaan.  Selagi mengambil buku kedokteran secara sembarangan dari dalam rak, aku mengambil kesempatan secara diam-diam untuk melakukan selfie seorang diri.

Aku perlu memasang insta story tentang perpustakaan pada pengikut Instagram-ku. Setelah merasa cukup puas, aku memilih membuka status WhatsApp dan status pertama yang berada di puncak berisi foto Wingsa tentang tiga bungkusan berlabelkan Hari Valentine.

Memilih mengabaikan status tersebut, aku pun mematikan ponsel dan memilih tidur sementara waktu di meja baca beralaskan buku. Aku hanya perlu terbangun, jika penjaga perpustakaan melakukan patroli dan membangunkanku.

Rasanya, baru beberapa menit tertidur, aku membuka mata tatkala seseorang dengan sengaja menaruh sebuah buku tepat di atas wajahku.

Tidak ada orang iseng yang akan melakukannya, kecuali satu orang. Wingsa.

"Ini bukan tempat tidur."

Benar, kan, dugaanku. Dia Wingsa.

"Katanya sibuk di lab. Kenapa ada di sini?" tanyaku keheranan.

"Kebetulan ada arsip skripsi yang mau aku kembalikan dari titipan senior." Dia langsung menarik bangku di sebelahku dan duduk.

"Masih mau di sini sampe siang?"

Aku mengganguk.

"Cie, yang dapat cokelat valentine." Aku mencoba menggodanya. "Mungkin aku bisa dapat satu," ucapku penuh harap.

"Kalau mau, ada di tas itu. Nanti kukasih. Sepertinya cokelat mahal."

"Yes!" ujarku girang.

"Kau tidak mau kasih aku cokelat juga?"

"Gak! Jangan berharap. Ngapain aku kasih kamu?"

"Ya, tanda sayang dari hubungan kita berdua."

Aku memutar bola malas. Awalnya kami memang cuma sahabatan. Tapi pada suatu kondisi di masa lalu. Aku terpaksa menerima ajakannya untuk menjadi pacar seorang Wingsa. Alasannya klise, dia hanya ingin punya status di depan adik tingkat.

"Gak ada, ya ... gak ada," ujarku tetap.

Wingsa hanya mendesah pelan. Kupikir dia akan kecewa. Namun nyatanya, dia masih tetap tersenyum. Mendadak, tanganku ditarik olehnya.

Kupikir ada apa, sampai kami tiba di loker penyimpanan tas. Dia mengeluarkan tiga kotak cokelat yang awalnya kulihat dari postingan status WhatsApp dan menyerahkannya padaku.

"Aku tahu. Kamu tidak akan pernah makan cokelat mahal seperti ini."

"Keterlaluan banget, sih, kata-katamu!" ketusku, "mentang-mentang cowok Wattpad."

Wingsa hanya tertawa kecil. Lalu mengajakku keluar perpustakaan. Entah ke mana dia akan membawaku pergi, tapi baru saja keluar dari perpustakaan.

Seorang cowok berkacamata, yang aku kenal sebagai bawahan Wingsa menyerahkan sebuah buket berwarna cokelat.

"Buatmu."

Di tanganku, Wingsa menyerahkan paket seri novel Harry Potter secara lengkap. Yang bobot beratnya benar-benar sangat berat. Mataku berbinar dan senyum di wajahku merekah. Ada sebuah kartu ucapan yang tertempel.

Happy Valentine, Naira. Hadiah sebuket buku Harry Potter untukmu.

"Aku tahu. Daripada bunga atau cokelat, kau lebih menyukai ini."

Aku benar-benar merasa bahagia. Kuberikan buket tadi ke arah adik tingkat bawahan Wingsa dan memeluk cowok Wattpad ini dengan perasaan yang benar-benar happy.

"Makasih, Wingsa. Aku sayang kamu."

Wingsa benar, aku lebih menyukai buket buku daripada bunga dan cokelat. Karena aku tidak punya hadiah, kukecup pipinya sebagai tanda terima kasih.

Happy Valentine, Dunia Tipu-Tipu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro