Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Misaki Mei (Another)

Maaf jika ooc dari animenya...
---------------------------------------------------

Teman-teman sering menyebutnya Mei, sosoknya yang misterius dan sedikit melankolis menjadikan gadis itu seolah tak terlihat. Meskipun memiliki penampilan yang agak mencolok—dengan penutup mata di bagian kiri—tak membuatnya jadi bahan perbincangan.

Seperti sekarang, saat bel istirahat berbunyi, aku menoleh ke belakang kelas, memperhatikan perempuan itu termenung menghadap jendela. Bahkan dia tak bergerak sama sekali.

Tidak ada yang mengajaknya ke kantin ataupun sekadar mengajaknya berbicara. Apa teman-teman sekelasku takut? Atau memang julukan itu benar? Sosok yang tak pernah dianggap.

Aku jadi kasian, sekolah akan segera berakhir, dan hari kelulusan akan segera tiba. Namun, semenjak kelas VII dia selalu saja sendirian.

Lantas, aku berdiri dan melangkah mendekati mejanya, berharap dia mau menjadi temanku.

"Misaki, kau tidak mau keluar? Ke kantin mungkin? Katanya ada menu mi instan terbaru yang dijual."

Hanya sekilas dia menatapku kemudian pandangannya kembali menatap jendela.

"Tidak! Akan ada yang terjadi di sini, Koici," ucapnya datar.

Mendengar perkataannya, entah kenapa aku malah merinding, buru-buru aku menelan air ludahku dan kembali menetralkan suasana.

"Kau ini, bicara apa?"

"Sebentar lagi." Dia malah menggumam sesuatu yang tidak kumengerti.

"Ada yang jatuh!" Terdengar suara teriakan dari luar kelas. Aku pun segera melihat ke jendela. Benar saja, seorang siswa tengah terkapar di halaman dengan kepala yang dibanjiri genangan darah. Melihat pemandangan mengerikan itu, aku langsung memalingkan wajah dan mendudukkan diri ke lantai.

"A-apa-apa itu tadi?" ucapku gemetaran.

"Setelah ini masih banyak hal tak terduga yang bakal terjadi," katanya sambil melepas penutup matanya.

Aku yang masih terduduk harus kembali merasakan sengatan kejut, serasa jantungku ingin meledak. Dia berjalan keluar kelas dengan santainya. Sebelum mencapai pintu, Mei menoleh.

Dia mempertontonkan wajahnya yang memiliki dua warna mata yang berbeda, tak hanya itu dia juga memperingatkanku sesuatu.

"Hati-hati dengan payung, kau tidak mau, kan, wajah tampanmu hancur karena sebuah payung?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro