'RYTB'
Rasa yang Takkan Berakhir
Oleh Ika
Sarah duduk terdiam sambil menatap ke arah jari-jarinya yang terasa membeku. Sekitar 10 menit yang lalu, Pras datang ke rumahnya secara tiba-tiba tanpa memberi kabar si penghuni rumah.
"Aku kemari ingin mampir." Begitu jawabannya kala itu.
Tidak langsung membiarkannya masuk, kini Pras dan Sarah duduk bersebelahan di teras rumahnya—meskipun dibatasi oleh meja.
"Aku rindu kamu," bisik Pras yang masih terdengar jelas oleh Sarah. Meskipun tidak saling berhadapan, dari jarak sedekat ini pun Pras masih bisa melihat rupa wanita yang telah ia cintai sejak bangku sekolah. Tetap cantik tanpa balutan riasan apapun. Ia sendiri pun paham kegugupan yang melanda pada diri wanitanya itu. Terutama saat ia terus menggenggam kedua tangan kecilnya. Ingin sekali menggantikan salah satu tangan itu dengan tangannya sendiri, tetapi tentu saja akan mudah ditepis oleh Sarah.
"Aku harap ini adalah yang terakhir kalinya kamu kesini."
Helaan napas kasar keluar dari mulut Pras. Selalu begitu. "Maaf. Aku tidak bisa, Sarah. Aku tidak ingin menjadi pria bodoh untuk kedua kalinya."
"Tapi kamu menyakiti sahabat baikku," desis Sarah.
Pras menunduk. Begitupun Sarah.
"Dilihat dari manapun, kitalah yang salah. Ini tidak benar, Pras. Pulanglah. Ada seseorang yang lebih membutuhkan kamu sekarang."
Telah lama menahan gejolak di hati, akhirnya Pras beranjak dari tempat duduknya. "Sepertinya kamu kelelahan. Kalau begitu, istirahatlah. Aku pulang. Besok aku akan kemari lagi."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro