Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Relationshit Goals

Oleh Nandes

"Aku cuma mau hubungan kita nggak kayak gini," tandas Neva akhirnya.

Pria di depannya hanya diam, tanpa peduli gadis di sampingnya yang meraung-raung meminta penjelasan padanya.

"Disini kesannya cuma aku yang berjuang sendirian, kamu cuma diem di tempat dan aku yang jalan." Neva berkata santai, meski air matanya masih mengalir dengan deras melalui pipinya. "Aku mau mertahanin hubungan ini, tapi kamu seakan-akan mau ngelepasin aku." Gadis itu menatap nanar pria di depannya, masih dengan mata sembab dan bibir yang bergetar.

Banyak orang yang mengira hubungan mereka baik-baik saja, bahkan mereka mendapat julukan relationship goals di sekolah, tapi siapa sangka, justru banyak pecahan kaca di dalam hubungan mereka.

"Makasih buat semuanya, aku pamit pergi." Gadis itu berdiri, membawa tas coklat miliknya dengan brutal. Sakit, sudah pasti, bisa dibayangkan berjuang sendirian itu menyakitkan, apalagi yang diperjuangkan berlaku seenaknya.

???

Setelah berjuang keras untuk melupakan sejenak masalahnya kemarin, akhirnya Neva bisa keluar dari dalam rumah dengan keadaan yang berbanding terbalik dari kemarin. Gadis itu sudah segar bugar dengan pakaian olah raganya. Niatnya pagi ini ia akan lari pagi.

Gadis itu sudah berlari berkali-kali putaran, tapi rasa lelah seakan bukan masalah baginya. Justru yang menjadi masalah adalah pria yang kemarin ditemuinya di taman ada disini, ditambah dia sedang bersama seorang gadis berambut panjang sepinggang. Neva baru mengerti jadi alasan Angga memutuskannya hanya karena dia sudah memiliki wanita lain selain dirinya. Bisa Neva akui pria itu amat sangat hebat.

Berusaha mengabaikan rasa sesak yang kembali hadir, gadis itu memilih duduk di kursi taman, dan menselonjorkan kakinya.

Gadis itu memejamkan mata, menikmati setiap hembusan angin yang menyapu wajahnya.

Merasa ada yang menduduki kursi kosong di sebelahnya, gadis itu reflek langsung melebarkan mata, menatap gadis berambut sepinggang yang sedang duduk di sampingnya. Gadis yang sama dengan gadis yang tadi berjalan bersisian dengan Angga.

"Hai, kenalin aku Ria." Gadis bernama Ria itu menjulurkan tangan.

Sedikit ragu Neva menerima uluran tangan itu, "aku Neva."

Setelahnya mereka saling melepas jabatan, dan terjadi hening.

"Kamu kesini sendiri?" tanya Ria menatap Neva.

Neva mengangguk, "kalo kamu?" Meski sudah tahu jawabannya, tapi gadis yang memang sangat amat ingin tahu segala hal ini tetap bertanya.

"Aku bareng tunangan aku."

What the tunangan?! jerit Neva dalam hati.

Mencoba seperti biasa, gadis itu memilih kembali bertanya, "kapan tunangannya?"

"Sebenarnya kami bertunangan bukan karena keinginan kami."

"Lalu?" Gadis itu mulai berantusias.

"Orang tua tunangan aku punya utang budi dengan keluargaku, dan memang aku sangat mencintai tunangan aku, jadi akhirnya keluarga kami berdua memilih menjodohkam kami." Ucapam gadis itu dicerna pelan-pelan oleh Neva. Jadi alasan sebenarnya Angga memutuskannya karena masalah ini. Neva tahu Angga bukan tipe orang yang suka melawan keinginan orang tuanya, jika ia sanggup maka ia akan tetap lakukan, demi membahagiakan mereka.

Inilah akhir dari sebuah kisah tidak selalu berakhir dengan bahagia dan sempurna.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro