Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

RED CARNATION




-Perlawanan-







Yasmin kini menjadi tamu yang terlalu sering muncul di mansion Orion. Hampir setiap akhir pekan, wanita itu datang dengan senyuman ramah dan sikap santai, seolah-olah keberadaan Stefan dan Bian yang dingin sama sekali tidak mengganggunya. Yasmin selalu membawa sesuatu, makanan, hadiah kecil, atau bunga untuk menghiasi ruang tamu, tindakan-tindakan kecil yang terasa seperti upaya untuk mengambil tempat Luna.

Bian mengamati semuanya dari sudut rumah. Tidak peduli seberapa keras Yasmin berusaha, mansion itu tidak pernah merasa sama. Udara selalu terasa berat, dan kehadiran Yasmin hanya memperparah rasa kehilangan yang dirasakan oleh Stefan dan Bian.

Namun, semuanya berubah drastis pada suatu malam ketika James membuat sebuah pengumuman yang mengejutkan.


Di ruang makan yang biasanya sunyi, James akhirnya berbicara setelah beberapa menit keheningan. Stefan sibuk mengaduk makanan di piringnya, sementara Bian hanya menatap meja, mencoba menghindari tatapan ayahnya.

"Ada sesuatu yang perlu kita bicarakan." kata James dengan nada tegas, menarik perhatian kedua anaknya.

Stefan menatap James tanpa ekspresi. "Apa lagi kali ini?" tanyanya, sudah terdengar kesal.

James menghela napas, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Ayah sudah memutuskan... bahwa Yasmin akan menjadi bagian dari keluarga kita."

Pernyataan itu membuat ruangan seakan membeku. Stefan langsung menghentikan gerakannya, sementara Bian menatap ayahnya dengan mata lebar.

"Apa maksud ayah?" tanya Bian, meskipun ia sudah tahu ke mana arah pembicaraan itu.

James menatap kedua anaknya, matanya terlihat lelah. "Ayah akan menikahi Yasmin. Ayah butuh seseorang di sisi ayah. Bukan hanya untuk membantuku bekerja, tetapi juga untuk menjaga rumah ini. Sebelum meninggal, Luna sendiri yang berkata bahwa ayah tidak bisa terus sendirian."

Kursi Stefan terdorong ke belakang dengan keras saat ia berdiri. Tatapannya tajam, penuh dengan kemarahan yang selama ini ia tahan. "Itu bohong! Bunda tidak pernah meminta ayah untuk menggantikannya. Kau menggunakan namanya untuk membenarkan keputusan bodoh ini!"

"Stefan!" James membentak, suaranya keras dan penuh otoritas. "Ayah tahu kau tidak menyukai Yasmin, tapi ini bukan tentang kau atau ayah. Ini tentang keluarga kita. Rumah ini butuh seseorang seperti Luna."

Stefan tertawa sinis, nada suaranya penuh dengan luka. "Seperti Luna? Ayah pikir wanita itu bisa menggantikan bunda? Dia bahkan tidak pantas menginjakkan kaki di rumah ini!"

"Cukup, Stefan!" James membalas, wajahnya memerah karena emosi. "Kau tidak tahu betapa sulitnya mengurus segalanya sendiri. Ayah melakukan ini demi kalian."

"Demi kami?" Stefan menunjuk dirinya sendiri dengan jari. "Jangan gunakan kami sebagai alasan, ayah. Ini semua hanya untuk kepentinganmu sendiri."

Stefan kemudian berbalik, meninggalkan ruangan tanpa menunggu jawaban. Suara langkah kakinya yang berat bergema di sepanjang koridor, diikuti oleh suara pintu yang dibanting keras.

Bian tetap duduk di kursinya, tubuhnya terasa kaku. Ia tahu Stefan akan bereaksi seperti itu, tetapi melihat semuanya terjadi di depan matanya tetap saja menyakitkan.

"Ayah," ucap Bian pelan, mencoba berbicara di tengah keheningan yang mencekam. "Apa ini benar-benar keputusan yang terbaik?"

James terdiam sejenak, mengumpulkan kata-kata, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih lembut. "Ayah tidak bisa terus hidup dalam bayangan Luna, Bian. Ayah membutuhkan seseorang yang bisa mendampingi ayah, seseorang yang bisa membantu mengurus rumah ini, seperti yang Luna lakukan dulu. Itu semua demi kebaikan keluarga kita, Bian."

Bian merasakan dadanya sesak. Setiap kata yang keluar dari mulut ayahnya terasa seperti pisau yang menusuk jantungnya. Bian merasa ada sesuatu yang lebih dalam yang mendorong James untuk segera menggantikan Luna.

"Ayah..." Bian mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Kami tidak bisa menggantikan bunda dengan mudah. Tidak ada yang bisa menggantikan dia."

James menatap putranya dengan mata yang seolah tidak melihatnya. "Aku tahu itu, Bian. Tapi kehidupan harus terus berjalan. Kau masih muda, dan kau akan mengerti ketika waktunya tiba. Yasmin... dia tidak hanya membantu pekerjaan rumah, dia juga akan membantuku menjalani sisa hidupku. Aku butuh seseorang di sisiku."

Bian menundukkan kepala, merasakan kebingungannya semakin dalam. Ia tahu keputusan ini akan datang, ia terlambat, ia terlalu lalai, sekarang ia tidak bisa melawan James. Apalagi, Yasmin tampaknya sudah memiliki pengaruh besar terhadap ayahnya.





-ETERNALLY-






Bian duduk di meja belajarnya, menatap kosong pada buku catatannya yang terbuka. Di luar jendela, langit senja mulai meredup, namun pikirannya penuh dengan kilatan-kilatan masa lalu yang berkelindan. Ia sudah mengetahui segalanya tentang Yasmin, lebih dari sekadar wanita yang mencoba merenggut hati James. Bian tahu latar belakang Yasmin dengan sangat baik, karena ia adalah penulis dari cerita ini. Dan dalam cerita yang ia tulis, Yasmin adalah karakter yang sangat berbahaya, seorang wanita ambisius yang sangat cerdik dalam bermain peran.

Namun, ada satu fakta yang Bian tahu, satu rahasia yang bahkan James tidak tahu, Yasmin adalah wanita yang mengetahui segalanya tentang masa lalu ayah Bian, dan itu adalah rahasia gelap yang bisa menghancurkan hidup James, bahkan menghancurkan seluruh keluarga Orion.

Bian teringat dengan jelas bagaimana ia menulis karakter Yasmin, mengembangkan latar belakangnya yang cerdik dan manipulatif. Dalam cerita, Yasmin bukan hanya seorang wanita muda yang mengejar kekuasaan, tetapi dia juga memiliki informasi berbahaya tentang James yang mampu meruntuhkan karier dan reputasi pria itu.

Tahun-tahun lalu, ketika James masih berjuang membangun perusahaan, ia terlibat dalam beberapa transaksi ilegal untuk menjaga kestabilan keuangan Orion Corp. Transaksi-transaksi ini, meski tidak pernah terungkap ke publik, bisa menghancurkan segalanya jika sampai diketahui. Dan Yasmin, dalam cerita yang Bian buat, adalah wanita yang berhasil menggali rahasia tersebut.

"Yasmin tahu semua tentang itu," pikir Bian dengan perasaan cemas. "Dia tahu tentang transaksi gelap itu, tentang apa yang ayah lakukan untuk menjaga reputasinya. Dan sekarang, dia mengancam James dengan informasi itu."

Bian menggigit bibir bawahnya, memikirkan betapa rentannya posisi ayahnya sekarang. Dengan pernikahan yang hampir terjadi, Yasmin memiliki kekuatan lebih besar dari yang James sadari.

Bian tahu bahwa Yasmin tidak akan segan-segan menggunakan informasi ini untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, termasuk menjadi bagian dari keluarga Orion dengan cara apa pun. Dan jika pernikahan mereka terjadi, maka semua informasi itu akan menjadi senjata yang sangat berbahaya, yang bisa digunakan Yasmin untuk menghancurkan James kapan saja.

"Jadi, ini semua hanya permainan baginya," gumam Bian. "Ayah hanya catur dalam rencananya yang lebih besar."

Di sisi lain, Bian juga tahu bahwa James tidak benar-benar memiliki pilihan. Jika rahasia itu terungkap, seluruh reputasinya akan hancur, dan yang lebih buruk lagi, ia bisa kehilangan segala yang telah dibangunnya. Untuk itu, ia terpaksa mempertahankan hubungan gelap ini, meskipun hatinya mungkin sudah mulai ragu.

Bian merasakan hatinya terasa sesak, penuh dengan kebingungan dan ketakutan. Ia sudah mencoba segala cara untuk menghentikan hubungan ayahnya dengan Yasmin, tetapi semuanya sia-sia. Tidak peduli seberapa keras ia berusaha, Yasmin selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan kini, ia sadar bahwa untuk menyelamatkan ayahnya, ia harus mengungkapkan siapa Yasmin sebenarnya, sebuah ancaman besar yang tak hanya akan menghancurkan James, tetapi juga keluarga Orion.

Bian tahu apa yang harus dilakukan. Ia tidak bisa membiarkan Yasmin melanjutkan permainan ini. Tapi ia juga tahu bahwa jika ia terlalu terburu-buru, ia bisa membahayakan diri sendiri dan semua orang yang terlibat.

"Jika aku harus mengungkapkan semuanya, aku harus melakukannya dengan bijak." pikir Bian. "Aku harus menemukan cara agar Yasmin tidak bisa memanfaatkan ayah lagi."




-ETERNALLY-




Hari terus berganti lebih cepat dari yang Bian bayangkan. Yasmin datang ke rumah Orion seperti biasa untuk makan malam bersama keluarga. Bian merasa perasaan cemas mulai menjalar di sekujur tubuhnya. Ia tahu ini adalah kesempatan untuk memulai pertemuan yang akan mengubah segalanya. Stefan tidak berada di rumah, ia sengaja menghindari semua interaksi dengan Yasmin, dan itu memberi Bian sedikit ruang untuk berhadapan langsung dengan wanita itu.

Setelah makan malam selesai, Bian memutuskan untuk berbicara dengan Yasmin. Ia mengajak wanita itu untuk berjalan-jalan di taman mansion yang luas. Mereka berjalan seiring, dengan Yasmin tersenyum ramah, tetapi Bian tahu senyum itu menyembunyikan banyak hal.

"Aku tahu apa yang kamu coba lakukan, Yasmin." kata Bian tanpa basa-basi. "Kamu menggunakan ayahku, dan kamu tahu betul apa yang bisa kamu lakukan dengan rahasia yang kamu pegang."

"Apa yang kau pikir bisa kau lakukan, Bian?" tanya Yasmin akhirnya, suaranya tenang, tetapi ada kekuatan licik yang tersembunyi di balik nada itu. "Kau bahkan tak tahu dunia ini sekejam apa. Kau mengira bisa menantangku hanya karena kau putra James Orion?"

Yasmin menatap Bian dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca. "Kamu pasti sangat pintar, Bian." katanya dengan nada santai. "Tapi apakah kamu yakin kamu tahu semuanya? Mungkin ada banyak hal yang belum kamu pahami."

Bian bisa merasakan hawa dingin yang datang dari Yasmin, dan itu membuatnya semakin yakin bahwa ia benar. Yasmin memang sedang bermain dengan api.

Bian berdiri tegak, mencoba menutupi rasa gugup yang mulai merayap di dadanya. Ia tahu Yasmin bisa membaca ekspresi sekecil apa pun. "Aku tahu lebih dari yang kau kira, Yasmin," balas Bian tegas. "Aku tahu rahasia yang kau gunakan untuk menekan ayahku. Aku tahu alasan sebenarnya kenapa kau ada di sini."

Yasmin terkekeh kecil, seolah ucapan Bian hanyalah lelucon baginya. "Lalu apa? Apa yang akan kau lakukan dengan 'pengetahuan' itu? Mengungkapkannya pada James? Membuat drama besar untuk menghentikan pernikahan kami?" 

Ia mendekat ke arah Bian, cukup dekat hingga jarak di antara mereka terasa mencekam. "Dengar, Nak, kau terlalu muda untuk memahami bagaimana dunia ini bekerja. Ayahmu tidak akan pernah memilihmu di atas kepentingannya sendiri. Kau hanyalah anak penyakitan yang menjadi aib bagi keluarga Orion."

Bian menatap Yasmin tajam, merasa darahnya mendidih. "Kau salah. Meskipun aku anak yang penyakita, tapi akulah orang yang tahu siapa dirimu sebenarnya. Aku tahu bagaimana kau mendapatkan semua informasi tentang ayah. Aku tahu bagaimana kau memanipulasi orang-orang di sekitarmu untuk mencapai ambisimu. Tapi kau tahu apa yang paling penting?"

Yasmin menaikkan alis, pura-pura tertarik dengan apa yang akan Bian katakan. "Oh? Ceritakan padaku. Apa yang paling penting menurutmu?"

Bian mengambil napas dalam, menahan gemetar di tangannya. "Aku tahu kau takut. Kau takut karena kau tahu bahwa posisimu tidak sekuat yang kau pikirkan. Kau bergantung pada ancaman dan rahasia, tapi kau tahu satu kesalahan kecil saja bisa membuat semua rencanamu hancur."

Senyum Yasmin perlahan menghilang. Untuk pertama kalinya, ada perubahan kecil dalam wajahnya, rasa tidak nyaman. Namun, ia segera memulihkan ekspresinya, kembali dengan senyuman sinis. 

"Kau pikir aku takut padamu?" tanyanya sambil tertawa kecil. "Lucu sekali. Aku tidak takut pada siapa pun, apalagi seorang anak seperti kau."

"Kalau begitu, buktikan," kata Bian dengan nada rendah tetapi menusuk. "Ungkapkan semuanya di depan ayah. Kenapa kau tak pernah jujur padanya? Kenapa kau harus menyembunyikan masa lalumu jika kau benar-benar tidak takut?"

Wajah Yasmin sedikit menegang, tetapi ia tetap mempertahankan ketenangannya. Ia melangkah mundur, kali ini dengan postur yang lebih defensif. 

"Kau benar-benar cerdas untuk anak seusiamu. Tapi kau harus ingat, Bian, dunia ini tidak adil. Kau bisa saja mencoba menjatuhkanku, tapi pada akhirnya kau akan menemukan dirimu kalah, sendirian."

Yasmin memandang Bian sekali lagi, kali ini dengan mata yang penuh perhitungan. "Ayahmu tahu apa yang ia lakukan. Kau seharusnya tidak ikut campur, Bian. Itu hanya akan membuatmu terluka. Aku akan memberimu satu nasihat—"


"Jangan pernah bermain api jika kau tidak siap terbakar."


Bian tidak merespons, tetapi ia menatap Yasmin dengan sorot mata yang tidak goyah. Ia tahu Yasmin mencoba membuatnya takut, tetapi ia tidak akan mundur. 

Melihat Bian tidak terpengaruh, Yasmin tersenyum tipis lagi, meskipun kali ini senyumnya terasa lebih terpaksa. "Aku tidak punya waktu untuk ini. Jika kau ingin melanjutkan permainan kecilmu, silakan. Tapi ingat, Bian, aku selalu selangkah lebih maju darimu."

Tanpa menunggu jawaban, Yasmin berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan Bian berdiri di tengah taman sendirian. Angin malam bertiup lebih kencang, dan Bian merasa tubuhnya mulai gemetar. Bukan karena takut, tetapi karena ia tahu betapa liciknya lawannya kali ini.

Saat punggung Yasmin menghilang di balik pintu masuk mansion, Bian mengepalkan tangannya dengan erat. "Selangkah lebih maju? Kita lihat saja, Yasmin." gumamnya pelan. "Aku penulis cerita ini, dan aku tidak akan membiarkanmu menang."


Bian kembali ke rumah dengan perasaan yang campur aduk. Ia tahu bahwa Yasmin bukanlah lawan yang mudah, dan dia harus melawan lebih banyak daripada sekadar kata-kata. Namun, kali ini ia merasa bahwa ia sudah siap. Ia tidak akan menyerah begitu saja. Ia adalah penulis cerita ini, dan ia akan menulis ulang takdirnya sendiri.

Namun, di dalam hatinya, Bian juga tahu bahwa ini bukanlah akhir. Yasmin mungkin hanya langkah pertama dalam perjalanan panjang yang penuh dengan pengkhianatan, cinta, dan pengorbanan. Bian harus terus berjuang, bahkan jika itu berarti melawan takdir yang ia tulis sendiri.












-BERSAMBUNG-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro