Chapter 5
"Tuan... aku tahu kau pasti akan kembali," kata Zhen Xian dengan air mata.
***
Pria itu melempar uang yang tadi diterimanya lalu menghampiri Zhen Xian dan mengajak pergi.
Tentu keributan kembali terjadi, baik pria itu atau Zhen Xian sama-sama memukul bahkan menggigit orang-orang yang menghentikan Zhen Xian kabur.
"Jangan bergerak! Lepaskan nona itu jika tidak ingin ada pertumpahan darah!" teriak pria penjual dengan pisau di tangannya.
Zhen Xian lalu mendekat pada pria yang kembali menolongnya, perlahan berjalan selangkah demi selangkah meninggalkan lokasi lalu berlari secepatnya dengan tiga orang pria penjual mengejar.
"Que Mo, kau harusnya tidak menjualku tadi jika tahu akan separah ini kondisinya!" kata Zhen Xian panik.
"Que Mo? Siapa yang kau panggil Que Mo? Lupakan! Jika aku tidak bertemu denganmu maka semua ini tidak akan terjadi."
"Apa kau tidak tahu caranya bertarung?"
"Jika tahu akankan kita berlari seperti ini?"
"Minggir! Minggir! Awas!" teriak Zhen Xian dan Que Mo.
BRUKKK!
SRRTTTTT...!
"Que Mo kau baik-baik saja?" tanya Zhen Xian sambil bangun.
Berakhirlah mereka di kelilingi oleh tiga pria yang mengejar dengan membawa pisau di tangan mereka.
"Mari kita bicara baik-baik dan serahkan nona itu. Tuan tentu akan mendapat keuntungan juga. Bagaimana?" tawar salah satu pria itu.
"Kau tidak akan bukan? Que Mo?" tanya Zhen Xian khawatir.
"Itu bukan urusanmu. Lagian aku akan untung dengan mendapat uang." Jawab Que Mo senyum.
"Tuan kau sungguh pintar! Keputusan yang bagus."
"Selain itu, berhenti memanggilku Que Mo. Sejak kapan aku menjadi Que Mo?"
"Sejak kau menyelamatkanku namamu adalah Que Mo." Kata Zhen Xian.
"Kenapa harus Que Mo? Nama itu sungguh jelek! Aku tidak mau! Ganti!"
"Que Mo tetap Que Mo. Bagaimana mungkin mengganti!? Aku sudah terbiasa memanggil Que Mo." Tegas Zhen Xian.
"Ehhh! Ehhh! Ha ha... bisa-bisanya kalian berdebat? Lihat posisi dan kondisi kalian!? Tidak takutkah!? Apa kami ini lelucon!?" teriak salah satu pria.
"Benar! Kalian adalah lelucon! Jelas saja aku berdebat dengannya. Bagaimana jika ada yang memanggil kalian dengan nama yang kalian tidak sukai? Apa kalian akan diam!? kata Que Mo kesal.
"Karena itu aku akan menyelesaikan masalah dengannya dulu. Bisakah?" tanya Que Mo.
Ketiga pria memberikan waktu selama sesaat dengan terus memperhatikan. Saat itu, Que Mo dan Zhen Xian masih berdebat mengenai nama dan tak lama Que Mo memberikan kode untuk kabur dalam hitungan ketiga.
"Sekarang!" teriak Que Mo.
Mereka berlari lagi dengan suara teriakan memenuhi kota. Sementara lutut Zhen Xian terluka dan berdarah yang membuatnya tidak bisa berlari secepat sebelumnya. Tapi, Que Mo terus saja menggandeng tangan Zhen Xian untuk tetap berlari hingga Zhen Xian terjatuh untuk kesekian kali hari ini.
"Apa kalian akan tetap main-main?"
"Bawa mereka!" teriak salah satu pria.
Que Mo melawan semampu dia bisa, melindungi Zhen Xian yang menahan sakit. Hingga ketiga pria yang membawa pisau mendapat pukulan, berupa lemparan sumpit yang membuat mereka kesakitan hingga terjatuh.
"Kalian sungguh mengganggu acara makanku!" teriak Jin Kai dari rumah makan.
"Xian'er!" panggil Zhen Chen.
"Ge! Chen ge!" teriak Zhen Xian.
"Ge? Gadis itu adikmu?" tanya Jin Kai.
(Ge itu gege yang berarti kakak laki-laki)
"Hmm...!"
Zhen Chen segera menghampiri Zhen Xian dengan khawatir. Melihat lututnya yang terluka sementara Jin Kai berurusan dengan ketiga pria hingga mereka ditangkap oleh petugas.
"Kenapa kau bisa terlibat dengan orang-orang tadi?" tanya Zhen Chen khawatir.
"Aku akan menceritakan semuanya nanti."
"Terima kasih Jin Kai sudah menolong. Aku pasti akan membalasmu." Kata Zhen Chen.
"Tidak perlu sungkan, aku pasti akan menolong siapapun dalam kondisi seperti tadi. Selain itu, kau adalah temanku." Jawab Jin Kai.
"Ge, siapa?" tanya Zhen Xian.
"Namaku Yi Jin Kai dan teman baru Zhen Chen," Jin Kai memperkenalkan.
"Namaku Zhen Xian dan terima kasih sudah menolongku dan Que Mo." Balas Zhen Xian.
"Que Mo?" tanya Zhen Chen.
Zhen Xian dengan senyum di wajah menganggukkan kepala lalu menghampiri Que Mo dan memperkenalkan pada mereka.
"Que Mo! Teman baruku! Semua hal ini terjadi karena dia hingga kami dikejar-kejar dengan para pedagang manusia tadi. Tapi! Berkat Que Mo juga aku bisa bebas dari mereka dan bertemu kalian di sini." Jelas Zhen Xian.
"Aku minta maaf. Semua memang salahku. Tapi, bisakah kau berhenti memanggilku Que Mo!?"
"Yang terpenting tidak ada luka yang parah. Baiklah! Zhen Chen, aku harus kembali sekarang. Sampai jumpa nanti." Kata Jin Kai pamit.
"Sampai jumpa nanti."
"Kalau begitu aku juga pamit." Kata Que Mo.
"Ehhh! Kau mau ke mana? Apa kau punya tempat tinggal?" tanya Zhen Xian.
"Ikutlah kami. Anggap saja karena sudah membantu adikku." Tambah Zhen Chen.
"Benar! Ikutlah! Kau adalah temanku jadi tidak perlu sungkan."
"Tapi... aku...!"
"Sudahlah tidak perlu bicara apa-apa. Ayo!" ajak Zhen Xian dengan senyum lebarnya.
"Biar aku menggendongmu. Naiklah!" kata Zhen Chen.
Zhen Xian naik ke punggung Zhen Chen. Mengalungkan kedua lengannya dengan erat layaknya tidak ingin berpisah kemudian berjalan pulang bersama satu anggota baru. Meninggalkan kota yang ramai dan masuk ke dalam hutan selama beberapa saat hingga melihat jalan setapak. Menelusuri jalan hingga melihat lahan yang luas dipenuhi tanaman dengan warna warni bunga dengan banyaknya para pekerja yang merawat bunga-bunga tersebut.
"Kalian sudah kembali!" teriak salah satu pekerja.
"Zhen Xian! Zhen Chen! Kalian kembali!" teriak yang lainnya sambil melambaikan tangan.
"Ohhh kami kembali!" teriak Zhen Xian melambaikan tangan dengan penuh senyuman.
"Kalian semua sudah bekerja keras! Kami akan segera membantu nanti!" teriak Zhen Chen.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro