Kekuatan Supranatural
Di balik jendela Elsa melihat orang-orang berlarian kesana-kemari untuk sekadar berteduh. Sore ini turun hujan membasahi seluruh kota .
Atensinya beralih pada sosok anak kecil yang menatapnya berdiri di trotoar jalan. Tubuhnya basah kuyup, seluruh tubuhnya gemetar dengan cepat Elsa berlari keluar untuk menghampiri gadis kecil yang malang.
"Hey, Siapa namamu sayang?"
"Vina, kak."
"Ayo, ikut Kakak. Nanti kau sakit." Elsa sedikit tersentak saat memegang kedua tangan mungil itu. Sekelebatan bayangan terlihat. Tapi Elsa mencoba acuh yang terpenting saat ini membawa gadis kecil ini masuk ke dalam agar tidak kedinginan.
"Permisi.."
"Ya, bisa saya bantu?"
"Saya ingin menambah pesanan Hot chocolate, dan beberapa camilan. Tolong antarkan ke meja saya No.20
"Baik. Silahkan di tunggu."
Sembari menunggu pesanan datang Elsa mencoba bertanya "Hey,, kalau boleh tahu kenapa kau sendirian dimana orangtua mu?"
Gadis itu hanya menatap sendu. Ada raut kesedihan di wajahnya. Ada rasa sesak di dadanya karena Elsa sebenarnya tahu apa yang akan menimpa gadis kecil ini hanya dengan menyentuh tangannya saja.
"Mengapa kau bersedih? Apa sudah terjadi sesuatu padamu?"
Anak kecil itu hanya menunduk. Lalu terdengar suara isakan tangis. "A-aku baru saja kehilangan kedua orang tuaku. Mereka meninggal akibat kebakaran di rumahku kemarin sore. Sedangkan aku- ada kata yang terjeda "a-aku sedang bermain bersama teman-temanku ditaman."
Elsa membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. "Vina, apa kau mau tinggal bersamaku? Semampu ku akan menjagamu. Gadis kecil itu hanya mengangguk, dan mengeratkan kembali pelukannya.
"Ku mohon, Tuhan ijinkan aku untuk menjaganya," batinnya.
Elsa gadis berusia 20 tahun yang terlahir mampu melihat masa depan seseorang hanya dengan bersentuhan, dan dia memiliki kekuatan, yaitu telekinesis.
Seperti apa yang terjadi pada vina gadis kecil yang ia temui 3 hari yang lalu. Dia melihat ada sebuah kecelakaan yang merenggut nyawanya. Tapi dia tidak menyangka bahwa dia pun ikut andil dalam kejadian nahas itu.
Saat mereka di perjalanan pulang. Motor yang mereka kendarai mengalami kecelakaan. Beruntungnya Elsa selamat hanya mengalami luka ringan, sedangkan Vina terlempar kepalanya membentur pembatas jalan, dan meninggal saat dibawa ke rumah sakit.
"Mengapa aku tak bisa melindunginya dan mengubah takdirmu, Tuhan? Bahkan aku yang sudah menyebabkannya Mati."
***
1 bulan berlalu semenjak kejadian itu Elsa mengatakan pada ibunya untuk memutuskan tidak ikut campur lagi dalam kehidupan seseorang. Namun ibunya melarangnya. Karena bagaimanapun Elsa sudah di anugerahi kekuatan oleh Tuhan dan harus memanfaatkannya dengan membantu orang lain.
"Elsa, apapun yang terjadi itu bukanlah kesalahanmu, Nak. Ingatlah bahwa takdir Tuhan tidak selamanya bisa kita ubah. Yang terpenting saat ini kau bisa memanfaatkan kelebihanmu dengan hal-hal yang dapat menyelamatkan nyawa orang lain." ucap sang ibu.
Tapi, Bu. Ku mohon mengertilah." Elsa mengepalkan tangannya menahan emosi, benda-benda yang di sekitarnya mulai bergerak.
"ELSA!!!" teriak sang ibu. "Tenangkan dirimu, Nak. kau tak bisa seperti ini. Kau harus bisa mengontrol dirimu. Apa kau lupa seminggu yang lalu kau hampir saja membunuhku dengan kekuatanmu!"
"Maafkan aku, Bu!" lirihku.
Namun tetap saja dia merasa dirinya tak berguna. Meskipun ini bukanlah sepenuhnya kesalahannya. Namun takdir sudah seperti mempermainkan hidupnya. Dia sepertinya memang terlahir untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Brugh...
Seseorang menabrak tubuhnya sehingga dia terjatuh.
Arghh...
"M-maaf, aku tidak sengaja. Pria itu mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri.
"Terima kasih." Tiba-tiba bayangan itu muncul kembali membuat Elsa dengan cepat melepaskan tangannya. "T-tidak apa-apa lain kali hati-hati," jawabnya gugup.
Pria itu pergi begitu saja. Elsa terus menatap punggung pria asing itu. Elsa mencoba acuh. Jujur saja dia begitu trauma sejak apa yang sudah menimpa gadis kecil yang malang itu.
"Apa yang harus aku lakukan? Bisakah aku mengubahnya kali ini? Mengubah takdir Tuhan?"
Tak pikir panjang Elsa lantas mengejar pria asing yang menabraknya tadi. Dia tidak ingin menyesal untuk kedua kalinya. "Ibu benar aku tidak boleh lemah."
"Kemana dia pergi?" Elsa lalu memakai instingnya dan mencoba berkonsentrasi untuk mencari tahu keberadaan orang itu.
Elsa memejamkan matanya sejenak, menetralkan napasnya. "Bayangan itu di jalan persimpangan 3! Itu kan? Tidak!!"
Dengan cepat dia berlari menuju lokasi. Dalam penglihatannya akan ada kecelakaan beruntun dan pria itu lah yang menyababkannya.
"Hey, tunggu..! Elsa terus meneriaki pria asing itu. Namun pria itu tidak mendengarnya, karena earphone yang bertengger di telinganya.
Apa aku harus menggunakan kekuatanku di tempat umum seperti ini? Elsa terus berlari. Pria itu akan sampai di persimpangan jalan, dan Elsa terus merutuki dirinya sendiri.
"Sial..!!" Mau tidak mau Elsa mulai menggerakan tangannya untuk mendorongnya jauh dari tempat itu.
"Whoaa..." Pria itu berteriak. Semua menatap ke arahnya mengikuti kemana pria itu melayang?"
"Apa aku bermimpi, kenapa pria itu bisa terbang?" ucap seseorang dengan wajah terkejut yang berada di samping Elsa.
Elsa hanya tersenyum melihat reaksi orang-orang disekitarnya. Elsa mencoba acuh. Dan pergi meninggalkan pria asing yang masih berdiri diam mematung disebrang jalan sana.
"Kenapa aku bisa terbang? Dan berada disini? Bukannya aku berada di persimpangan sana?" Merasa ada yang aneh dengan dirinya. Pria itu jatuh pingsan.
***
Hari ini Elsa merasa bosan dirumah. Dia menggerakan benda-benda yang berada di kamarnya. Ibunya sangat sibuk bekerja, sedangkan ayahnya sudah meninggal dua tahun yang lalu. Elsa memutuskan untuk pergi berjalan-jalan di sekitaran rumah. Saat Elsa sedang berjalan ada suara teriakan meminta tolong.
"Tolong-tolong!!"
Elsa mencari sumber suara itu berasal. Lalu Elsa melihat ada seorang nenek tua yang menangis terduduk di tanah. Elsa pun menghampiri nenek tua itu.
"Ada apa, Nek?"
"Orang itu sudah mencuri tas ku." Sambil menunjuk dua orang pria yang menaiki motor. Elsa pun menoleh ke belakang dan melihat dua pria itu lari kabur.
Elsa pun mengejar mereka dan mencari benda agar bisa dia gunakan untuk menghentikan motor itu. "Sialan hanya ada tong sampah. Maaf, jika ini sedikit sakit." Elsa pun menggerakan tong sampah itu dan melemparkan nya kuat sehingga motor itu oleng dan terjatuh.
Elsa pun menghampiri mereka. "Dasar pengecut! Berani nya kau hanya dengan Nenek tua, huh!"
"Siapa kau!!" Pria itu mengeluarkan sebilah pisau yang hendak menusuknya sehingga membuat Elsa terkejut. Tapi dengan cepat Elsa menangkisnya dan mendorong pria itu dengan kekuatannya hingga membuat mereka terjungkal.
Warga pun ramai-ramai membantu Elsa dan membawa pelaku pencopetan itu ke kantor polisi.
"Ini, Nek tasnya. Lain kali hati-hati."
"Terimakasih, Nak!"
Sesampainya di taman Elsa mencoba berbaring di rerumputan yang hijau. Dilihat di sekeliling nya terdapat banyak anak-anak kecil yang sedang bermain permainan. Ada juga yang Saling kejar-kejaran. Mengingatkannya pada sosok Vina yang sangat ia rindukan. Elsa mencoba memejamkan matanya sejenak.
Mendengar suara jeritan seorang ibu membuat Elsa bangkit dan melihat keadaan disekitarnya.
AWASSSSSS....!!
Elsa melihat ada sebuah truk mobil yang akan melintas namun terdapat seorang anak kecil berada di tengah jalan yang hendak mengambil bola.
"TIDAKKKKK!!!" Semua orang saling berteriak.
Dengan sigap Elsa menolong anak itu dengan mengarahkan tangannya secepat kilat dan membawa anak itu ke sisi jalan tidak jauh dari tempat lokasi kejadian. Anak itu menangis dan ibunya jatuh pingsan.
Orang-orang saling berhamburan menolong anak dan ibu itu. Elsa hanya terdiam tubuhnya ikut melemas dan jatuh terduduk.
"Terimakasih Tuhan, aku sudah menolongnya."
***
"Selamat, pagi Bu!"
"Siang, Elsa." Sang ibu terkekeh melihat wajah cemberut Elsa, karena menggoda putri kesayangannya itu. "Mau kemana kau hari ini?"
"Sepertinya aku hanya ingin dirumah saja menghabiskan waktuku bersama ibu."
"Dasar anak manja ,tapi hari ini ibu harus pergi, sayang. ibunya lantas memeluk putrinya yang dibalas pelukan oleh Elsa.
Elsa menghabiskan waktunya seharian untuk menonton tv. Namun suara Ambulance sedikit mengganggu dirinya. Elsa mencoba pergi keluar mencari tahu. Dan semua orang tampak berhamburan keluar. Karena memang sebelumnya belum pernah ada Ambulance yang berhenti di sebrang jalan rumahnya.
"Permisi, Bu! Kediaman rumah atas nama Saudari Natasya berada di sebelah mana?"
Elsa menatap petugas Ambulance yang sepertinya sedang menanyakan alamat. Tapi Elsa tidak perduli dan memilih untuk masuk kembali ke dalam rumah. Sehingga suara itu menghentikan langkahnya.
"Rumah Saudari Natasya, betul?"
"Eh, iya betul. Kebetulan saya adalah putrinya. Bisa saya bantu?"
"Maaf kami mendapatkan laporan, jika Saudari Ibu Natasya sudah menjadi korban tabrak lari pada pukul 03.05 sore tadi dan nyawanya tidak dapat tertolong."
Seperti tersambar petir Elsa hanya diam mematung seluruh tubuhnya lemas. Dia mencoba mencerna kalimat petugas Ambulance itu dengan baik.
"i-ibu kecelakaan? D-dia meninggal??" Petugas itu mengangguk sebagai tanda mengiyakan kejadian tersebut.
Tubuhnya terjatuh ketanah. Kepalanya terasa pusing. Dadanya sesak. "I-ibu meninggal? T-tidak mungkin!!! Elsa berteriak histeris dan berlari menuju Ambulance. Di singkapnya kain putih itu dengan kasar. Tubuhnya menegang melihat sosok yang teramat dicintainya itu terbujur kaku tak bernyawa.
Elsa memeluk tubuh sang ibu. Air matanya mengalir deras. Mencoba membangunkan sang ibu. Emosinya tak terbendung. Hawa yang berada disekitarnya merasa ikut tercekik. Seluruh benda yang berada di sekitarnya pun ikut melayang.
Elsa yang mendengar sang ibu menjadi korban tabrak lari begitu marah. Dan mengangkat tubuh kaku itu ke dalam rumah.
Orang-orang yang meilhatnya bergidik ngeri. Karena tetangga disekitar rumahnya sudah mengetahui jika Elsa memang memiliki kekuatan.
Semua benda-benda dirumahnya melayang. Entah apa yang dipikirannya saat ini. Elsa membaringkan tubuh sang ibu di sofa. Dan dia pergi mencari orang yang telah mencelakai ibunya sampai tak bernyawa.
Elsa memejamkan matanya dan berkonsentrasi mencari tahu kemana orang itu pergi. Karena disaat Elsa marah kekuatan supranatural itu akan dua kali lebih tajam dan dahsyat bahkan bisa mencelakai banyak orang.
Elsa pergi berjalan tanpa alas kaki, wajahnya yang menegang dengan mata yang memerah, dan rambutnya yang terurai berantakan. Orang-orang menatapnya ngeri seperti melihat sosok monster dalam kehidupan nyata.
Elsa terus mengitari jalanan kota. Berjalan sesuai insting yang dia dapatkan. Tidak butuh waktu lama untuk menemukan sosok yang telah membunuh sang ibu. Elsa menyeringai puas "BINGGO"
Elsa menghampiri beberapa pria muda itu yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Tanpa berbasa-basi Elsa langsung mengarahkan tangannya kepada pria yang di duga sudah membunuh ibunya. Dia menggerakkan tangannya ke atas hingga teman-temannya tampak ketakutan melihatnya.
"A-apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!!"
"Tidak!! Sebelum aku membunuhmu!! Elsa membantingkan pria itu kesamping. Kepala nya membentur dinding dan mengeluarkan darah segar. Temannya yang melihatnya mencoba lari namun Elsa dengan cepat menariknya dengan kekuatannya yang kini berdiri tepat di hadapannya. Lantas Elsa mencekiknya.
"S-siapa kau sebenarnya?" Apa yang kau mau?"
"Kau sudah membunuh ibuku."
"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti."
"K-kau menabrak ibuku!!!!! Elsa berteriak tepat di wajah sang pelaku. Yang membuat pria itu semakin gemetar ketakutan.
"B-bukan aku yang melakukan nya. T-tapi dia!" Pria itu menunjuk ke arah teman yang lainnya. Elsa lantas melempar pria itu ke tengah jalan sehingga membuat pria itu tertabrak oleh mobil yang melintas.
Orang-orang di sekelilingnya mencoba mengehentikannya, namun tidak ada yang berani. Kota terlihat sangat kacau.
Elsa mengejar pria yang mencoba kabur dengan mengendarai mobilnya tapi dengan cepat elsa menginjak bumi hingga tanahnya terbelah menjadi dua.
Saat Elsa ingin menggerakkan tangannya tiba-tiba ada yang menahannya. "Elsa"
Seketika tubuh Elsa mematung, dia mendengar suara yang tak asing baginya. Elsa pun memalingkan wajahnya ke samping. Sosok yang selama ini ia rindukan kini menemuinya "A-ayah"
"Cukup, Nak! Sudah Cukup!" Air mata yang mengalir di kedua pipi yang sudah mulai menua itu mencoba menghentikan aksi yang sudah di lakukan putri kecilnya itu.
Dengan ajaib tubuh Elsa kembali normal. Elsa terduduk lemas, lalu tak sadarkan diri.
Tiba-tiba tubuh Elsa terksesiap dalam pelukan sang ibu. Membuat sang ibu terkejut.
"Ada apa, Nak? Apa kau melihat sesuatu lagi?"
"Ibu, apa hari ini kau akan pergi?"
"Iya, sayang hari ini ibu akan pergi rapat dengan klien penting."
"Bisakah kau tidak pergi, Bu? Aku melihat bayangan yang mengerikan tentangmu. Aku tidak ingin semua itu terjadi. Dan aku melihat Ayah datang menghampiriku. Elsa lalu memeluk sang ibu dan menangis di pelukannya.
"Ibu, aku takut. Ku mohon tetaplah bersamaku, tetaplah disampingku untuk waktu yang lebih lama. Aku tidak sanggup jika hidup tanpamu, Bu!"
Sang ibu memberikan ketenangan pada putri kesayangannya. "Baiklah, ibu tidak jadi pergi dan akan menyuruh sekertaris yang menghandle semua pekerjaan ibu. Sekarang berhentilah menangis."
Ya, ibunya memang sudah mengetahui tentang kelebihan putrinya. Bahkan ibunya selalu mengkhawatirkan keadaan putrinya yang memang terlahir berbeda dari kebanyakan anak lainnya.
Tentang kekuatannya yang mampu menggerakan sesuatu sedikit membuatnya khawatir karena bahwasannya jika dia tidak mampu mengotrol emosinya kekuatan itu akan berbalik kepadanya, dan mencelakai banyak orang. Jadi dia harus menggunakan kekuatan itu dengan sebaik-baiknya, seperti menolong seseorang misalnya.
"Apa pun yang terjadi ibu akan selalu berada di sampingmu dan menjagamu sampai kapan pun."
-Fin-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro