Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

gossip

📌still flashback scene (?)

Ckrek.

Nakamura cekikikan selagi memegangi ponsel yang ia pakai untuk memotret Karma dan [Y/N].

Bisa kalian bayangkan perasaan Manami? Nggak usah lah ya, siapa juga dia.

Yare-yare.

Karma's POV

Aku tidak bisa menyinkron-kan antara otak dan pergerakan badanku.

Saat bertemu dengan Manami tadi, aku memang merasakan kehadiran makhluk lain. Namun tidak ku hiraukan, toh kami sedang di hutan.

Hingga beberapa menit lalu sebelum aku masuk ke kelas untuk mengambil tas, korosensei memberitahu sesuatu. Katanya aku harus tegas dalam mengambil keputusan.

Aneh, gurita itu seperti tahu segalanya.

Saat mendengar [Y/N] melihatku bersama dia pagi tadi aku seperti kehilangan arah. Padahal hubunganku dengannya belum terlalu jauh, lalu kenapa aku khawatir dia akan menjauh?

Tanpa pikir panjang aku langsung menarik bahunya dan menciumnya. Tidak, aku bukan tipe laki-laki mesum apalagi sange, insya Allah.

Aku hanya malas berbicara menjelaskan semuanya, bukan tipeku merangkai kata-kata indah untuk seorang perempuan.

3rd PoV

Tangan yang biasa digunakan menulis -juga colmek, nggak.- kini mendorong pelan dada bidang Karma. Namun tangan kanan si laki-laki mendorong dan sedikit meremas rambut [Y/N], tangan kirinya memeluk pinggang [Y/N] erat.

Setelah beberapa detik barulah Karma melepaskan bibirnya, namun pelukan di pinggang [Y/N] tak ia lepaskan. Kini kepala Karma bersandar di bahu [Y/N] surai crimson-nya menggelitik pipi [Y/N] yang masih merah.

Pelukan mengerat, "Jangan salah paham. Tolong."

"Kalau begitu jelaskan,"

Kayano sudah pingsan di tempat, Nakamura memerhatikan mereka dengan tatapan yang cling-cling.

Oh, Manami? Tahu-tahu dia ada dibelakang Karka, menarik seragam cowok itu pelan. "K-karma-kun,"

Selanjutnya Karma tidak berkata apa-apa, hanya pelukannya makin mengerat. Sama sekali tak ada niat membalas pelukan si laki-laki, [Y/N] yang melihat Manami di belakang Karma mendorong bahu cowok itu agak kasar. "Aku mau pulang,"

Begitulah bagaimana [Y/N] bisa menggalau dikamar seharian ini, bahkan Gakushuu tidak bisa membujuk perempuan itu.

🏃🏃🏃🏃

"Dek, lihat cutter tidak?" Gakushuu -mode sok manis- menepuk pundak adiknya. Kini mereka sedang belajar bersama di ruang keluarga.

Rintikan hujan mulai terdengar dari luar, padahal langit senja biasanya enak dipandang, sayangnya awan gelap menghadang.

"Ilang." Jawab [Y/N] cuek, atensinya sama sekali tidak terganggu. Diliriknya sang kakak yang sedang menggaruk-garuk kepalanya.

"Mirip monyet."

"Kamu mirip anoa." Gakushuu mulai kesal, [Y/N] terkekeh kecil. "Kenapa bisa sampai hilang?"

[Y/N] mengangkat kedua alisnya, "Minggu lalu dipakai sunat-sunatan sama anak komplek."

Gakushuu menghela nafas. "Kenapa aku tidak bisa marah padamu."

"Karena kau menyukaiku, ha! Ketahuan!" [Y/N] menggebrak meja diikuti tawa yang keras.

"Jangan bicara yang tidak-tidak." Gakuho -yang eksistensi nya terakhir ada di chapter satu- berjalan melewati mereka berdua di ruang keluarga. "[F/N], tidak dapat titipan apa-apa dari guru-mu?"

Tawa [Y/N] baru surut setelah Gakushuu mendelik tajam (dengan pipi yang memerah). "Eh? Tidak, kok. Tadi aku pulang lebih awal, tapi-"

"Tapi?" Gakuho menautkan alisnya, [Y/N] yang berniat mengelak mengatakan bahwa Karma yang disuruh menyampaikan surat itu sedikit terbantu dengan suara bel yang menggema.

"Ah, biar aku yang buka."

Cklek.

Blam.

Punggung [Y/N] bersandar di pintu, "Hei, kenapa langsung ditutup?!" Suara Karma yang teredam karena adanya fabrik kayu yang menghalangi masih ditangkap indra pendengaran [Y/N]

"Sudah malam, tidak terima gelandangan!"

"Berarti kalau siang terima?"

"Ya, nggak juga!" [Y/N] menautkan alisnya, "Oh, jadi kau mengakui dirimu gelandangan?"

Helaan nafas terdengar samar,"Iya! Aku gelandangan yang mengemis cintamu!"

"Jijay!" [Y/N] mendelik, Karma terlalu sering bergaul dengan mas-mas warung, pikirya.

Hening menyapa, baik Karma maupun [Y/N] masih bergemul dengan pikiran masing-masing.

Decihan terdengar, "Aku membawa surat tadi, ayolah, disini sangat dingin." Suara petir terdengar setelah perkataan Karma barusan.

Gakushuu muncul, "Siapa? Berisik sekali."

[Y/N] merengut,"Lain kali kita harus pasang plang 'ngamen gratis' di depan rumah."

Dengan diucapkannya kalimat itu, [Y/N] pergi melenggang. Berniat masuk ke kamar, namun sang ayah melarang. "Kau masih muda, jangan habiskan masa muda dengan melamun sendiri dikamar. Temani ayah bermain catur."

Ujung-ujungnya nggak nyambung.

🐖🐖🐖

"Aku disuruh menyampaikan surat ini pada kepala sekolah," Karma memperlihatkan surat yang sedari tadi ia pegang.

Gakushuu menyambar surat itu dengan cepat, tanpa berkata apa-apa ia langsung menutup pintu dengan keras.

"Tidak bisakah salah satu dari kalian membiarkanku masuk?"

"Asano? Siapa?" Gakuho -yang bodohnya memanggil nama keluarga- berteriak dari ruang keluarga. Bidak catur yang tergeletak di samping sudah lumayan banyak, [F/N] biasanya jago melakukan apapun jika suasana hatinya sedang panas.

Gakushuu merengut, "Masuk." Sambil mengisyaratkan agar Karma masuk, padahal biasanya dia yang dimasuki.

Yare-yare.

🐪🐪🐪🐪

[Y/N] menatap tidak suka, seseorang membangunkannya dari tidur nyenyak yang ia jalani (?) Di kelas. Manami tersenyum manis, yang dilihat [Y/N] terkesan cabul, "Bisakah aku duduk disini?"

"Tidak."

"Mengalah saja, dia duduk disini lebih lama darimu." suara Terasaka terdengar.

"Bisa diulang?" [Y/N] menatap tajam. Yang ditatap hanya menggeleng pelan.

"Cari kursi kosong sana." [Y/N] berniat melanjutkan tidurnya.

"Kau bisa duduk di kursi-ku." Suara Karma membuat [Y/N] terpaksa membuka matanya kembali.

"Kalian tidak bisa diam, ya?!" Dengan nyawa yang baru terkumpul -lalu pergi lagi, karena adegan yang terlihat di depan mata- [Y/N] membuang muka.

Dari depan, Nakamura cekikikan tidak karuan. "Haruskah kusebarkan foto kalian kemarin supaya kalian bisa baikan kembali?"

"Kami tidak bermusuhan." / "Terserah saja." Perkataan yang bertentangan keluar dari mulut orang yang bersangkutan secara bersamaan.

[Y/N] menautkan alisnya, mata yang masih setengah terbuka menyadari perkataan Karma yang berkata 'terserah'.

[Y/N] memasang earphone milik Gakushuu yang sempat ia selipkan di saku roknya tadi pagi. "Ya ya terserah."

Karma terkekeh, ia berjongkok menyamakan tinggi kepalanya dengan kepala [Y/N] yang menatap ke arah lain.

"Kau mirip kakakmu saat sedang marah."

[Y/N] memejamkan matanya, "Kau tidak tahu marah-nya Gakushuu."

Deheman terdengar dari perempuan yang menduduki kursi Karma sebelumnya, Manami menunduk malu.

"A-ano.. Karma-kun?"

"Kenapa?"

Manami tersenyum kikuk, "Bisa antar aku ke ruang guru? Aku ada perlu dengan Karasuma-sensei."

"Hm? Oke." Karma berjalan berdampingan dengan Manami.

Ganggu aja pecun. [Y/N] membatin.

///

Nagisa garuk-garuk kepala.

Ia dan [Y/N] sepakat akan bertemu di rumah pohon yang ada di belakang bangunan kelas 3E. Namun, setelah beberapa menit menunggu gadis yang mengajaknya itu tak kunjung datang, udara dingin mulai meresapi kulitnya.

"Maaf terlambat," kepala [Y/N] menyembul, Nagisa membantunya masuk.

"Santai saja," tersenyum sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Jadi, apa yang ingin kau bicarakan sampai meneleponku selarut ini?"

Dilirik jam digital yang melingkar di tangan kanannya, "Berhubung besok ada rapat di gedung utama, kalian tidak akan belajar efektif." [Y/N] menghela nafas. "Padahal ketua murid 3E itu Isogai, tapi ayah menyuruhku untuk hadir disana besok. Membosankan."

Nagisa hanya mengangguk-ngangguk.

"Ah, aku hanya penasaran." [Y/N] mengalihkan pandangannya grogi, "Kau tahu hubungan Akabane dengan Manami seperti apa?"

Nagisa tersenyum tulus, "Pertanyaan dari orang yang sedang cemburu memang merepotkan. Mau kuceritakan?"

🐒🐒🐒🐒🐒

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro