Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4: Who's he?

WARNING: OC, OOC, TYPO ALERT, KATA-KATA KASAR, BAHASA NGGAK BAKU, NGGAK FORMAL, AND DONE.

HAPPY READING^_^

---
---
---


Hari keempat setelah penyerangan...

Atsumu pov

"Samu!! Bangun!! Katakan sesuatu kalau kau masih hidup!!!" kataku menggendongnya sambil terus berlari.

"Oi Samu!!!"

"Ba-baka, su-dah k-ku-bi-bilang ting-gal-kan sa-saja a-ku" ujar Osamu menaruh kepalanya di pundakku.

"Bodoh!! Kita-san dan yang lain sampai mempertaruhkan nyawa demi kita berdua, jadi kau dan aku harus selamat demi mereka!!"

"Bertahanlah!! Aku tahu tadi kau tertimpa bangunan, tapi jangan mati di sini oke?!"

Sebenarnya kami, team Inarizaki sedang jalan-jalan di Tokyo. Tapi entah darimana, tiba-tiba ada makhluk aneh yang menyerang kami. Mereka seperti zombie yang kulihat di film-film. Bukan seperti, tapi memang udah zombie asli.

Entah ini sudah hari ke berapa sejak makhluk itu berdatangan, tiga hari atau empat hari mungkin? Bodolah kupikirkan.

Padahal tadi tinggal kami berempat, yaitu dengan Kita-san dan Suna. Tapi sekarang, cuma kami berdua.

Saat ini, aku tengah menggendong Osamu yang baru saja tertimpa bangunan, hampir seluruh badannya tidak bisa ia gerakkan. Kami berada di hutan dekat kota.

"Suna juga kurang ajar banget!! Padahal dia bisa saja selamat, tapi dia lebih milih nyelamatkan kita berdua!! Sialan!!" kataku.

"Samu, kalau kau mati, temui Suna di alam sana!! Tabok dia kek atau tendang dia kek, pokoknya hajar saja dia karena melayangkan nyawanya sembarangan!!"

"Tapi, jangan mati dulu di sini!! Kan gak lucu!!" sambungku.

"Kamu tuh sebenarnya pengen aku mati atau hidup sih?!! Heran aku punya saudara goblok kayak kamu!!" kata Osamu tiba-tiba sehat gitu.

"Dua-duanya!! Terus kamu juga goblok kok!!"

Entah kenapa sempat-sempatnya kami bercanda seperti itu.

Tiba-tiba, muncul sekelompok zombie yang menghalangi jalan kami. Aku menurunkan Osamu dan mengambil salah satu batang kayu. Osamu bersandar di salah satu pohon.

"Oi Tsumubaka, sudah ku-kubilang-kan.... Pe-per-gi s-sa-ja..... Kgghh.." kata Osamu sambil terus menahan rasa sakit dari seluruh tubuhnya.

"Yang baka di sini adalah kau tau" aku lalu menghajar zombie-zombie ini dengan batang kayu, beruntung tubuh mereka lemah, jadi aku bisa dengan mudah menghajarnya.

Tapi, karena terlalu asik, aku jadi sedikit jauh dari Osamu dan tidak memperhatikannya.

"Eh?" ucap Osamu.

"Osamu, kau lihat kan? Mereka lemah, benar-benar lemah!!" aku berbalik dan mendapati zombie tepat di belakang pohon yang disandari Osamu. Mataku membulat seketika, pikiranku kosong.

"Samu..."

Aku niatnya berlari mendekati Osamu tapi para zombie ini terus-terusan menarik bajuku.

"LEPASKAN AKU ZOMBIE SIALAN! MATI SAJA KALIAN!!" Teriakku lalu memukul mereka semua. Untung saja aku terlepas dan tidak terkena gigitan.

"SAMU!"

Zombie itu menarik tangan Osamu, dia mencoba memberontak tapi apa daya tangannya sakit sekali. Sial, aku jauh sekali!!! Zombie itu langsung menerjang Osamu.

"SAMU!!!!"

______________________________________

Sehari setelah kejadian di atas....

"Kita harus mencari senjata untuk melindungi diri" kata Shirabu.

"Kau benar"

"Apa di sekitar sini tidak ada pos polisi?" tanya Hanamaki.

"Sebenarnya di sekitar sini ada tempat pergudangan senjata, tapi aku tidak tahu tempatnya" jelas Semi.

"Tahu darimana?"

"Oy, oy, kau lupa~? Sekolah kami ini sering maju ke nasional, jadi kami hafal beberapa daerah di sini" jawab Tendou.

"Iya ya"

"Kalau begitu, kita telusuri saja daerah ini. Sebaiknya kita berpencar"

"Oke"

Tim 1 (Tendou, Iwaizumi, dan Oikawa), Tim 2 (Semi, Shirabu, Hanamaki, dan Futakuchi). Mereka berpencar.

Tim 2 yang saat itu menuju ke utara akhirnya melihat gudang persenjataan yang dimaksud. Hanamaki pergi untuk memberitahu yang lain.

"Apa sebaiknya kita masuk duluan?"

"Ya, aku mau lihat keadaan di dalam"

Mereka membuka pintu gudang
______________________________________

Di sisi lain...

Daichi pov

Kami semua kaget ketika mendengar pintu gudang terbuka. Setelah itu, masuk 3 orang yang tidak asing bagiku. Mereka sedikit menutup pintu gudangnya.

"Ka-kalian?!" kata Suga.

"Eh?! Eeehh?!! Karasuno?!" tanya salah satunya yang ku kenal dengan nama Semi.

"Kalian dari Shiratorizawa kan?" tanya Tsukishima

"Benar"

Tak lama,......

"Megane-kun! Hisashiburi!" sapa seseorang di pintu gudang sambil melambai-lambai yang mengejutkan semua orang. Dia lalu masuk dengan 3 orang dibelakangnya.

"Satori baka!!!" kata Semi sambil menendang punggungnya. Tendou hanya meringis sambil mengelus punggungnya.

"Bagaimana bisa kalian sampai di sini?!" tanya Daichi.

"Kalian sendiri bagaimana?"

"Yah, ceritanya panjang"

"Tidak ada zombie kan?" tanya Shirabu.

"Sepertinya tidak, karena kita ribut tapi gak ada yang muncul" Jawab Tendou.

"Kok malah kamu yang jawab" kata Iwaizumi.

"Tidak ada kok, lagian kami sudah di sini sejak beberapa hari yang lalu"

"Jadi, kalian juga tahu kalau mereka merespon terhadap suara?" tanya Akaashi. Tendou mengangguk cepat.

"Apa cuma kalian saja yang selamat?" tanya Suga.

"Sebenarnya,......" Semi dan Iwaizumi bergantian menceritakan apa yang terjadi, dari mereka menyelamatkan diri dari sekolah sampai mereka tiba di Tokyo. Mereka mendengarkan dengan seksama.

Setelah mendengar cerita tersebut, semuanya hanya menunduk.

"Kami tadi baru saja bertemu dengan seorang professor yang aneh" kata Sugawara

"Eh? Professor? Aneh? Apa maksudmu?" tanya Iwaizumi.

"Dia bisa menyuruh zombie-zombie dengan mudahnya" jawab Akaashi.

"Bagaimana caranya?!"

"Zombie-zombie ini mengikuti apa yang diperintahkan. Seperti orang yang dihipnotis". Mereka terkejut bukan main.

"Hm? Tendou-san, ada apa?" tanya Shirabu melihat Tendou yang tidak berisik seperti biasanya, melainkan sedang memikirkan sesuatu.

"Ah... mustahil~mustahil~... tapi itu bisa saja" katanya tiba-tiba sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya.

"Kenapa?"

"Zombie ini buta kan?"

Semua mengangguk.

"Kalau begitu, bagaimana mungkin dia mengetahui keberadaan mereka berdua di dalam bus?" pertanyaan tersebut membuat semua yang ada di sana terkejut.

"Mereka berdua itu tahu kan kalau zombie itu hanya bereaksi terhadap suara? Jadi, mana mungkin mereka ribut di dalam bus" jelas Tendou.

"Lagipula, kalau teriak sekalipun, dari luar tidak terlalu kedengaran" sambungnya.

"Benar-benar misteri kan?"

"Kau benar! Tapi.... apa mungkin ulah profesor yang tadi dibicarakan itu?" tanya Semi. Semua terdiam.

"Bisa jadi"

"Lebih baik masalah itu kita bicarakan nanti. Untuk saat ini kita harus cari tempat perlindungan dulu" kata Daichi dengan bijak.

"Sawamura benar" kata Kuroo mengiyakan.

"Ngomong-ngomong banyak dari kalian tidak saling kenal ya? Kenapa tidak kenalan dulu?" tanya Sugawara.

"Ah! Benar!" akhirnya mereka saling berkenalan satu sama lain. Dan tamat...? /kena gaplok para readers

______________________________________

Author pov

Di tempat lain dan di waktu yang sama....

"Hosh hosh, kumohon sadarlah!! Mereka mulai mengejar kita!! Hosh hosh!!!" kata seorang gadis sambil menyeret seorang lelaki di susuli para zombie yang mengejar mereka.

"Ma-maafkan a-ku, ti-ting-galkan s-sa-ja aku" kata laki-laki itu.

Darah mengalir dari kepala dan tangan lelaki tersebut. Sementara sang gadis hanya luka memar tapi kaki sebelahnya tidak terlalu bisa digerakkan. Gadis tersebut kesusahan karena badan laki-laki yang diseret nya tidak terbilang kecil.

"Tidak!! Aku tidak akan meninggalkanmu di sini, Kunimi-kun!!"

"Na-Nametsu-san"

"Hosh hosh!! Kumohon zombie, berhentilah mengejar kami!!"

Sampai pada akhirnya, mereka berdua berhasil sembunyi di balik pohon besar.

"Hosh kurasa kita aman di sini" kata Nametsu sambil mengatur napasnya. Jujur saja, sudah 5 menit mereka berlarian demi menghindari zombie-zombie.

"Kecil-kan su-suaramu" bisik Kunimi

Tapi, keberuntungan tersebut hanya sebentar........

Karena beberapa zombie sudah muncul dan mengepung mereka. Para zombie tersebut seakan bilang 'kalian tidak bisa kabur dari kami'. Sepertinya zombie ini, sudah tahu keberadaan mereka.

"Ti-tidak...Kumohon pergi dari sini" lirih Nametsu menutup mata dan mulutnya. Setetes air mata mengalir deras melewati pipinya.

"Si-sialan" kata Kunimi pasrah.

'Iwaizumi-san, Oikawa-san, Hanamaki-san.....Kuharap kalian semua selalu selamat' batin Kunimi menutup matanya.

.......

"Cukup sampai di situ" kata seseorang. Seketika zombie-zombie yang mengepung mereka berdua berhenti dan mundur perlahan. Kunimi membuka matanya dan melihat seseorang yang berdiri di atas batang pohon yang sudah roboh.

"Kalian berdua tidak apa-apa?" tanya orang itu mendekat.

"Ba-bagaimana kau bisa menghentikan mereka?" tanya Nametsu.

Senyuman tipis menghiasi wajah orang itu, sangat tipis sampai mereka berdua tidak bisa melihatnya. Entah itu senyum macam apa.

"Tentu saja, karena aku adalah raja mereka"

"Kau itu..?!"

______________________________________

Beberapa hari kemudian....

Mereka terus-terusan mencari tempat berlindung paling aman. Mereka melindungi satu sama lain. Sekarang mereka berada di rumah yang tidak terlalu besar di dekat kota. Kuroo, Yaku, Daichi, Akaashi, Iwaizumi, Tsukishima, dan Semi pergi keluar untuk mencari makanan.
------
-----
----
---
--
-

Saat di perjalanan pulang...

"Hm? Ini kertas apa?" tanya Yaku mengambil kertas yang tak sengaja dia injak. Kertas tersebut terlipat rapi dan masih bagus. Yaku membuka dan membacanya. Matanya terbelalak kaget.

"Minna, lihat ini" semua mendekat ke Yaku.

"Ada apa?"

"Baca ini"

Daichi memegang kertas tersebut dan yang lain mendekat. Betapa kagetnya semua membaca kertas itu.

Isi kertas tersebut:

Hai? Bagaimana kabar kalian semua? Kuharap kalian masih menjadi manusia semua.

Aku adalah profesor yang waktu itu. Aku ingin meminta sesuatu kepada kalian. Datanglah ke rumah di alamat xxx. Pastikan kalian membawa semua anggota kalian, termasuk teman-temanmu yang baru saja datang beberapa hari lalu.

Oh iya, kalau kalian tak mau datang, gadis ini akan mati atau menjadi salah satu anak buahku. Ya, jadi zombie. Ku tunggu kalian jam 10 pagi, tanggal xx-xx-20xx. Semoga bisa tepat waktu ya

Daichi meremas kertas tersebut dengan kesal. Bagaimana tidak kesal? Jika mereka tidak datang, maka Yachi akan mati atau menjadi zombie.

"Melihat tanggalnya, itu adalah besok" kata Akaashi.

"Kita harus beritahukan yang lain" mereka segera pergi pulang.

______________________________________

"APA?!" teriak Suga.

"Psstt....Suga, mereka bisa mendengarmu" kata Daichi menaruh telunjuk di depan bibirnya.

"Gomen"

"Jika kita tidak datang, Hitoka-chan akan..." Shimizu tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Shirofuku mengusap pelan punggung Shimizu.

"Besok jam 10 ya?" tanya Tendou.

"Ya, dia meminta agar kita semua datang tak terkecuali kalian"

"Kita bahkan tidak tahu tujuan orang itu meminta kita datang" kata Bokuto.

"Ya"

"Maaf ya, kami jadi melibatkan kalian semua" kata Suga menunduk.

"Tidak apa-apa, yang penting kita semua selamat. Tapi entah apa yang akan profesor itu lakukan"

"Kalau begitu, kita percayakan semua akan baik-baik saja!"

Semua mengangguk. Mereka segera makan makanan yang dimasak oleh 'team mom' dan segera tidur.
______________________________________

Keesokan harinya...

Mereka pergi 1 jam lebih awal karena kata Kuroo, alamat ini agak jauh dari tempat mereka. Di perjalanan, tidak ada satupun zombie yang mendatangi mereka, padahal mereka agak berisik. Mungkin profesor itu yang menyuruh 'zombie-zombienya' untuk tidak menghalangi mereka.

"Ah! Kertasnya!" kata Yaku mencoba menggapai kertas tersebut, sayangnya sudah terbawa angin.

"Biarkan saja, kita tidak disuruh membawa kertas itu juga"

Sesampai di sana, mereka langsung disambut langsung professor itu.

"Selamat datang, para manusia yang selamat! Perkenalkan, namaku Hidoru" sambut professor itu dengan girangnya.

"Terima kasih atas sambutannya. Langsung saja ke intinya. Kenapa kau memanggil kami?"

"Wah, wah~ kalian tidak sabar sekali ya? Apa karena gadis yang kuculik itu?" tanya Prof. Hidoru membuat semuanya geram.

"Sudahlah cepat katakan!"

"Pertama-tama, taruh dulu semua senjata kalian"

Mereka hanya menurutinya.

"Ambil semua itu" titah Prof. Hidoru kepada para zombie. Zombie-zombie itu pun mengambil senjata yang mereka taruh di lantai.

"Dia benar-benar bisa memerintah mereka" gumam Tendou.

"Cepat katakan" kata Daichi.

"Baik, baik~... aku cuma ingin melakukan tes kecil kepada kalian" kata Prof. Hidoru.

"Aku ingin mengambil sampel darah kalian"

"Untuk apa?!"

"Hm... untuk apa ya?" kata Prof. Hidoru sambil menyiapkan sebuah suntikan. Semuanya geram dengan jawabannya.

"Aku cuma mau memeriksa saja" lanjut Prof. Hidoru.

"Sekarang kalian maju satu-satu. Tenang-tenang, aku mengambilnya sedikit saja kok"

"Sebelumnya aku ingin bertanya sesuatu" kata Futakuchi tiba-tiba.

"Hm? Silahkan" Prof. Hidoru tetap sibuk menyiapkan.

"Apa kau yang... Memerintahkan zombie-zombie itu untuk menjatuhkan bus kami waktu itu??" tanyanya.

Hening seketika

"Entahlah"

"Jangan bercanda!!" Teriak Futakuchi mendekat ke arah Prof. Hidoru, namun ditahan oleh Iwaizumi.

"Bukan aku, tapi mereka mungkin" gumam Prof. Hidoru.

"Apa kau mengatakan sesuatu?!"

"Futakuchi, tenanglah!!"

"Sudahlah, sekarang maju satu-satu"

______________________________________

Sekitar setengah jam kemudian..

Semua sudah maju untuk menyerahkan sampel kepada si profesor gila.

Prof. Hidoru memeriksa semua sampel tersebut dan membutuhkan waktu yang lama.

"Hm... dari sekian banyaknya kalian ternyata tidak ada yang punya ya"

"Apa maksudmu?"

"Aku membutuhkan satu sampel yang positif, yaitu antibodi pada virus yang kusebarkan ini, Tapi tidak satupun dari kalian memiliki antibodi yang kuat"

"Terus kenapa?" tanya Daichi.

"Sama saja tidak berguna, kalau gitu silahkan pergi" kata Prof. Hidoru mengusir mereka.

"Bagaimana dengan Yach---" ucapan Sugawara terpotong.

"Ini" Prof. Hidoru menyalakan tv yang merupakan rekaman cctv. Dan di sana terlihat Yachi yang terkepung oleh zombie-zombie sembari berteriak minta tolong.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!! LEPASKAN DIA!!" Teriak Daichi. Namun Prof. Hidoru cuma tersenyum remeh.

"Kan tidak ada kesepakatan kalau aku akan melepaskan gadis ini"

"SIALAN KAU!!" Daichi hendak menghajar orang itu, tapi dengan cepat ditahan yang lain.

Prof. Hidoru mematikan tv itu.

"Oh iya, aku ini suka melihat wajah orang yang menderita. Gigit dia"

"Eh?"

Tiba-tiba ada zombie yang menggigit kaki kiri Bokuto. Zombie itu merangkak diam-diam. Kuroo yang berada di belakang Bokuto refleks menendang kepala zombie tersebut. Bokuto hanya terdiam masih memproses apa yang terjadi hingga....

"KKKHHHH" Bokuto terduduk sembari memegang kaki kirinya dan menahan rasa sakit tersebut.

"Bokuto!!" Kuroo mendekati Bokuto. Begitupun yang lain.

"Stop atau kalian akan bernasib sama seperti orang itu" kata Prof. Hidoru menunjuk Bokuto.

"Kalian mu-mundurlah" ujar Bokuto sedikit bergemetaran. Yang lain mundur perlahan termasuk Kuroo.

"Kau yang rambut hitam, tangkap ini" professor itu melempar sesuatu kepada Kuroo.

"Ah!" Ternyata yang dilempar adalah sebuah pistol.

"Tembak kepala temanmu"

"Ti-tidak mungkin kulakukan!!" teriak Kuroo. Dia mengarahkan pistolnya ke arah Prof. Hidoru.

"Kalau begitu, akan kutembak mereka" dengan santainya, Professor Hidoru mengeluarkan pistol dibalik jasnya dan menembak ke arah yang lain.

Alhasil mengenai kaki salah satu kaki Futakuchi.

"Futakuchi!" kata Oikawa mendekat. Dia menutupi luka Futakuchi dengan jaketnya.

"Sialan kau!" kata Kuroo semakin geram

"Coba saja, maka kau akan kehilangan beberapa temanmu ini"

"Uhuk uhuk!" batukan tersebut mengagetkan Kuroo yang ternyata dari Bokuto.

"Bokuto, bertahanlah!"

"Kuroo......Lakukan"

"Apa maksu--"

"Cepat tembak aku!" pinta Bokuto.

"Ta-tapi---"

"Cepatlah, sebelum a-aku menja-di makhluk itu"

Kuroo perlahan mengarahkan pistol itu tepat di depan kepala Bokuto. Dia bergemetar hebat. Bokuto sekali-kali menganggukkan kepala seakan menyuruhnya untuk cepat.

"Tidak!! Jangan!!" teriak Konoha mencoba berlari ke sana namun ditahan oleh Daichi dan Iwaizumi.

"Ja-jangan tembak di-dia, Ku-Kuroo-san" kata Akaashi yang juga ikut ditahan oleh Tsukishima dan Kenma yang berada di dekatnya.

"BOKUTO-SAN!!"

"Bokuto!" Shimizu dan Sugawara menahan Shirofuku, sementara Yaku dan Semi menahan Suzumeda untuk tidak mendekat ke sana. Shirofuku dan Suzumeda sudah menangis duluan.

"Tolong lepaskan aku!!" Akaashi meronta-ronta meminta lepas, namun tidak bisa.

"Kuroo, kau dan mereka semua harus tetap hidup apapun yang terjadi"

"Berjanjilah"

Kuroo tidak bisa menahan air matanya.

"Jaga Akaashi dan yang lainnya untukku, oke?"

"Pemandangan ini benar-benar indah" ujar Prof. Hidoru tiba-tiba. (Indah palalu petak)

"Sial kau!"

Bokuto mulai kehilangan kesadarannya dan kulitnya mulai memucat

"Cepat.........Kuroo..........Sebe-lum a-aku........"

"Maafkan aku, Bokuto" Bokuto hanya tersenyum.

Kuroo perlahan mulai menarik pelatuknya. Dan......

TAK!!!

Tiba-tiba pintu terbuka dengan paksa. Menampilkan sosok yang menatap mereka semua dengan dingin seakan tidak peduli.

"Siapa kau?!"tanya Prof. Hidoru. Namun pertanyaan tersebut tidak dijawab (Cie dikacangi)

Prof. Hidoru menembak orang itu, sayangnya orang tersebut dengan cepat menghindar dan menendang Prof. Hidoru hingga menabrak meja. (MAMPUS LU)

Semuanya kaget melihat hal itu. Sosok itu mendekati Bokuto dan memegang bekas gigitan tersebut. Kuroo langsung mengarahkan pistolnya ke arah orang itu.

"Apa yang mau kau lakukan?!" tanya Kuroo.

"Tolong tahan, Bokuto-san. Ini akan sedikit sakit" kata orang itu.

"Ka-kau...?"
______________________________________
---
---
---

TBC

AKHIRNYA SETELAH 2 MINGGU HIATUS

AUTHOR KAMBEK!!!!!
*gak ada yg peduli

Yee... Gitu ya

Btw author kesian ama bang Bokuto, tapi bodo amat ya kan

Reader 1: "Kok nih author makin lama makin ngeselin ya?"

Reader 2: "Kita tabok saja"

All Readers: "Yok yok"

Author: "Kalian tabok, gak bakal dede lanjutin ya"

Pake ngancam segala😂😂😂

Cie yg dibuat penasaran lagi, author suka banget buat orang penasaran

Nih buat kalian:

Apakah Osamu menjadi zombie?

Apakah orang yang datang itu adalah orang yang sama dengan pemuda kemarin?

Dan juga apakah orang yg menolong Kunimi dan Nametsu adalah mereka yang disebutkan oleh Prof. Hidoru??

Silahkan dijawab bagi yang mengetahuinya

Jika kalian menemukan kesalahan, segera komen ya

Jangan lupa vote untuk mendukung author

06-Juli-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro