Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1

Escape From Maou-sama
By. NanaKisa2
Pair: Demon-King!Shun x Human!Fem!Reader
Genre: Romance, Mystic, a bit Comfort
Inspired by: Tsukiuta. Emperor
Disclaimer: Tsukiuta.'s characters are belongs to theirs rightfull artist.
☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆

Seseorang yang aku kenal pernah berkata bahwasanya setiap orang memiliki sisi manisnya tersendiri. Kalimat itu biasanya digunakan untuk seseorang yang kurang menampakan kasih sayang dan berlagak kasar. Tetapi bagaimana kalau seseorang itu lebih sering menunjukan sisi manisnya? Maka kalimat itu akan menjadi; Setiap orang memiliki sisi pahitnya tersendiri.

Kegelapan tidak pernah ada tanpa cahaya dan cahaya tidak akan ada tanpa kegelapan. Jadi keduanya akan selalu berketergantungan. Jadi seperti itulah antara pahit dan manisnya sifat manusia.

Tapi, apa kau tahu? Yang menasihatiku seperti itu bukanlah manusia. Katanya sih, dia sudah banyak mengamati manusia selama ia hidup ribuan tahun. Jadi pengalaman hidupnya menilai manusia jauh lebih baik daripada aku. Dia Maou-sama (King of Devil).

Lalu, bagaimana aku yang manusia ini bisa mengenal Maou-sama? Oh, itu kisah yang sangat panjang. Apa kau mau mengetahui seperti apa kisahnya?

Ngomong-ngomong namaku (y/n) (l/n). Usiaku 20 tahun dan aku tinggal sendirian di apartemen dekat kampusku. Aku mahasiswa fakultas bahasa inggris semester 5 di salah satu universitas swasta. Nah, karena di kampusku kaminmempelajari budaya barat, kami juga melakukan festival Haloween. Festival yang dilakukan setahun sekali setiap tanggal 31 Oktober.

Sebagai mahasiswi fakultas bahasa inggris, tentu aku berpartisipasi di dalamnya. Sebab melakukan persiapan seperti dekorasi atau semacamnya, aku dan teman-teman jadi sering pulang malam. Setiap hari menjelang Halloween.

Pada suatu ketika aku pernah pulang sendirian di malam hari, kurang lebih pada pukul 8 malam. Jalanan pada saat jam segitu sudah lumayan sepi, sangat berbeda dengan kota lain di sekitar kami. Mungkin karena orang-orang di sini lebih tertib dengan peraturan? Jam 6 masuk ke rumah dan kunci semua pintu. Jika hendak keluar malam kau harus cepat dan tetap waspada. Tingkat kriminal di kota ini sangat tinggi dan berbahaya. Apalagi belakangan ini jumlah warga sipil yang menghilang cukup meningkat.

Tapi aku, selama aku membawa semprotan merica aku akan baik-baik saja pulang mala dari kampus. Apalagi jarak dari kampus ke apartemenku tidaklah jauh. Dengan beraninya aku melangkah sepanjang trotoar menuju apartemen.

Mungkin aku sudah sampai di apartemenku saat ini, jika saja aku tidak mendengar suara lirihan itu, "To..long..."

Seseorang melirih dari gang yang berada tak jauh dariku. Aku pergi ke lokasi asal suara untuk memastikan semua baik-baik saja. Tapi lorong itu terlalu gelap, hanya ada satu lampu penerang di ujung gang. Tak sadar aku meneguk air liurku sendiri berusaha menberanikan diri. Jika seseorang memang ada di sana maka aku harus memastikannya.

Tangan kananku sudah menggenggam semprotan merica yang saangaat pedas, jadi jika sesuatu yang buruk akan terjadi, aku akan siap.

Baiklah, ini dia. Aku memasuki lorong misterius.

"Tolong.. Siapa saja...." Ah, aku mendengarnya lagi. Kali ini suaranya jelas, itu suara seorang wanita!

Langkah pun kupercepat, semoga tidak terjadi sesuatu seperti yang aku bayangkan.

Namun setelah aku tiba di ujung lorong, langkahku berhenti. Disana terdapan lorong lainnya di sebelah kanan, yaitu jalan buntu. Yang membuatku berhenti disana adalah, pemandangan yang membuatku tercengang. Yaitu pemandangan sesosok gadis muda tengah diterkam macan dan singa putih nan besar. Bulunya sangat putih, bersinar, dan nampak halus. Yang aneh adalah, mereka mengenakan pakaian seperti prajurit atau semacamnya. Apa mereka itu hewan sirkus yang lepas?

Deretan gigi nan tajam merobek dan mengunyah setiap bagian pada tubuh gadis itu. Mencincang serta menelannya tiada ampun. Pancaran mata yang menyala menampakkan kehausan serta kelaparan. Dan menurutku satu tubuh manusia tidak akan cukup untuk mereka.

Lari! Adalah satu kata yang ada di pikiranku. Hal itulah yang ingin kulakukan saat ini. Bergerak! Bergeraklah tubuhku!

Oh tidak, salah satu diantara mereka melirik ke arahku! Aku akan mati! Aku pasti mati jika tidak bergerak!

Akhirnya kakimu mau bergerak! Aku segera meutar hils dan berlari keluar dari gang tersebut. Perasaan horror segera menjalar ke seluruh tubuhku. Oh, bahaimana jika mereka menerkamku ketika aku melirik ke belakang?

Bam! Belum sampai aku di akhir gang, seekor macan dengan mulut penuh darah menghadang jalanku. Berputar balik? Tidak mungkin. Jalan tersebut sudah dijaga oleh si singa putih. Oh, aku terkepung! Apa hidupku akan berakhir di sini?

Tentu tidak, iya kan? Ini bahkan baru awal cerita. Tetapi sungguh, pada saat itu aku benar-benar frustasi dan ketakutan. Terlebih karena kedua binatang buas ini mendekat secara perlahan.

"Te-tenang, anak pintar." Ucapku berusaha tenang pada kedua mahluk ini. Tapi tentunhal itu tidak membuat mereka diam. Keduanya saling menggerang, seakan hendak menerkamku saat aku berkedip.

Jarak kami saat itu sudah saaaangat dekat, sehingga aku bisa merasakan hembusan nafas keduanya dan menutup kedua mataku, bersiap untuk diterkam.

"Walah-lah, seorang lady berjalan-jalan di malam hari sendirian dan bermain dengan kedua kucingku nan lucu, sungguh manis sekali." Aku --tidak-- kami mendengar suara seorang pria dari atas gedung. Maka kami menenggak mencari asal suara. Disana --diatas gedung itu-- berdiri seorang pemuda yang sepertinya seumuran denganku. Ia tinggi, berkulit putih, berambut silver, dan memakai pakaian seperti panglima perang atau sejenisnya. Di bawah cahaya bulan samar-samar aku melihat ia menyeringai pada kami.

Dua binatang buas yang hendak menyergapku pun segara menjauh dan menunduk seolah memberi hormat pada pria itu. Jangan-jangan itu pawangnya?

Yang sedang dibicarakan disini tiba-tiba melompat dari atas gedung dan mendarat dengan selamat. Aku sempat berteriak sebab aksi nekatnya itu, bagaimana jika ia mati? Yah, orang biasa akan mati jika terjun dari atas gedung seperti itu. Tapi dia.. Aku tidak tahu trik apa yang dia gunakan. Mungkin tali transparan atau semacamnya?

"Apa yang kau fantasikan nona muda?" Tanpa sadar pria itu sudah ada tepat di hadapanku. Bahkan sangat dekat sampai aku melompat mundur akibat terkejut.

Aku melirik ke kiri dan kekanan, kedua kucing raksasa tadi sudah menjaga jarak saangat jauh di belakangku. Ah, aku melamun rupanya tadi.

"Ya ampun, saksi hidup ya? Jadi.. Sekarang baiknya kuapakan kau? Membiarkan kedua kucingku menelanmu?" Ucap pemuda tadi dan singa dan harimau putih mengaung di belakangku. Astaga, aku harap dia tidak akan melakukannya.

Kemudian, "Bercanda kok," pria tadi tersenyum manis di depanku. Dan, wosh.... Hembusan angin yang lumayan besar bertiup di belakangku.

"Lah, tidak bisa seperti itu, dong, Shun." Hadir satu lagi suara pria muda, di belakangku. Begitu aku menengok, singa tadi telah tergantikan dengan sesosok pemuda tinggi, tampan, dan tegap. Dengan bibir penuh darah yang ia seka. Dan tentunya beberapa bercak darah lainnya di pakaian.

Oh, Tuhan, siapa mereka sebenarnya?

"Kita tidak bisa membiarkannya hidup setelah melihat semua yang terjadi." ucapnya.

Kemudian muncul angin lagi dari arah yang berbeda, dan macan putih berubah menjadi sesosok pria muda nan seksi --setidaknya bagiku. Rambutnya merah dan terkuncir sebagianke belakang. Dia menambahkan ucapan teman singanya, "Dan apa-apaan dengan sebutan kucingmu itu? Sudah kukatakan jangan pernah menyebut kalimat itu."

"Sebenarnya itu frasa, You. Dan tenangkan dirimu." Tegur halus si singa,

"Eh?! Kai-san jangan membelanya!" balas You --si macan-- pada si singa atau Kai.

"Kalian ini..," aku tak tahan lagi, tahu-tahu aku sudah angkat bicara. Dan suaraku lumayan kencang, setidaknya sampai mereka bertiga mengalihkan perhatinnya padaku.

"Kalian ini siapa? Dan kenapa kalian menyerang gadis tadi?!" Pertanyaan itu mengalir begitu saja dari pikiranku. Dan berkat itu pula aku kembali teringat pada pemandangan ketika tubuh gadis tadi dicabik-cabik. Memikirkannya membuatku mual, tak karuan dan ingin muntah.

Ngomong-ngomong, You, lelaki tu yang paling terlihat risih. "Hah, coba sebutkan 1 alasan kenapa kami mau memberitahumu!"

Ah, benar juga. Kenapa mereka harus memberitahukanku? "Ka-karena aku bertanya!" Celetukku yang kemudian mengundang gelak tawa Shun.

"Kamu gadis manis." Ia bahkan mengelus pucuk kepalaku, dan tentu aku menepisnya. Namun reaksiku malah mengundang amarah You. Padahal aku cuma menepis tangan Shun.

"Daripada itu, sebaiknya kita apakan gadis ini?" Kai mengalihkan pembicaraan, oh, terima kasih.

"Hm...." Shun berdehum dan berpose seolah sedang berpikir. Beberapa detik kemudian dia menjentikkan jarinya bertanda ia mendapatkan suatu ide. "Ayo bawa saja ke tempat kita."

"Apa?!" Yang menjerit barusan You. Namun Kai dan You, mereka berdua sama-sama menganga tak percaya.

"Tempat kita sedikit tidak rapih, kotor, dan berdebu. Bukannya dengan adanya seseorang seperti gadis ini bisa kita manfaatkan untuk bersih bersih? Aku selalu ingin memiliki maid pribadi sejak dulu." Jelas Shun.

Tunggu,
"Aku akan jadi maid?! Tak mungkin!"

"Ya! Tak mungkin! Lagipula dia manusia!" Celoteh You menolak ide Shun.

Meski begitu Shun tetap tersenyum, "Jangan khawatir, selama dia ada di istanaku, dia tidak akan tersakiti."

"Yah, karena Shun sudah berkata seperti itu," Kai menepuk kedua tangannya sekali. "You, ayo berubah jadi macan dan harimau. Kau bawa nona disana dan aku Shun, okay?"

"Kenapa aku? Dan tidak kau saja?" You mengeluh.

"Ya! Dan seperti yang aku mau saja okut dengan kalian! Aku punya hidup sendiri dan jangan--"

Slap!

Pipiku terasa panas.... Sesuatu baru saja menyentuhnya.... Dan itu snagat amat sakit sampai air mataku menitik di sudut mata. Seseorang berdiri di sampinhku, dan itu Kai.

"Aku hanya menyentilmu dengan halus barusan. Coba bayangkan kalau kau berusaha kabur dari kamj, aku mungkin bisa saja memenggal kepalamu dengan sekali tebas." Ia menatapku penuh aura membunuh, tanpa ekspresi, sungguh menyeramkan. Mereka ini orang-orang apa sih?!

"Makanya, nona muda," Shun di sisi lain meregAngkan tangannya padaku. "Tak ada pilihan lain selain ikut dengan kami."

Sebenarnya saat itu aku tidak mengTakan apapun soal setuju atau tidak. Tahu-tahu sesuatunsudah mengolong dinantara kakiku. Rupanya itu You! Oh, padahal tadinya dia tidak begitu. Tapi saat itu, aku benar-benar dibawa terbang, menuju langit malam yang luas dandipenuhi cahaya bintang. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi yang jelas, ini awal kisahku bertemu Maou-sama.

☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆
Ini untuk #Alice_Challenge2 #StoryLine yang diselenggarakan oleh hanhamiya  bersama StoryLine_SL

9 Oktober 2016
☆ K i s a r a g i N a n a (=゚ω゚)ノ

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro