Chapter 8 : Love is Hurt
Chika cukup ingat kapan ia datang kemari, kalau tidak salah yaitu saat tengah malam di mana bulan purnama bersinar terang di malam hari. Dan ia rasa karena itu ia bisa berada di sini, tetapi jika ia ingin kembali lagi itu artinya ia harus menunggu bulan purnama lagi tapi sudah beberapa malam ini ia tidak melihat bulan sama sekali karena tertutup awan gelap.
Di malam hari yang tenang, lebih tepatnya di ruang makan, Chika dan Chihiro tengah menikmati makan malam dengan tenang. Kini yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu.
"Chihiro-san?"
"Hm?"
"Aku ingin bertanya sesuatu boleh tidak?" tanya Chika lagi yang kini menghentikan makannya.
"Tanya saja."
"Kapan bulan purnama muncul kembali?" tanya Chika lagi membuat Chihiro mengerutkan dahinya bingung.
"Memangnya kenapa?" tanya Chihiro penasaran.
"Tidak ada, aku hanya penasaran saja," jawab Chika yang kembali melanjutkan makanannya berusaha untuk tetap tenang.
"Hm ... mungkin malam besok," jawab Chihiro yang kembali melanjutkan makanannya lagi yang sempat tertunda.
"Besok, ya?" gumamnya yang membuat Chihiro benar-benar penasaran.
"Memangnya ada apa?"
"Tidak ada apa-apa," jawab Chika lagi dengan senyuman. Melihat hal itu membuat Chihiro semakin curiga. Ia merasa kalau Chika tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
"Ne Chihiro-san, apa menurutmu pertemuanku dengan dirimu merupakan sebuah takdir?" tanya Chika lagi membuat Chihiro kembali menatap ke arah Chika dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Entahlah, menurutmu?"
"Kalau menurutku sih, iya."
"Alasannya?" tanya Chihiro yang tampak penasaran.
"Alasannya mungkin karena aku harus menemanimu serta membuatmu tidak merasa kesepian lagi? Kurasa seperti itu. Hanya saja aku berpikir jika ada sebuah pertemuan pasti ada perpisahan dan ... jika saat itu aku sudah menemukan cara untuk pulang apa yang akan kau lakukan Chihiro-san?" tanya Chika penasaran membuat Chihiro terdiam untuk sesaat.
"Entahlah. Mungkin aku akan merasa senang karena pengganggu sudah pergi." Jawaban Chihiro membuat hati Chika yang sesaat senang menjadi sakit.
Ternyata selama ini Chihiro menganggapnya sebagai pengganggu, pantas saja dulu Chihiro selalu bekerja lembur dan membalas perkataannya dengan kata-kata yang singkat dan dingin. Jadi karena itu.
"Benar juga ya, kau pasti akan merasa sangat senang karena aku sudah tidak ada lagi di sini," jawab Chika pelan yang entah kenapa membuatnya merasa sedih sendiri. Padahal selama ini ia selalu berpikir kalau Chihiro pasti akan berubah dan menganggapnya sebagai teman tapi ternyata ia salah.
Tes ... tes ... tes ...
Tak terasa air mata Chika keluar begitu saja tanpa ia perintah membuatnya jadi malu sendiri. Kenapa ia harus merasa sedih, jika memang benar saat bulan purnama ia datang kemari seharusnya saat bulan purnama itu datang lagi ia harus senang karena ia bisa kembali ke dunianya dan bisa terlepas dari Chihiro untuk selamanya. Tapi kenapa ia merasa sedih ketika mengingat bahwa ia akan meninggalkan Chihiro nantinya.
"Melihat sikap anehmu malam ini, aku yakin kau pasti sudah menemukan cara untuk kembali bukan?" tanya Chihiro tiba-tiba membuat tangisan Chika berhenti dan menatap Chihiro kaget, sedangkan Chihiro sendiri malah menatap ke arah lain.
"Bukankah seharusnya kau senang karena bisa kembali ke duniamu? Kenapa kau harus merasa sedih?" tanya Chihiro lagi yang tepat sasaran membuat Chika terpaku sesaat.
Mulutnya tampak terbuka ingin mengatakan sesuatu namun kembali menutup kala tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya.
"Kau benar ... seharusnya aku merasa senang tapi kenapa aku harus sedih saat mengingat bahwa aku akan meninggalkanmu nanti? Aku bingung," jawab Chika jujur membuat Chihiro tertawa pelan.
"Apakah itu karena kau merasa kasihan padaku?" tanya Chihiro membuat detak jantung Chika berdetak sangat keras.
"Maksudmu, Chihiro-san?"
"Apa kau merasa kasihan padaku karena selama ini aku selalu sendirian? Begitukah?" tanya Chihiro lagi dengan nada sinis membuat Chika menggelengkan kepalanya cepat.
"Bukan begitu Chihiro-san, aku ---"
"Lalu karena apa? Apa ---"
"Itu karena aku mencintaimu, Chihiro-san!"
Jawaban Chika membuat Chihiro terdiam sesaat -- terkejut dengan perkataan Chika barusan. Ia tidak menyangka jika Chika menyukainya, tapi ia rasa itu semua percuma saja. Dan itu akan ia buktikan saat ini.
"Jika kau mencintaiku, maka tetaplah di sini bersamaku, Chika-san," kata Chihiro serius membuat Chika kesulitan untuk memilih.
Kepala gadis itu tampak menunduk hingga tetesan air mata terlihat dengan jelas jatuh dari matanya. "Gomen ... aku tidak bisa Chihiro-san." Setelah mengatakan hal itu, Chika berlari ke arah kamarnya dan mengurung diri di sana meninggalkan Chihiro yang tengah dilanda rasa sakit di hati. Sungguh ia tidak menyangka jika Chika juga memiliki perasaan yang sama dengannya tapi kenapa harus seperti ini. "Kenapa harus seperti ini, Chika-san," lirihnya sedih.
31 Januari 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro