Equal Romance
Kaiba Seto, dolphin trainer yang tidak percaya dengan hal yang berbau mistis, jika tak ada buktinya tidak ada waktu untuk percaya hal seperti itu, sebaliknya kakak perempuan sangat suka hal-hal seperti itu terkadang ketika sedang beristirahat kakaknya menceritakan mitos naga putih yang hampir setara dengan para dewa.
Kaiba hanya diam saja dan mendengarkan kakaknya bercerita dengan semangat, meski tidak percaya hal gaib Kaiba sengaja menamakan salah satu lumba-lumbanya Blue-Eyes, luma-lumba itu menjadi lumba-lumba favoritnya untuk acara atraksi.
Kaiba Aquarium tiba-tiba saja banyak dibicarakan ketika ada yang bercerita bahwa melihat mermaid saar atraksi lumba-lumba.
Kaiba tidak mengenal mahluk air bernama mermaid, yang dia tau mermaid itu ikan dugong bukan mahluk setengah manusia setengah ikan, tetapi Kaiba yakin sudah mengecek kolam lumba-lumbanya tidak ada ikan lain selain lumba-lumba.
"Mungkin hanya halusinasi seorang anak maniak hal gaib."
Kaiba benar-benar tak ambil pusing.
Ketidakpercayaan itu membawa kesialan padanya, ketika atraksi lumba-lumba ada yang menarik kaki masuk ke dalam kolam, saat itu Kaiba hampir meninggal ditempat.
Untungnya ada kakaknya yang meluncur masuk untuk membawa Kaiba ke permukaan.
Kisara menyelam hampir ke dasar kolam, dia melihat mermaid dan merman memeluk tubuh kakaknya, mereka melihat Kisara dengan mata bercahaya seolah mengusir pergi Kisara.
Kisara tak gentar, dia tetap berusaha untuk mengambil kembali adiknya yang sudah tak sadarkan diri. Dua mahluk itu membiarkan Kisara membawa Kaiba balik ke permukaan, dengan sekuat tenaga Kisara mengangkat tubuh Kaiba naik.
"Kamu makan apa sih? Berat banget!" Kisara terus berusaha mengangjat tubuh Kaiba sampai wajahnya memerah.
Berhasil mengangkat Kaiba keatas , Kisara segera ikut naik, ada rasa waswas jika mahluk itu menariknya ke dalam kolam seperti yang mereka lakukan pada adiknya.
Kisara masih tetap waspada dengan kolam, dia sempat menengok sedikit ke dalam kolam, matanya menangkap sesuatu bergerak dengan cepat. Lupakan soal mahluk itu sekarang yabg terpenting adalah menyadarkan Kaiba.
"Dek, dek, dek Seto."
Kisara menggoyangkan tubuh besar berotot milik adiknya. Tidak bangun juga? Kisara akan mencoba untuk menampar pipi adiknya dengan keras, jika itu tidak berhasil Kisara akan membisikkan kata fatal yang suka digunakan untuk menjahilinya.
"Kak! Blue-Eyes sakit kak! Jadi buat jadwal atraksi besok tidak sama Blue-Eyes."
"Apa?!--ohok! Ohok!" Seketika Kaiba langsung babgun dari pingsannya. "Apa yang terjadi?"
"Sesuatu menarik kaki kakak ke dalam kolam."
"Apa sesuatu itu? ... aku sempat merasa tangan manusia yang menarik kakiku."
"Tapi mana mungkin ada manusia kuat menyelam selama berjam-jam di bawah sana, lebih dari 100 meter lho! Alat menyelam pun masih lengkap."
Kisara melihat kembali ke dalam kolam, tidak mungkin juga kalau mahluk itu ada mermaid, mermaid hanya sebuah mitos belaka.
"Ada yang berenang di dasar kolam."
"Berenang di dasar? Blue-Eyes mana?"
"Dia ... dia masih disini kok, tuh." Kisara menunjuk ke dalam air, bayangan hitam berenang dengan cepat di kedalaman lima meter.
"Hmm ... nee-sama ada sesuatu mendekat."
Kisara menyipitkan kedua matanya berusaha untuk fokus pada bayangan hitam yang semakin lama semakin dekat, Kisara memundurkan tubuhnya sedikit, dia melihat siluet seperti mermaid dan detik selanjutnya seekor mermaid loncat dari dalam air.
Mermaid itu loncat ke arah Kaiba. Kaiba dengan sigap menangkap mermaid itu dengan kedua tangannya. Kaiba masih terlihat bingung, kaget dengan kejadian ini. Tangan kirinya menepuk ekor ikan berwarna kemerahan mengkilat layaknya sebuah permata ruby.
Ekor ikan asli.
Jari-hari tangan kanannya bergerak seperti sedang menekan-nekan, Kaiba bisa merasakan insang di pinggang mahluk itu.
"Hahaha ... geli." Mermaid itu berbicara, suaranya terdengar ceria.
Kedua tangan mermaid itu melingkar di leher Kaiba.
Kisara sudah berhasil memproses, ternyata rumor yang tersebar ada benarnya, Kisara tak percaya dia sudah melihat dan membuktikan adanya mermaid di dunia modern ini. Mata biru langitnya berbinar seketika.
"Lihat! Benar 'kan apa kataku, mermaid itu nyata."
"Kisara ... bukn waktunya untuk senang."
"Aku tau kamu akan menangkapku." Mermaid itu berbicara lagi, kali ini dia menempelkan kepalanya pada dada bidang Kaiba. "Aku menang!" serunya sambil mengarahkan pandangan pada kolam.
Setelah itu muncul merman bersama dengan Blue-Eyes dari dalam air mermain itu memasang ekspresi kesal, merman dan mermaid ini terlihat sangat mirip, hanya berbeda pada bentuk tubuh.
"Mou, Kaiba-kun juga pasti akan menangkapku jika aku meloncat ke arahnya." Dengan nada kesal merman itu berbicara.
Keduanya terkejut ketika merman itu menyebut nama Kaiba.
"Nee-sama ... apa artinya ini semua?"
Kisara menggeleng keras, dia tidak tahu apa-apa, hanya bagian mendengar rumor dan gosip yang beredar setelah atraksi lumba-lumba sejak minggu kemarin.
"Nii-sama tahu tentang ini?"
Kisara menundukkan kepalanya dan memainkan kedua jari telunjuknya. "Antara iya dan tidak. Aku ... aku hanya pernah diberitahu sama nii-sama kalau ada sesuatu yang disembunyi ayah di dalam aquarium ini."
"Ayah?"
Tiba-tiba saja mermaid rubi itu berbicara lagi tersenyum.
"Namaku Atem, dan dia adikku Yugi. Kami berterima kasih pada ayahmu telah menolong kami dan katanya Seto akan mengurus kami di rumah, selama kami tidak nakal."
Kaiba masih diam pemikirannya yang realistis baru saja dipatahkan dengan kehadiran dua mahluk di Aquarium milik keluarganya. Dia tak mau berbicara atau mempertanyakan semua ini, dia hanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan meluapakan segala hal yang terjadi disini.
Kaiba terus berusaha untuk berlaku normal, menganggap semua ini hanyalah hal normal. Fantasi tidak cocok untuk otaknya yang begitu realistis dan logis. Semua yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah akan ditolak mentah-mentah.
"Dek, gimana kalau kita bawa ke rumah?"
"Ha? Biarkan saja mereka disini." Kaiba mau mengembalikkan Atem ke dalam kolam tetapi saat kedua tangannya sudah lepas dari tubuh mermaid itu tetapi kedua tangan Atem masih melingkar di leher Kaiba.
"Lepas."
"Tidak."
"Lepaskan dia!" seru Yugi penuh amarah.
"Diam, iri saja." Atem kembali melihat pada Kaiba, wajah keduanya cukup dekat. "Bawa aku ke rumah Seto."
"Kuhhh ... tidak."
Majulah Kisara sebagai meluluhkan hati adiknya.
"Daripada nanti ada apa-apa sama mereka."
"Tapi--"
Ucapan Kaiba terhenti, sekarang sudah ada dua pasang tangan di leher Kaiba.
"Lepaskan."
"Adikku sayang~ akan selalu mendengarkan permintaan kakakmu ini 'kan?"
"Lepashin ...."
"Kisara ... Seto ... apa yang sedang kalian lakukan?"
Kakak tertua datang.
"Noah nii-sama!"
Tap, tap, tap, Noah berjalan mendekat ke pinggir kolam, pupilnya mengecil, dia sendiri tidak mengerti dengan apa yang dilihatnya, kakinya bergerak mundur.
"Ternyata benar yang bisa membawa mereka keluar adalah kamu, Seto."
"Apa mak ... sudnya?! Noah!"
Tiba-tiba saja Kaiba ditarik kembali masuk ke dalam kolam. Kisara segera ikut masuk ke dalam kolam lagi.
Noah berdiam diri disana, raut wajahnya benar-benar tak ingin percaya dengan dua mahluk itu, dokumen yang ditinggalkan ayahnya benar-benar nyata.
"Mereka adalah mahluk yang berbahaya, kamu harus mencintai mereka equal, jika berbeda sedikit saja mereka akan bisa saling membunuh sampai salah satu dari mereka mati, tak peduli mereka saudara ataupun teman."
Noah berlutut dipinggir kolam, dia bisa melihat cairan kemerahan mulai memenuhi kolam. Noah segera berdiri dan memerintahkan untuk memindahkan lumba-lumba dari kolam ini.
Darah dari dasar kolam mulai bercampur, darah yang tampak dipermukaan air makin banyak.
"Seto! Kisara!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro