Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[01] Janji, Maret - Mayu

prompt minggu 1.

hinata shoyo,
janji
© saltyfluous

.

Tap!

"Ah! Kau mengejutkanku, sialan!" umpat perempuan itu saat seseorang tiba-tiba saja menepuk punggungnya. Dengan kesal, dia melancarkan serangan andalannya—cubitan—di pinggang si pelaku.

Hinata Shoyo, namanya. Remaja manis dengan rambut jingga dan senyumnya yang indah. Ya, walau sekarang [nama] lebih memilih memanggilnya dengan sebutan hantu cebol.

Iya, hantu.

Tidak perlu menganggap dirinya orang aneh yang suka melanggar hal tabu, deh. Hinatanya saja yang tiba-tiba datang di saat [nama] sedang sibuk-sibuknya dengan realita. Mencerahkan harinya, memberi warna-warni pada monoton hidupnya.

Dan gadis itu cukup heran sebenarnya, mengapa hanya dirinya yang bisa melihat hantu penasaran itu. Tidak, dia bukan seorang indigo. Hinata sendiri bilang, kalau [nama] ini orang spesial yang menjadi satu-satunya orang yang bisa melihat Hinata. Namun namanya saja [nama], dia lebih memilih untuk menyampingkan hal tidak logis itu agar Hinata tetap bisa bersamanya.

"Aduh! Sakit, Baka[nama]!" keluh Hinata sambil mengelus pinggangnya yang menjadi korban pencubitan. "Lagian ngapain sih, bengong sendirian? Enggak takut ditempelin setan?"

Setelah cubitan, kini [nama] menjitak kepala Hinata. "Kamu, kan, setannya!"

"Ih, enak aja! Aku ini lebih elit tahu dari setan. Aku tuh hantu loyal!" jelas Hinata yang mengundang gelak tawa dari [nama].

Menarik Hinata untuk duduk di sampingnya, tangan [nama] kini sudah bertengger nyaman di pucuk kepala si mungil.

Dengan tatapan lembutnya, tiba-tiba saja hal yang sudah lama dirinya abaikan kembali membuat [nama] penasaran.

"Tapi, jujur deh, Hinata. Sebenarnya kenapa kamu ngintilin aku mulu? Tahu sih, aku cantik. Tapi enggak perlu diikuti juga, kok," ucapnya sambil menatapi wajah manis Hinata yang kini sudah bersandar nyaman di bahunya.

Sudut bibir Hinata sempat turun dan menunjukkan senyum kaku, walau hanya untuk beberapa saat. [nama] memilih untuk menatap ke luar jendela saat sang pemuda belum menjawab. Tampak ramai orang berlalu ria atau hanya sekadar berjalan-jalan ringan guna hilangkan bosan di ruang inap.

"Jangan narsis, deh. Aku ngintilin kamu karena janji yang kita buat waktu itu," ucap Hinata memecah kesunyian setelah beberapa detik berlalu. "Dulu, waktu kamu pertama bergabung ke bangsal ini, kita sering main bareng. Dua tahun yang lalu, sebelum kamu kambuh dan harus di bawa ke rumah sakit yang lebih besar."

Janji?

Janji apa yang dimaksud Hinata? Perasaan, gadis itu tak pernah bertemu dengan seorang berambut pirang cerah seperti ini.

"Kita pernah bertemu?"

Hinata tertawa kecil. Masih bersandar di bahu [nama], pemuda itu menggeleng kecil. "Tidak dengan penampilan ini. Dulu rambutku hitam, seperti orang umumnya. Aku anak yang sering datang ke ruanganmu setelah diperiksa, loh. Anak kanigara, kalau kamu panggil."

[nama] berdehem pelan, berusaha mengingat saat-saat pertamanya di rumah sakit ini. Samar-samar dirinya mengingat bocah lelaki yang selalu datang ke kamarnya membawa bunga matahari.

"Ah! Ingat, ingat. Jadi, apa janji yang kita buat?"

Hinata bangun dari sandarannya. Dirinya menunduk untuk sesaat, lantas kembali menatap [nama] dengan senyum lebarnya. Tapi tidak tahu kenapa, kali ini [nama] tidak suka dengan senyum itu. Terlihat menyedihkan, seakan-akan si sahabat akan pergi kapan saja.

"Kamu minta aku janji, buat tetap ada di sini saat kamu masuk ke rumah sakit ini kembali. Dan, lihat! Aku menepati janjiku, bukan?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro