| Cinderella
Pada suatu hari di jaman baheula, hiduplah seorang suami istri yang memiliki 1 anak perempuan yang amat sangat cantik, ia bernama Eichinderella Tenshouin.
Mereka merupakan keluarga yang sangat bahagia, sampai-- salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
Ibunda dari Eichinderella yang bernama Madara Mikejewer, dinyatakan kehabisan umur karena ketusuk kulit salak.
Sang suami yang tak kuat hidup berdua saja bersama Eichinderella, memutuskan mencari ibu tiri bagi anaknya.
Keito Hasemeleh namanya, ia adalah calon istri baru bagi sang Ayahanda aka Chiaki Mirisamat. Awalnya Eichinderella tak setuju dengan pernikahan antar kedua insan tersebut... Namun, apa daya... Ia hanyalah secuil upil kuning yang terbuang.
Hari pertama Eichinderella bersama ibunya terbilang cukup lancar, hari-hari pun berjalan seperti biasa namun Eichinderella merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Di hati lho ya, bukan di ginjal, kalau di ginjal nanti jadi batu ginjal.
Waktu berjalan dengan cepat, hingga ayahanda harus pergi mencari nafkah ke tempat yang jauh, dan tidak akan pulang dalam waktu yang dekat.
"Ayahanda... Eichi takut, nanti kalau Eichi disiksa sama saudara tiri Eichi gimana yah?" seru Eichinderella dengan tersedu-sedu.
"Lah bagus lah nak!"
*Krik krik... Krik krik...*
"Dahlah... Ayah pergi dulu ya! Jangan lupa untuuuukkk... MEMBELA KEBENARAN!!! WAHAHAHA!!"
"Hm... Iya-in..." Eichinderella lelah, ayahnya memang dah terlahir prematur sejak embrio.
Setelah melihat kepergian sang ayah yang langsung ngacir tanpa salam dulu, dimulailah hari-hari Eichinderella bersama keluarga tirinya tanpa pengawasan sang ayah tercinta.
Baru saja Eichinderella mau memulai petualangannya mencari harta karun di dalam dua lubang gua dengan hiasan bulu-bulu yang menempel cantik di segala sisinya, namun sebuah suara memecahkan konsentrasinya dalam pencarian emas tersebut.
"EICHINDERELLA~~~ SAYANGQU~ MANISQU~ SINI NAK~" seru sang Ibunda dari lantai bawah.
"Y"
"HM, KOK KZL..."
"Iya, Ibunda... Ada apa mencari Eichi?" tanyanya.
"Kamu beres-beres rumah ya, sayang... Ibunda mau shoping shoping dulu nih sama dua kakak kamu..." jawab Bunda Keito.
"Eh tapi bunda... Eichi juga mau ikut--"
Kalimat Eichinderella langsung disangkal oleh kakak pertamanya, "GAK! NANTI SIAPA YANG BERES-BERES RUMAH?!"
"Na-nanti..."
"POKOKNYA NGGAK BOLEH! ANAK KAMPUNG KAYAK KAMU TUH NGGAK BAKAL COCOK PAKE BARANG BAGUS! YANG COCOK TUH, JADI PEMBANTU! AHAHAHA~"
"Udah ya, mendingan sekarang kamu bersihin tuh semua isi rumah, YANG BERSIH, jangan sampai ada satu sudut rumah yang KOTOR" seru sang Ibunda tiri seraya membanting pintu dan menguncinya dari luar.
Eichi pasrah, ternyata benar dengan apa yang ia pikirkan selama ini, ibu tirinya hanya menginginkan harta ayahnya.
Dengan langkah tergontai-gontai, ia segera mengambil alat kebersihan dan memulai membersihkan rumahnya.
Eichi sedih, sekarang tidak ada lagi yang menyayanginya, ayahnya baru saja pergi, dan kelakuan keluarga tirinya langsung menjadi-jadi. Sekarang ia kangen dengan Ibunda Mama. //Lah?
[TIME TRAVEL - 5 JAM KEMUDIAN]
Pekerjaan Eichinderella telah selesai, saat ini ia tengah tertidur cantik di ranjangnya. Tak lupa dengan cairan yang meluncur deras dari mulutnya. Ya, Ile-- //AIB NJER!! *Tertabok Eichi*
Dahlah capek saya...
Tak lama setelah itu, Ibunda dan kedua kakak tirinya pulang.
"ASIQUE DAPET GAUN BARUU, BUAT KETEMU PANGERAN TAMVAN~ Siapa tau jodoh~" Suara menggelegar langsung memenuhi ruangan. Suara itu datang dari kakak perempuan pertama Eichinderella, dia bernama Natsumek Sakasaki atau biasa dipanggil Umek.
"Gaun jelek kok bangga, liat nih punyaku lebih bagus..." balas kakak kedua Eichinderella yang bernama Shu Itsukidaisuki aka Mba Suki.
"Udah udah... Gaun kalian berdua bagus kok! Suki! Umek! Pokoknya kalian berdua dandan yang cantik lho ya! Biar pangeran kepincut sama kalian!" Lanjut sang ibunda.
Eichinderella yang mendengar itu, langsung mendekati kakak-kakaknya, "Mba Umek! Mba Suki! Udah pulang?" Tanyanya ramah dengan menyunggingkan senyuman yang tulus.
"Udahlah, bisa liat kan aku dah pulang?!" balas Mba Umek dengan tatapan sinis.
"Burem kali, maklum anak kampungan" lanjut Mba Suki menambahkan.
"Eh iya... Umm, Ibunda... Eichi juga dibeliin gaun kan? Eichi liat di selembaran poster dekat rumah, katanya Pangeran dari Istana Yumenosaki mau ngadain pesta dansa ya..." tanyanya sedikit ketakutan.
Mereka shock, tidak percaya dengan apa yang ditanyakan oleh sang adik ipar, "HEH BOCAH! JANGAN KEPEDEAN DEH! PANGERAN JUGA NGGAK BAKAL NGELIRIK KUTU BERAS KAYAK KAMU!" seru Mba Suki.
"Iya! Jangan sok deh!" Mba Umek pun menambahkan.
Ibunda Keito mendekat, mensejajarkan kedua tangannya di dada, "Eichinderella! Kamu harus tau posisi kamu tuh seperti apa! Pembantu rumahan kayak kamu, nggak bakal cocok sama Pangeran! Ngaca diri!".
Eichi sedih, hatinya terkoyak atas perkataan keluarga barunya, ia pun angkat bicara, "Ta-tapi..."
"Nggak ada tapi-tapian! Pokoknya malam ini kamu jaga tuh rumah! KAMU... NGGAK BOLEH PERGI KE ISTANA!"
Eichinderella tertunduk, kakinya lemas, ingin rasanya menjatuhkan diri ke lantai. Tapi ia tau, pasti kelakuannya akan semakin dihina oleh kakak tirinya.
××××
Setelah kedua kakak dan Ibunda tirinya telah siap dengan menggunakan gaun dan hiasan-hiasan lainnya, mereka langsung menuju Istana Yumenosaki dimana sang Pangeran bersemayam.
Sedangkan... Eichinderella hanya dapat melihat pesta di Istana Yumenosaki dari kejauhan.
Ia bersedih, mengeluarkan setetes demi setetes air mata. Ia sangat mengharapkan bertemu dengan pangeran di Istana Yumenosaki, kabarnya ia tampan dan berwibawa. Itu membuat hati seorang Eichinderella menjadi lemah iman.
Tak tahu harus meminta pertolongan pada siapa... Eichinderella pun meminta pertolongan Ibu Peri yang masih tidak diketahui asal usulnya, saat ini ia sudah cocok menjadi orang gila.
"Oh Ibu Peri... Eichi pengen ikut pesta dansa di Istana Yumenosaki... Tapi gimana caranya, kakak-kakak Eichi pada julid sama Eichi..." Ucap Eichi sambil nangis seledri.
'TRING!'
"AMAZIIINGGG!!!!!"
Dan muncul lah sesosok peri yang datang kepada Eichi.
"Ih apasi kok kayak ada nyamuk... Berisik banget dah" jawab Eichi
"Woe gua disini bambank!!" Lanjut si Peri
"Oh disitu nyamuknya..."
'PLAKK'
Dan si Ibu Peri yang dikira Eichi nyamuk pun mati...
*Krik krik... Krik krik...*
'TRING!'
"SODARA GUA MATI?! E DEMI APA?! LU YANG BUNUH SODARA GUA YA CUK?! WOE KAMPANK!"
Diketahui bahwa, ternyata sang peri memiliki saudara kembar, dan saat ini sang saudara kembarnya tengah marah-marah karena kakaknya telah ditepok sama Eichinderella.
"Ada nyamuk lagi?!"
"BUKAN GEB! INI IBU PERI!! IBUUU PERIIIII!!! SITU BUDEG APA?!" Lanjut sang Ibu Peri mulai ngegad.
"Oala ibu peri rupanya... EH?! IBU PERI?! EMANG ADA?!"
"LAH KALAU GAADA NGAPAIN LU MANGGIL SIYALAN?!"
"LAH GATAU INI DI SKRIP NYA BEGONO!"
"YAUDA TURUTIN AJA!"
"YAUDA SI!"
"Y."
Hmm... Gitu aja terus sampe Rei ngelahirin anak katak.
Dahlah balik...
"Ibu peri kan dah dateng jauh-jauh dari negeri kayangan nih... Turutin permintaan Eichi ya? Onegai~" seru Eichi, menyatukan telapak tangannya tanda memohon.
"Oh, Ibu Peri tau... Pasti kamu mau jadi pemeran tukang bubur naik ojek pengkolan ya?" jawab Ibu Peri.
"Basi~ Basi~"
"Lah terus apa?"
"Eichi minta gaun sama perlengkapan lainnya buat pergi ke pesta dansa Yumenosaki... Boleh kan ya?"
"..."
"Ibu peri?"
"DUIT IBU SEKARAT NAK!!"
"YA PAKE TONGKAT SIHIR LAH BU!"
"OIYA YA NAK!"
"LAH SI IBU KO OGEB?!"
"Karena itu passion ku... Ehehehe~"
"Hm, sabar..."
Ibu peri mengambil tongkatnya, "Dah sini kamu berdiri, biar ibu sihir kamu jadi Canteq!" Ibu peri mengayunkan tongkat sihirnya, lalu ia berkata "SEMSALABEM JADI CANTEQ PROK PROK PROK!"
Eichinderella memejamkan matanya, takut terjadi sesuatu yang aneh terhadap tubuhnya.
Sampai suara tongkat menghentikan aksi tutup matanya.
'AHSIAAP'
Perlahan-lahan Eichi membuka kembali matanya, ia langsung berlari melihat cermin, dan ia langsung terjangkit penyakit stroke, karena wajahnya saat ini sudah termasuk golongan... Terlalu Tamvan✨
Ralat, Terlalu Syantik ✨
Seketika Ibu Peri mimisan liat Eichinderella terlalu canteq.
Saat ini Eichinderella memakai gaun biru dengan sepatu kaca yang tertempel elok di kedua kakinya, tak lupa dengan pita biru yang menghiasi rambut pirangnya. Pokoknya Perfect
(. ❛ ᴗ ❛.)👌🏻
"Dah ya! Pokoknya kekuatan ini hanya berlaku sampai tepat jam 12 malam. Pastikan kamu sudah kembali dari Istana!" seru Ibu Peri.
"Ha'i! Terima kasih, Ibu peri!"
"...."
"Lah kok diem?" ucap Ibu Peri kebingungan liat Eichi malah diem nungguin.
"Kendaraannya mana?"
"Bensin mahal cuy, jalan kaki lebih sehat... Dan hemat tentunya. Hehehehehehehehehehehehehe"
"Sakarepmu..." Eichi keluar gubuknya dan segera menuju Istana Yumenosaki.
Dengan kaki berkekuatan kuda, Eichinderella pun berlari menghalau segala rintangan dan obstacle di Sakura princess warior 2. Tak lupa dengan sepatu kacanya yang tertempel elok di kedua kakinya.
×××××
Istana Yumenosaki... Istana megah nan indah yang terletak di tengah desa. Walaupun desa, tempat ini sudahlah menjadi tempat yang asri dan makmur dibandingkan daerah sekitarnya.
Eichi menginjakkan kakinya yang beralaskan sepatu kaca kedalam istana. Ia terlihat sangat anggun. Banyak berbagai pasang mata teralihkan karena kecantikannya. Ia sudahlah menjadi bahan pembicaraan orang banyak disana.
Hingga kabar tentangnya terdengar di telinga sang pangeran.
Eichi melihat kedua kakak tirinya yang tengah menjomblo dipojokan, "MAMPOS LU JELEQ!" ujarnya spontan seraya mengeluarkan ketawa jahat.
Asal kalian tahu, Eichinderella hanyalah seorang gadis yang polos, ia tak berharap dapat berdansa bersama sang pangeran. Keinginannya ke istana ini hanyalah sekedar untuk melihat wujud sebenarnya dari sang pangeran.
Namun tiba-tiba seorang pria berdiri dibelakangnya. Ia bersurai Hitam kebiru-biruan dengan manik biru tua yang menarik perhatian.
Ia memiliki wajah yang tampan, baju yang digunakan pun indah. Eichi tahu kalau pria itu adalah seorang pangeran. Sampai-sampai Eichinderella sempat ngehalu untuk menjadi istrinya.
Namun hal tak disangka terjadi, tiba-tiba pria itu mengulurkan tangan kanannya pada Eichinderella.
Eichi kaget, maksud pria itu apa? Kenapa tiba-tiba ia mengulurkan tangannya?
"Hei, Nona! Apa kau mau berdansa bersamaku?"
"E-eh, serius? Ta-tapi aku tak pandai berdansa..." jawab Eichi.
"Tak apa, aku bisa mengajarimu perlahan-lahan..." Pria itu mengulurkan tangannya, dan langsung diterima oleh Eichinderella.
Mereka berdansa bersama, membuat para tamu lainnya terpesona akan kemesraan mereka.
Beberapa pasang mata terlihat cemburu, banyak orang-orang yang bilang...
'Wah perempuan itu beruntung sekali dapat berdansa bersama pangeran'
'Wah mereka cocok sekali'
'Pasangan yang serasi ya', dan lain-lainnya.
Eichi sampai dibuat malu karenanya.
×××××
Tak terasa sudah berjam-jam Eichinderella dan pangeran bersama, mereka benar-benar menikmati malam itu berduaan saja.
Hingga waktu menunjukkan angka 23.50
Eichi terkejut, tak disangka bahwa waktu berjalan secepat ini.
Ia langsung pamit kepada pangeran, awalnya pangeran menolak, tapi Eichi memaksa, ia lari dari istana. Sayangnya saat di tangga istana, sepatu kaca milik Eichi terlepas, namun ia tak menghiraukannya, ia tetap lanjut berlari.
Hingga ia sampai di rumahnya dengan penampilan yang kembali seperti semula.
×××××
Keesokan paginya, diberitakan bahwa Sang pangeran tengah mencari seorang wanita yang cocok memakai sepatu kaca itu. Sang pangeran mendatangi setiap rumah di desa, sambil berharap menemukan wanita yang ditemuinya kemarin malam.
Para pengawal mengatakan bahwa ciri-ciri wanita tersebut adalah memakai sepatu kaca, dan berambut pirang.
Kedua kakak iparnya tahu, bahwa wanita yang di cari oleh pangeran adalah Eichinderella. Karena kemarin malam Eichi banyak dibicarakan orang-orang, hal itu membuat kedua kakak iparnya penasaran dan memperhatikan Eichi, perawakan Eichi pun langsung ditebak oleh Umek.
Menit-menit sebelum pengawal kerajaan menghampiri rumah mereka, Ibunda Keito dan Kedua kakaknya segera menyeret Eichinderella ke dalam gudang.
"Mba Umekk!! Eichi mau dibawa kemana?!"
"Diam kamu! Kamu mau dibawa kemana hubungan kitaaaa!!!"
"Yeu malah nyanyi sia--"
"Eichinderella! Kamu diam disini sementara ya Sayang... Sampai Pangeran pergi bawa kakak kamu..." dengan suara tinggi Ibunda Keito berbicara.
"I-Ibunda!! Eichi salah apa?"
'PLAK'
Sebuah tangan meluncur ke pipi Eichi dan menghasilkan suara yang besar, "Anak Sialan! Ngaca diri dong! Siapa kemarin yang ngebolehin kamu pergi ke istana hah?!" Umek berseru dengan nada tinggi.
"E-eh... Ta-tapi... Um..."
"Benar apa dugaan ku... Bocah! Ayo masuk sini! Ayo masuk!"
"Mba, jangan Mba! Eichi nggak mau dikurung disitu!"
"Diem kamu!" Suki pun memasangkan kain di mulut Eichi agar dia tak bisa berteriak.
"UMM!!! ERR UM...!!!"
"Ngomong apasi neng :v" Keito mengikatkan tali antar pergelangan tangan dan kakinya sehingga mengunci segala pergerakan Eichi.
"Siip beress!!"
"Ayo nak, kita sambut Pangeran" ajak Keito menyunggingkan senyuman jahat.
×××××
'TOK TOK TOK'
SARIMI TOK TOK DERR!! //gg.
"Permisi... Kami dari kerajaan ingin mencari seorang wanita muda yang memiliki rambut pirang, apakah di rumah ini ada?" tanya pangeran.
"Maaf yang mulia, sayangnya anak perempuan hamba tidak ada yang memiliki rambut pirang, tapi..."
"Tapi apa?" tanya Pangeran lagi.
"Anak saya tak kalah cantik dari wanita yang pangeran maksud bukan? Lihat mereka, begitu menawan!" lanjut Ibunda Keito.
".... Seriously kayak gitu menawan? Mendingan sama banci Taman Lawang"
"Pangeran, kalau gitu ngga apa-apa deh kalau aku jadi selirmu! Aku rela pangeran!" Sela Umek.
"Saya yang tidak rela" jawab Pangeran.
"OHOK----"
"Kalau gitu sama saya aja Pangeran!" lanjut Suki.
"Mending nikahin Itaru ngehode daripada sama kutu babi" -Pangeran
"OHOK---- (2)" -Suki
Ternyata, si pangeran kata-katanya tajam. Setajam silet--
Hiyahiyaa
"Kalau tidak ada, mari kita lanjutkan ke rumah lainnya, pengawal!" Seru Pangeran.
Saat mereka berjalan keluar mendekati pintu, tiba-tiba saja terdengar suara aneh dari dalam rumah.
'DUUUUTTT PST PST DUUT DUT DUAAARR!!'
//Ya ampun ini apaan :v\\
Suara misterius keluar dari salah satu ruangan, yaitu gudang yang saat ini sedang ditempati oleh Eichinderella.
Tak lama setelah bunyi itu keluar, datanglah bau-bau aneh mengisi satu rumah tersebut.
"Suki! Lu kentut ya?" -Umek
"Heh ngaco! Kentut gua wangi ya" -Suki
"Wangi minyak butbut si iya" -Umek
"Yee, wangi switzal kids ye" -Suki
"Sa ae lu ketek kuda" -Umek
Pangeran illfeel seketika. Tapi karena penasaran dengan suara mistis tersebut, ia pun melewati kumpulan bau ikan asin yang menyelimuti rumah itu.
Tak lupa dengan para penjaga yang setia mengikutinya kemanapun dan kapanpun, sampe sampe masuk ke mulut kuda nil juga hayu.
Insting Pangeran bekerja, ia merasakan aura-aura negatif dari dalam gudang.
Ia pun meminta para pengawalnya untuk membuka pintu tersebut.
Dan saat dibuka...
JENG JENG JEEEENNNGGGGG!!!
Ternyata ada Upin Ipin lagi nyanyi gais...
//Bodo EA
Saat pintu dibuka, tiba-tiba para pengawal dihujani oleh bom atom aka kentut Eichi :v //ggggggg.
Pengawal A
Nama: Tomoya Masrudin
Status: Mati terkena bom atom di Hiroshima
Pengawal B
Nama: Subaru Asshiaap
Status: Mati terkena virus EHHE
Pangeran penasaran dengan apa yang terjadi pada sang babu, tapi saat ia mendekat dan mengecek kondisi mereka mereka telah mati tak bernyawa.
//Ya iyalah, masa ya iya dong
Yang bener lah
PENTIN ( ͡° ͜ʖ ͡°)
Pangeran waspada, ia mengeluarkan pedangnya dan mengarahkannya pada ruangan itu.
"Siapa disana?!" -Pangeran
"HHHMMH HAMMH HMM!!!" -Eichinderella
"HAH? HAMMAH?!" -Pangeran
Namun tiba-tiba suara mistis itu muncul kembali, tentu saja dengan volume yang lebih besar.
Udah ngga usah diketik ah, takut nganu. Bayangin sendiri ae ( ͡° ͜ʖ ͡°)✨
Sepersekian detik setelah itu, Pangeran dinyatakan jalan-jalan ke Isekai.
Pangeran Ganteng
Nama: Hokuto Hidroponik bin Mao Isarudin
Status: Mati kena Anu...
Jangan berkecil hati dulu tapi, karena Ibu dan saudara tiri Eichinderella juga ikut mati kena Anu.
Setelahnya diceritakan bahwa Eichinderella hidup bahagia bersama Ayahandanya di penjara kerajaan.
TAMAT EAA 👀✨
//Dihantam
BONUS
EHEHEHEHE @//TomaNday :'v
( ͡° ͜ʖ ͡°) = Mirip sama yang IIE kan 👀✨
🦵🏻🦵🏻
Bagi yang mau liat Itaru Canteq :'v
Aku keracunan A3! dong 👀✨
BTW besok Hiiro Ultah UYEY 👀✨✨
OTANOME HUSBUQU :D //lah
Gantengnya :'(
Maafkan aku tida produktif ehek--
Arigatou yang dah baca (◍•ᴗ•◍)❤
Semoga terhibur :'v
🎋ꜱᴇɪ
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro