Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ENMESED | 2 - DISAGREE

Cahaya matahari memasuki kamar Heejin. Belum lagi, sedari tadi ponselnya terus berbunyi. Mata Heejin membelalak saat melihat kalau Bibi Min yang menelepon.

"Yeobosyeo." Heejin mencoba berbicara pelan.

"Apa bibi mengganggu mu?"

"Ah tidak, bi. Ada apa?"

"Ini soal rumah yang ingin kamu beli. Ada seseorang datang dan ingin membeli rumah ini. Bibi menolak karena tau kamu akan membelinya. Kalau boleh tau kapan kamu akan membayarnya?"

"Besok Heejin akan membayar uang mukanya terlebih dahulu. Apa bisa, bi?"

"Tentu saja. Bibi tidak terlalu memaksa."

"Baiklah, bi. Terimakasih."

Heejin benar-benar bingung harus bagaimana sekarang? Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk membeli rumah yang dulu menjadi tempat tinggalnya bersama kedua orang tuanya. Demi mendapatkan banyak uang, Heejin harus melakukan berbagai peran kecil yang mengharuskannya untuk di siksa berulang kali.

Selama syuting, Heejin tidak fokus sama sekali. Bahkan adegannya terus berulang dari tadi. Kesabaran sutradara sudah habis sekarang.

"Hey! Mau sampai adegan ini akan di ulang? Kau kira kami di sini tidak capek!" teriak sutradara.

"Maaf." Heejin menundukkan kepalanya.

Syuting pun selesai. Heejin langsung bergegas pergi karena harus melakukan pekerjaan lain. Ia pulang dengan keadaan sudut bibir yang berdarah. Ya itu tadi karena aktris itu menamparnya cukup kuat.

Saat sedang asik berjalan, di tengah jalan, tiba-tiba dia melihat sebuah iklan yang menarik perhatian semua orang yang lewat.

"Dimana pun kamu berada, aku akan menunggu mu pemilik liontin ini.

Heejin berhenti sesaat karena Ia merasa sangat asing dengan kalung itu. Ia meraba lehernya. Ternyata itu kalung yang di pegang oleh pria yang bernama Jaehyun adalah miliknya. Bagaimana bisa?

Berita itu menyebar di berbagai sosial media. Bahkan sampai terdengar di telinga Irene. Ia masih belum mengerti maksud dari iklan ini sekarang. Tidak biasanya Jaehyun membuat berita yang tidak penting ini. Irene yakin pasti terjadi sesuatu.

"Tuan Eunwoo datang." karena terlalu penasaran, Irene langsung memanggil Eunwoo, sahabat Jaehyun.

"Ada yang bisa saya bantu?" Eunwoo menundukkan kepalanya lalu duduk di depan Irene.

"Apa yang terjadi dengan Jaehyun? Kenapa dia membuat iklan tidak jelas seperti itu? Pasti ada sesuatu." tanya Irene to the point.

"Kalung itu milik seorang gadis yang kami temui di restoran."

"Apa gadis itu spesial?" Irene mulai tertarik mendengarnya.

"Tidak terlalu spesial. Hanya saja aku merasa dia mirip seseorang."

"Benarkah? Apa kau pernah melihatnya di tempat lain?"

Eunwoo mulai berpikir sejenak. "Ah, iya. Gadis itu sering mendaftar untuk melakukan casting di perusahaan kita. Hanya saja aktingnya masih kurang menarik."

"Benarkah?"

"Sebentar." Eunwoo mencari sesuatu di dalam ponselnya. Ia mencari lamaran gadis itu yang sempat di kirimnya ke Eunwoo.

"Anda bisa langsung memeriksanya." Eunwoo mengirim lamaran itu ke Irene.

"Tapi, apakah benar kalau Jiwon akan kembali ke Korea?"

"Katanya seperti itu. Bahkan akan ada pesta penyambutan untuknya. Akan banyak perusahaan datang."

Irene sangat gelisah kalau pesta itu akan terjadi. "Bisakah kau melarang Jaehyun untuk tidak datang?"

"Anehnya, Jaehyun sendiri bersedia untuk datang."

"Bagaimana bisa?"

"Saya tidak tau. Jaehyun mengatakan sendiri kalau dia akan datang." Irene mengangguk paham

"Terimakasih. Kau sudah banyak membantu."

"Kalau begitu saya keluar dulu. Banyak pekerjaan menumpuk." Eunwoo pun keluar dari ruangan Irene.

Selepas kepergian Eunwoo, Irene langsung menghubungi asistennya untuk mempertemukannya dengan Heejin. Irene sangat penasaran dengan gadis ini.

Tak butuh waktu lama, asisten Irene dengan cepat menemukan gadis bernama Heejin. Kebetulan juga gadis itu sedang syuting di dekat perusahaan Irene.

"Saya sudah menghubunginya. Ia bersedia bertemu dengan anda siang ini."

"Bagus. Mari kita langsung ke sana."

ʕ•ﻌ•ʔ ʕ•ﻌ•ʔ ʕ•ﻌ•ʔ

Heejin terus mengeliat ke sekeliling restoran yang sangat minim pengunjungnya. Tadi ada seseorang menelepon dan ingin mengajaknya bertemu.

"Han Heejin?" Heejin mendongakkan kepalanya. Ia tidak percaya atas apa yang di lihatnya sekarang ini.

Jung Irene, seorang presdir perusahaan yang akting dan model yang dimana perusahaan mereka sudah sangat tidak asing lagi. Dari dulu Heejin sangat ingin masuk ke sana. Sayangnya aktingnya masih kurang bagus.

"Apa anda sudah lama menunggu?" Irene langsung duduk di depan Heejin yang masih terdiam membeku. "Maaf saya lama. Tadi di jalan macet."

"I-iya tidak apa." bisa di ketahui kalau Heejin sekarang gugup.

"Baiklah kalau begitu kita langsung ke topik." Irene membuka obrolan pertama mereka. "Apa anda mau pekerjaan?" tanya Irene to the point.

"Maksudnya?" Heejin tidak paham dengan perkataan Irene.

"Saya akan mempekerjakan anda dengan bayaran yang sangat mahal." Heejin terdiam sesaat. Jika membahas soal uang Heejin langsung bersemangat.

"Pekerjaannya gampang saja. Anda harus tinggal di bersama Jung Jaehyun. Saya rasa anda mengenalnya."

"Apa? Tunggu! Tinggal bersama orang yang sama sekali tidak saya kenal? Itu tidak mungkin." tolak Heejin.

"Anda yakin tidak mengenalnya? Bahkan dia tadi membuat iklan untuk anda."

Heejin berpikir. "Pria yang membuat heboh semua orang. Aku ingat sekarang. Dia telah mengambil kalung saya yang paling berharga."

"Saya bisa mengembalikan kalung anda itu. Ya, asal anda mau melakukan apa yang saya bilang tadi."

"Apa anda sedang bercanda?"

"Aku tidak ada waktu untuk bercanda." Irene memberi kode kepada asistennya dan langsung saja menyodorkan selembar cek untuknya.

"Bagaimana? Apa anda menyetujuinya?" tanya Irene untuk kesekian kalinya.

"Saya tidak bisa. Jatuh cinta dengan orang lain secepat itu tidak lah mudah. Apalagi saya masih mencintai seseorang. Meskipun orang itu mengkhianati ku sekarang." tolak Heejin.

"Lagipula, cinta tidak bisa diperdagangkan. Sebaiknya anda cari orang lain saja." Heejin mengembalikan cek itu ke asisten Irene.

Irene tersenyum. "Saya sangat tersentuh dengan perkataan anda. Tapi apa salahnya mencoba."

"Tetap saja saya tidak bisa."

Irene paham atas kondisi Heejin. Ia tidak bisa terlalu memaksa gadis itu untuk alasan yang tidak jelas. Tapi memang tidak ada juga alasan untuknya menyerah.

"Jika itu mau anda. Baiklah saya tidak memaksa." Irene mengeluarkan kartu namanya. "Anda bisa menghubungi saya jika anda berubah pikiran."

ʕ•ﻌ•ʔ ʕ•ﻌ•ʔ ʕ•ﻌ•ʔ

Hae, gimana ceritanya mulai menarik gak nih? Semoga aja masih nyambung.

FYI: Jadi Jaehyun itu Presdir di sebuah perusahaan investasi film gitu. Kalau Irene itu presdir akting sama model gitu.

Dah segitu aja jangan lupa kek biasa VOTE COMMENT and SHARE ke teman-teman kalian.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro