Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ENMESED | 17 - GONE

Setibanya di ruang ganti, Jaehyun menurunkan Heejin di kursi panjang. Keduanya masih tetap diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Heejin masih bingung kenapa Jaehyun menciumnya tadi.

"Kenapa kau mencium ku tadi?" tanya Heejin penasaran.

"Aku mencium tunangan ku. Apa aku salah?" jawab Jaehyun santai.

"Aku bukan tunangan mu, Jung Jaehyun."

"Aku hanya berusaha menolong, dasar tidak tahu terima kasih."

"Terima kasih."

Asisten Jaehyun datang dengan membawa beberapa gaun. "Ini tuan."

"Bagus. Kau bisa pergi." Pria itu mengangguk paham lalu meninggalkan keduanya.

"Gantilah baju mu dengan ini." Jaehyun memberikan gaun berwarna merah. "Sebaiknya kau harus menjaga tutur kata dan sikap. Jangan buat malu perusahaan."

Heejin mengambil gaun itu dengan kasar lalu beranjak menuju toilet. Melihat kelakukaan Heejin, Jaehyun hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Ponsel Jaehyun berbunyi, terlihat nama Irene di layar teleponnya. Ia pun bergegas keluar untuk mengangkat telepon itu.

Setelah selesai ganti baju Heejin keluar dari toilet, namun Ia tidak melihat Jaehyun. Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat Yugyeom sedang membawakan teh untuk Heejin.

"Aku membawa ini untuk mu. Minumlah aku takut kalau nanti kau sakit." ucap Yugyeom lembut.

"Terimakasih. Anda tidak perlu repot-repot membawanya." Heejin meletakkan teh tersebut tanpa meminumnya.

"Aku mau minta maaf atas kelakuan Saerin tadi."

Heejin terkekeh. "Buat apa anda meminta maaf, lagian itu salah kekasih mu."

"Terserah mu. Aku ingin mengatakan sebaiknya kau menjauh dari Jaehyun."

Heejin melirik Yugyeom sinis. "Siapa kau? Berani sekali mengurus hidup ku. Lagian ini pilihanku jadi biar aku yang mengurusnya. Jaehyun bukan pria seperti mu."

"Asal kau tau, kalau dia sudah bosan dengan mu, pasti kau akan di campkkan dirinya."

Bertepatan saat itu juga, Jaehyun mendadak muncul. Ia tadi juga sempat mendengar ucapan Yugyeom barusan. Begitu masuk Ia langsung menatap tajam kearah Yugyeom.

"Tuan Yugyeom, kurasa kau sudah terlalu lama bicara dengan tunangan ku. Kalau kekasih mu tau, pasti dia akan marah." ucap Jaehyun sinis, lalu Ia menarik tangan Heejin dan membawanya keluar.

Heejin berusaha sekeras mungkin melepaskan genggaman tangan Jaehyun yang begitu kuat. Bahkan pergelangan tangannya begitu sakit.

"Ku mohon lepaskan." Jaehyun berbalik ke belakang.

Bibir kenyalnya menyentuh bibir Heejin yang berwarna merah. Keduanya begitu menikmati ciuman itu sampai Heejin kehabisan nafas lalu melepaskan dirinya dari Jaehyun.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Heejin semakin kesal.

"Bukankah tadi aku sudah memperingati mu untuk bersikap sopan?"

"Yugyeom yang mendatangi ku duluan."

"Jangan lupa apa yang pernah dia lakukan padamu. Jangan pernah kembali hanya untuk menanggung malu sekali lagi."

"Menanggung malu? Apa maksud mu?"

"Kau ingin kembali bersamanya, kan? Jangan lupa, dia sudah punya pacar sekarang. Jangan pernah menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain."

"Jadi itu yang kau pikirkan tentang ku? Baiklah akan ku perjelas. Ya, aku memang masih berpikir untuk kembali kepadanya dan aku juga masih mencintainya.  Aku tidak peduli kalau sudah punya pacar atau tidak. Puas?"

Heejin langsung pergi meninggalkan Jaehyun dan pesta itu. Ia tidak bisa lagi terlalu lama bersama pria itu. Jaehyun ingin mengejarnya, tapi Ia terhalang oleh wartawan yang kebetulan ada di sana.

Di lain tempat, Gyuri tiada henti dimarahin oleh managernya. Gyuri tidak bisa berbuat apa-apa selain mendengar ucapan pria itu. Walaupun Ia sudah bisa. Mendengarnya.

"Ada apa dengan mu, Gyuri? Dimana sopan santun mu, HAH!?" ucap Simon, managernya.

"Dia menyentuhku seenaknya."

"Astaga! Apa tidak bisa untuk malam ini kau melakukan apa yang aku suruh!"

"Ekhem." Eunwoo dengan berani mendekati keduanya. Kali ini bajunya sudah di ganti dengan setelan jas.

"Tuan Cha. Senang bertemu dengan mu." Simon langsung berubah menjadi ramah.

"Apa kau bisa meninggalkan kami berdua?" Simon menatap Eunwoo heran. "Sebentar saja."

Simon berjalan meninggalkan keduanya dengan tatapan penuh rasa penasaran. Selepas kepergian pria itu Eunwoo mendekati Gyuri yang sedang melihat ke arah pesta.

"Cha Eunwoo." seru Eunwoo.

"Jang Gyuri." Gyuri membalikkan badannya ke samping. "Bukankah?"

"Ya, aku pria yang menjadi pelayan tadi." Gyuri melirik Eunwoo dari atas hingga ke bawah. "Aku seorang wakil direktur di perusahaan JJ."

"Lalu tadi?"

Eunwoo tertawa geli. "Aku tidak sengaja melihat kau merasa tidak nyaman dengan tuan Jun. Jadi aku membantu."

"Terimakasih." Eunwoo menatap manik mata Gyuri dengan seksama. "Ada apa?"

"Ah, tidak ada." Gyuri mengangguk lalu pergi meninggalkan Eunwoo sendirian.

Eunwoo terus melihat ke arah Gyuri sampai benar-benar menghilang dari pandangannya. Sepertinya Ia mulai tertarik dengan gadis itu.

Acara pun usai, para tamu sudah pada meninggalkan pesta. Begitu juga dengan Eunwoo, Ia sekarang sudah berada di parkiran bersama Irene dan Jin. Sedangkan Jaehyun tidak ada lagi.

"Apa kalian melihat Jaehyun?" tanya Irene.

"Sepertinya dia sudah pulang bersama Heejin. Kenapa?" tanya Eunwoo balik.

"Tidak ada." Eunwoo membukakan pintu mobil untuk Irene. "Terimakasih."

"Sepertinya keinginan Noona untuk membuat Jaehyun berhasil."

"Aku tau kalau Heejin berbeda dari gadis lainnya." ucap Irene senang.

"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa besok di kantor."

"Aku pulang dulu." pamit Irene, lalu mobilnya melaju dengan kecepatan di bawah rata-rata.

Selepas mengantarkan Irene, keduanya kembali masuk ke dalam mobil. Begitu keluar dari parkiran, tatapan mata Eunwoo tertuju ke arah Gyuri yang sepertinya sedang mencari taksi.

"Tunggulah sebentar di sini." Eunwoo keluar dari mobil untuk menghampiri Gyuri.

"Nona Jang?" panggil Eunwoo ramah.

Gyuri mengeliat ke samping. "Tuan Cha."

"Panggil Eunwoo saja. Apa anda mau pulang?"

"Iya. Tapi taksi sedari tadi belum ada yang lewat."

"Bagaimana kalau anda pulang bersama saya? Tenang saja, aku tidak akan menyentuh mu." tawar Eunwoo ramah.

"Tidak perlu. Sebentar lagi taksi akan datang juga." tolak Gyuri ramah.

Eunwoo mengeliat ke sekelilingnya. Sepertinya tidak ada tanda kalau taksi akan lewat.

"Apa anda yakin? Lagian saya bersama tuan Jin. Anda tidak perlu takut."

"Em, baiklah." Gyuri menerima tawaran itu dengan ragu.

Eunwoo tiada hentinya tersenyum senang. Ternyata tidak susah juga untuk menarik perhatian Gyuri.

Di dalam mobil, Jin terkejut melihat Eunwoo membawa Gyuri. Tetapi saat itu Ia langsung paham dengan tujuan pria itu. Ia hanya menggelangkan kepalanya.

"Nona Jang. Aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu."

"Sama saya juga begitu."

"Bagaimana keadaan anda sekarang?" tanya Jin basa-basi.

"Sangat baik."

ʕ·ᴥ·ʔ ʕ·ᴥ·ʔ ʕ·ᴥ·ʔ

Jaehyun menghentikan mobilnya begitu tiba di mansion. Ia langsung bergegas masuk ke dalam dengan tergesa-gesa. Langkah kakinya terhenti begitu tiba di depan kamar Heejin.

Begitu di buka, kosong. Sepertinya Heejin tidak ada di sini. Tetapi barangnya masih ada di sini. Ia keluar dan mulai mencari gadis itu di setiap penjuru rumah. Namun hasilnya nihil.

Jaehyun sudah mencoba menghubungi Heejin, tetapi ponselnya tidak aktif. Ia juga tidak bisa mengirimkan pesan ke Heejin tidak ada balasannya juga. Entah dimana gadis itu sekarang.

Jaehyun mengambil kunci mobilnya, siapa tau kalau Heejin ada di luar. Ia pun mulai mencari gadis itu di tempat biasanya.

Sudah hampir satu jam Jaehyun mencari. Gadis itu, namun hasilnya tidak ada. Kemana kau?

Jaehyun kembali ke mansion. Mana tau Heejin sudah kembali. Begitu sampai, Jaehyun langsung masuk ke dalam mansion.

"Heejin! Heejin! Apa kau di sini?" teriak Jaehyun.

Ternyata gadis itu belum juga kembali. Tidak ada pilihan lagi, Ia pun menyuruh orang suruhannya untuk mencari keberadaan gadis itu.

"Tolong Carikan seseorang."

"..."

"Namanya Han Heejin. Dia pergi dari pesta tadi, sudah hampir dua jam."

Tiba-tiba terdengar suara pintu tertutup. Terlihat Heejin baru masuk ke dalam dengan tatapan yang lesu.

"Tidak perlu. Dia sudah pulang." Jaehyun mematikan ponselnya lalu berjalan mendekati Heejin.

"Dari mana saja? Kenapa kau susah kali dihubungi, HAH!?" suara Jaehyun meninggi.

"Aku perlu mencari udara segar."

"Apa kau pergi karena ucapan ku di pesta?"

Heejin mendongak ke arah Jaehyun. "Anda tidak perlu repot-repot mencari ku."

"Bukan begitu!"

"Sudahlah aku butuh istirahat. Selamat malam." Heejin melangkah menuju kamarnya.

Jaehyun menghela nafas panjang. Gadis itu memang tidak tau betapa khawatirnya Jaehyun tadi. Kalau saja Heejin tidak pulang, mungkin Jaehyun tinggal nama saja, karena pastinya Irene akan memarahinya.

Gimana ni udah mulai tertarik belum?

Kalian lebih suka pasangan yang mana ni Eunwoo-Gyuri atau Jaehyun-Heejin?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro