ENMESED | 14 - PARTY
Heejin sedang asik tertidur di sofa yang empuk ini. Tiba-tiba sebuah tangan menampar pipinya pelan. Perlahan, Ia membuka matanya lalu melihat Jaehyun sedang berdiri menatapnya.
"Kenapa cepat sekali pulangnya?" Heejin berusaha bangkit dari tidurnya.
"Ayo ikut aku."
"Kemana?"
Jaehyun tidak menggubris perkataan Heejin dan lanjut berjalan menuju mobilnya. Heejin menatap punggung pria itu kesal. Selalu aja berbicara sedikit.
Selesai mencuci mukanya, Heejin berjalan menuju mobil. Terlihat Jaehyun sedang menatap sinis ke arahnya.
"Kenapa lama sekali!?"
"Aku juga perlu bersiap-siap."
Jaehyun malas berdebat dengan gadis ini lagi, Ia mengendarai mobilnya di kecepatan rata-rata.
"Kita mau kemana sih?" tanya Heejin penuh penasaran.
"Nanti kau juga tau."
Heejin tidak mau bertanya lagi. Karena Ia tau jawaban pria itu, selalu berbicara singkat. Heejin melihat keluar jendela melihat bangunan yang menjulang tinggi ke angkasa.
Mobil Jaehyun berhenti di sebuah salon. Heejin menatap pria itu dengan banyak sekali pertanyaan. Tapi Ia tidak bisa berbicara karena Jaehyun sudah lebih dulu masuk ke dalam.
Begitu masuk ke dalam salon, Jaehyun terlihat sedang berbicara dengan seorang wanita yang terlihat lebih tua darinya. Sesekali wanita itu melihat ke arah Heejin yang sedang berdiri cukup jauh dari mereka.
"Tenang saja aku akan membuatnya menjadi pusat perhatian." ucap Wanita itu lalu berjalan mengelilingi Heejin.
"Hai aku Yerin." Heejin tersenyum ramah ke arah wanita itu.
"Heejin." Yerin membawa Heejin duduk di kursi lalu Ia melihat pantulan wajah gadis itu dari kaca.
"Kau cantik sekali." puji Yerin.
"Terimakasih." Heejin tersipu malu.
"Baiklah aku akan merubah mu menjadi seorang putri."
Heejin membelalak matanya terkejut. "Maksudnya apa ya? Aku tidak paham."
"Apa kekasih mu itu tidak memberitahu kalau kalian akan pergi ke pesta?"
"Pesta?" Yiren mengangguk.
Heejin tiba-tiba teringat dengan perkataan Irene semalam yang membahas soal pesta. Apa mungkin Jaehyun akan mengajaknya ke sana? Tapi kenapa Ia tidak mengatakannya.
Dengan sangat ahli Yiren mulai mendadani Heejin sebaik mungkin. Heejin hanya bisa diam menunggu sampai selesai. Sedangkan Jaehyun entah kemana pria itu. Tadi Heejin sempat melihatnya duduk di ruang tunggu, tapi sekarang tidak ada.
Setelah satu jam lebih berada di salon, semuanya sudah selesai. Heejin melihat pantulan dirinya dari kaca. Ia terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Senyum manisnya merekah di wajahnya.
"Kau cantik sekali." puji Yiren.
"Terimakasih. Ini juga karena dirimu."
"Apa semuanya sudah siap?" terdengar suara Jaehyun dari arah belakang.
"Sudah."
"Baiklah kalau begitu kami pergi dulu."
Jaehyun dan Heejin bergegas pergi dari sana. Di dalam mobil keduanya hanya diam sibuk dengan urusan masing-masing. Sesekali Jaehyun melihat ke arah Heejin yang sibuk melihat ke luar jendela.
"Kita mau kemana lagi?" tanya Heejin.
"Butik." Heejin mengangguk paham.
Tidak ada lagi obrolan. Keduanya kembali terdiam, Jaehyun fokus dalam mengendarai mobil. Hanya butuh waktu sepuluh menit mereka sampai di sebuah butik.
Begitu masuk, keduanya langsung di sambut oleh wanita paruh baya. Heejin membalasnya dengan senyuman manisnya.
"Kami sudah menyediakan baju yang akan anda pakai ke pesta." Jaehyun mengangguk paham.
"Mari ikut saya." ucap wanita itu kepada Heejin.
Wanita itu membawa Heejin ke ruang ganti. Ia memberikan gadis itu dress berwarna merah.
"Pakailah." Heejin mengambil dress itu lalu memakainya. Sangat pas.
Heejin keluar dari ruang ganti. Terlihat Jaehyun sudah berganti pakaian. Ia melihat ke arah Heejin yang sedang menunggu pendapat Jaehyun.
"Ganti." ucap Jaehyun membuat Heejin mengernyit heran.
"Kenapa? Ini sudah bagus." Jaehyun menatap Heejin dingin.
Dengan malas Heejin masuk lagi ke dalam ruang ganti. Heejin terus mencoba berbagai macam gaun, tapi tetap saja tak ada satu pun yang memuaskan di mata Jaehyun.
Heejin benar-benar lelah sekali. Untung saja makeup ini tidak luntur.
Tiba-tiba pandangan Jaehyun jatuh pada sebuah dress berwarna putih yang cantik. Heejin pun mencobanya, saat itu juga Jaehyun langsung suka dengan dress itu.
"Baiklah aku akan pesan ini."
"Maaf Jaehyun. Irene sudah memesannya terlebih dahulu."
"Katakan padanya kalau aku sudah duluan."
"Tap-" Jaehyun mengeluarkan kartu kreditnya lalu berjalan ke kasir.
"Sudah diam saja." Heejin langsung menutup bibirnya.
ʕ·ᴥ·ʔ ʕ·ᴥ·ʔ ʕ·ᴥ·ʔ
Setibanya di tempat acara, Jaehyun mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah. Ia memberikannya ke Heejin yang terlihat bingung.
"Apa ini?"
"Buka saja." Heejin membuka kotak tersebut. Ia terkejut saat melihat sebuah kalung berlian berwarna biru.
"Aku tidak mau memakai ini." Heejin menyerahkan kembali kotak itu.
"Wanitanya Jug Jaehyun harus terlihat layak. Setelah malam ini, misi mu selesai dan kau akan mendapatkan komisi mu."
Jaehyun memasang kalung berlian itu ke leher Heejin. Terlihat sangat bagus.
"Ayo turun." Supir Jaehyun langsung membuka pintu untuk keduanya.
Begitu mereka turun, sontak saja mereka jadi sorotan. Para wartawan tidak mau menyia-nyiakan hal ini. Mereka terus mengarahkan kamera ke arah pasangan ini. Semua orang yang ada di pesta pun bertanya-tanya siapa wanita cantik di samping Jaehyun itu.
Eunwoo membelalakkan matanya terkejut saat melihat sebuah kalung yang sangat familiar itu di pakai oleh Heejin. Bisa di katakan kalau itu kalung pusaka keluarga Jung.
"Sepertinya aku tidak salah memilih seorang gadis." gumam Irene yang sedari tadi melihat ke arah Jaehyun dan Heejin.
Heejin menggegam tangan Jaehyun erat. Ia gugup sekali malam ini. Begitu banyak pasang mata melihat ke arah mereka saat ini. Heejin paling malas kalau menjadi pusat perhatian.
Jaehyun menarik Heejin mendekati Eunwoo dan Irene yang sedang tersenyum melihat keduanya. Heejin terperangah melihat Irene yang tak kalah cantik juga.
"Aku dengar kau mengambil dress ku itu." ucap Irene dengan senyuman.
"Noona cantik juga saat memakai dress itu." Irene memutar bola matanya malas.
"Heejin kau terlihat cantik malam ini. Kalung itu sangat cocok dengan mu."
"Anda juga."
Ketiganya sibuk berbicara membahas hal yang sama sekali tidak Heejin mengerti. Ia hanya diam seraya menatap para tamu undangan yang asik berbicara juga.
"Enak sekali bicaranya." terdengar suara seorang pria.
Saat itu juga wajah Irene langsung berubah, Jaehyun langsung paham dengan perubahan wajah Irene. Pria itu adalah sutradara Jin yang sangat terkenal.
Heejin tidak menyangka bisa bertemu dengannya di sini. Apa ini mimpi? Belum lagi pria itu sempat tersenyum ke arah Heejin.
"Aku akan pergi dulu." Jaehyun langsung menahan tangan Irene.
Heejin melihat itu hanya terdiam. Entah mengapa Ia merasa ada hal yang janggal terjadi saat ini.
"Lama tidak bertemu Irene." sapa Jin. Irene hanya tersenyum tipis saja.
"Bagaimana perjalanan anda?" Eunwoo mencoba mencairkan suasana.
"Sangat baik."
"Senang bisa melihat anda di sini." ucap Jaehyun.
Acara dimulai tak lama kemudian, suasana ruangan pun menjadi gelap. Lampu lalu menyorot ke arah panggung. Terlihat seorang wanita keluar dengan menggunakan dress berwarna merah.
Hai hai iem back lagi. Dengan cerita yang semakin menarik.
Dah gak perlu lama lagi langsung aja VOTE COMMENT nya di tunggu ya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro