Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ENMESED | 1 - KISS (Prolog)

Dengan ditemani beberapa pegawai yang berjalan di belakangnya, Jung Jaehyun, presdir muda perusahaan produksi film , mulai memasuki ruang konferensi di mana mereka meeting dengan sebuah perusahaan asing untuk membahas kerja sama mereka dalam produksi film terbaru.

"Jadi kami berencana untuk mengcasting Jiwon sebagai pemeran utama." ucap pria paruh baya dengan kaca mata di atas kepala.

"Iya itu benar, bukankah dia sudah terkenal sampai ke hollywood? Jadi apa salahnya."

Jaehyun yang sedari tadi tenyum menghilang seketika mendengar nama itu dan wajahnya berubah. Wajahnya mengeras serta Ia mengepal tangannya.

"Aku tidak setuju!" Irene - kakak Jaehyun memasuki ruang rapat. "Apa tidak ada aktris lain yang lebih berpotensi? Aku tidak akan menyetujuinya."

"Apa yang noona lakukan di sini?"

"Aku mau rapat." Irene duduk di sebelah kanan kursi Jaehyun. "Lanjutkan rapatnya.

Dalam waktu satu jam, rapat selesai. Jaehyun memutuskan untuk mengantar Irene ke lobi.

"Kau harus pandai dalam mengurus perusahaan ini, Jae. Banyak para investasi asing yang ingin bekerja sama dengan kita." Irene berusaha mengingatkan Jaehyun.

"Ya, aku paham. Sejauh ini aku sudah mengurus semuanya dengan baik."

"Lalu kenapa kau hanya diam saja saat mereka ingin menggunakan Jiwon untuk peran ini." Irene menghentikan langkah. "Jangan bilang kau belum bisa melupakan dia."

Jaehyun tersenyum tipis. "Noona terlalu imajinatif."

"Kalau begitu, kau harus berkencan dengan seseorang."

Tiba-tiba seorang gadis terhuyung ke arah mereka. Dengan sigap Jaehyun menghindar dan jadilah gadis itu tersungkur ke lantai. Irene memukul Jaehyun saat melihat adiknya itu malah menghindar bukannya membantu.

"Dasar bodoh." Irene menyuruh asisten menolong gadis itu. "Dimana rasa kemanusiaan mu."

"Saya tidak apa-apa. Terima kasih." gadis itu langsung bergegas pergi dari sana.

"Kau tidak perlu mengantar ku. Pergi saja sana." Irene beserta kedua asistennya melangkah pergi meninggalkan Jaehyun.

Langit sudah mulai menggelap. Jaehyun masih berkutat dengan dokumen yang ada di hadapannya. Ia bahkan tidak menyadari bahwa jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Lengan bajunya sudah terlipat, bajunya sudah tidak teratur lagi.

"Sampai kapan kau akan di situ?" Eunwoo membuka pintu ruangan Jaehyun.

"Sebentar lagi siap." Jaehyun merapikan semua naskah yang ada di hadapannya.

Sebelum pulang, Jaehyun dan Eunwoo memutuskan makan di salah satu restoran Sea Feast. Jaehyun butuh menenangkan pikirannya dulu.

"Aku dengar, Irene datang ke rapat. Apa yang terjadi?"

"Dia tidak mau kalau Jiwon menjadi pemeran utama dalam proyek ini."

"Apa dia masih mendatangkan banyak gadis ke rumah mu?" Jaehyun mengangguk.

"Bahkan aku sudah tiga kali pindah rumah. Dia selalu saja tau." Jaehyun meminum segelas wine dengan cepat.

"Sepertinya yang di lakukan Irene ada benarnya juga. Kau harus berkencan dengan seorang wanita. Apa kau mau dia akan meremehkan mu karena tidak bisa melupakannya." Jaehyun menaikkan alisnya.

Eunwoo sungguh tidak mengerti kenapa Jaehyun tidak bisa melupakan Jiwon. Apa yang begitu hebat dari wanita itu hingga Jaehyun tidak bisa melupakannya?

"Sudah aku malas mendengarkan ocehan mu. Aku pergi ke toilet dulu."

Di dalam toilet Jaehyun hanya ingin merapikan penampilannya saja. Setelah itu Ia bergegas kembali ke tempat makannya tadi.

Tapi saat dia balik dari toilet, seorang gadis menariknya masuk ke dalam ruangan yang diyakininya kalau ini bukan tempat dia makan tadi. Dan alangkah kagetnya dia tiba-tiba gadis itu menciumnya.

Bahkan Jaehyun tidak melawan sedikitpun, malah membiarkan gadis itu menciumnya sampai gadis itu sendiri yang melepaskan diri.

Hari ini, Heejin berniat memberi kejutan untuk Yugyeom, Ia membeli sebuah dasi untuk dia hadiahkan pada kekasihnya nanti. Karena ini kejutan Heejin memutuskan untuk tidak memberitahu Yugyeom bahwa Ia akan datang.

Tapi saat dia hampir saja sampai di kantornya Yugyeom, tiba-tiba dia mendengar suara kekasihnya yang sedang bicara dengan seorang wanita muda. Heejin mulai mencari asal suara itu.

"Seharusnya tadi kau tidak perlu berkata seperti itu. Cukup katakan proyek ini akan berhasil mereka pasti akan percaya."

"Tidak bisa begitu. Bagaimana kalau misalnya gagal? Mereka pasti jadi tidak percaya."

Dari percakapan mereka, sepertinya mereka sangat dekat. Kejadiannya terjadi begitu cepat. Yugyeom mencium bibir wanita itu tepat di hadapan Heejin. Hancur sudah semuanya.

Heejin yang sedari tadi diam langsung shock dan patah hati melihat pemandangan itu. Dan saat itulah keduanya baru menyadari kedatangannya.

"Heejin." bisa di tebak bagaimana ekspresi Yugyeom saat ini.

"Sejak kapan kau berdiri di sana." bukannya takut atau merasa bersalah, wanita itu malah terlihat biasa saja. Bahkan dengan santainya Ia memegang lengan Yugyeom.

"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?" suara Heejin terdengar bergetar.

"Apa kau tidak bisa melihat kami sedang berpacaran." ucap wanita itu dengan angkuh.

"Aku tidak bertanya kepada mu." untuk saat ini Yugyeom masih belum berani menatap mata Heejin.

"Apa kau tidak tau kalau kami pacaran? Kami sudah menjadi sepasang kekasih!" ketus wanita itu.

"Pacar? Lalu bagaimana denganku?"

"Kau itu hanya beban yang selalu menyusahkan Yugyeom. Apa kau tidak mengerti?"

Heejin menatap sinis wanita yang begitu memuakkan baginya. "Apa kau bisa diam?"

"Heejin." Yugyeom bersuara.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan itu."

Air mata yang sedari tadi di tahan Heejin keluar membasahi pipinya. Ia tidak sanggup menahan rasa sakit ini. Hubungan yang sudah di jaganya selama tiga tahun harus hancur begitu saja.

"Jika kau sunguh-sungguh mencintainya, maka seharusnya kau melepaskannya."

"Jadi, apa itu benar? Aku sudah menjadi beban dalam hidup mu? Katakan!" Yugyeom hanya diam. Ia bahkan tidak mampu menjawab Heejin.

"Kau jahat. Kenapa dengan teganya diri mu mencampakkan ku? Padahal sebentar lagi kita akan menikah. Bagaimana bisa kau setega ini?!" tiba-tiba saja wanita itu menampar Jaehyun dan langsung tertidur di pelukannya. lalu menyesalinya sedetik kemudian dan langsung memeluknya.

"Apa yang terjadi?" sedari tadi Eunwoo mencari Jaehyun di toilet. Dan ternyata pria itu ada di ruangan yang salah.

"Bantu aku lepaskan dia." Jaehyun berusaha mengangkat tubuh wanita itu dan meletakkannya di lantai begitu saja.

"Kenapa kau bisa ada di sini?"

"Ceritanya panjang." Jaehyun bangkit berdiri.

"Sebaiknya kita harus ke kantor sekarang. Sepertinya ada yang membocorkan soal proyek baru kita."

ʕ•ﻌ•ʔ ʕ•ﻌ•ʔ ʕ•ﻌ•ʔ

Hai welcome back to my story :)

Gimana ni aku buat cerita yang berbeda dari sebelumnya. Apakah cukup menarik? Aku harap iya.

Mungkin partnya pendek kali ya :)

Sori banget ya. Memang sengaja :)

Intinya kalian harus terus baca cerita ini dan sertakan dengan saran kalian tentang cerita ini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro