Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

⚠Ep 2

Bel pertanda istirahat telah berbunyi. Gazza langsung saja bergegas menuju ke ruang piket, pergi untuk melihat absennya. Pasalnya Gazza masih belum percaya dengan kejadian aneh ini.

"Buk.. Saya boleh mintak rekap absen kelas XII IPA 2..?"Tanya Gazza kepada guru yang berada di meja piket.

"Ouh iya boleh.. Sebentar ya ananda.."Ucap guru itu.

Guru itu terlihat mencari-cari rekap absen milik kelas Gazza. Sementara Gazza berdiri sambil menunggu.

'Ouh iya.. Guru Fisika tadi..'

"Ehemm.. Buk, guru Fisika yang dari kelas saya habis istirahat ngajar dimana Buk??"Tanya Gazza.

"Guru Fisika yang mengajar dikelas ananda siapa namanya..??"Tanya guru piket.

"Saya lupa namanya Buk.. Pokoknya Ibuknya masih kelihatan muda Buk.."Ucap Gazza.

"Guru Fisika?? Masih muda?? Ananda tidak salah orang?? Tidak ada guru fisika yang masih muda di sekolah ini. Semua guru Fisika disini guru senior,  dan tentunya sudah berumur."

'Nggak ada ?? Padahal guru itu tadi masuk ke kelas??'

"Seriusan nggak ada Buk??"Tanya Adnan.

"Iya.. Nggak ada.."

"Dan ananda kelas dua belas kan, setau saya guru fisika kelas dua belas untuk kelas IPA itu Bapak Firdaus. Dan beliau berhalangan hadir hari ini karna ada rapat komite sekolah. Karena beliau merupakan anggota komite sekolah.."Jelas guru piket itu kepada Gazza.

"Ouh.. Gitu Buk.. Tapi tadi kelas saya ada belajar buk.. Nggak jam kosong, ada guru pengganti yang masuk buk.."Ujar Gazza.

"Tidak ada guru pengganti yang masuk. Tadi ibuk sendiri yang memberikan titipan tugas dari Pak Firdaus ke kelas ananda. Tidak ada guru pengganti, karna hari ini tidak ada guru yang jadwal mengajarnya kosong."

'Apa?? Nggak ada guru pengganti?? Lalu siapa wanita tadi?? Dan ibuk piket yang ada didepan aku datang sendiri ke kelas buat ngasih tugas titipan Pak Firdaus?? Kenapa aku nggak tau?? Padahal aku nggak datang terlambat, aku juga nggak izin ke toilet.'Gazza berpikir keras dengan otaknya.

"Ah ini dia, ketemu. Ini ananda buki rekap absen yang ananda minta.."Ucap guru piket itu menyerahkan rekapitulasi absen itu kepada Gazza.

Gazza menerimanya, mencari halaman terakhir yang berisi absensi. Benar saja tidak ada satupun tanda izin atau alfa di absen miliknya.

'Jadi, aku benaran hadir?? Tapi bagaimana mungkin? Gak mungkin..'

Gazza menatap tidak percaya ke dalam buku absen itu. Lagi-lagi, kejadian aneh mengikutinya.

Deru nafas Gazza menjadi tak beraturan, pikirannya menjadi gusar.

"Ananda kenapa??"Tanya guru piket itu.

"Ah.. Nggak apa-apa buk.. Makasih ya buk.. Ini bukunya saya kembalikan.."Ucap Gazza.

Lalu, tak sengaja manik matanya menatap wanita yang menyamar sebagai guru Fisikanya tadi.

"Ananda yakin tidak apa-apa, bagaimana kal–"

"Nggak apa-apa buk.. Saya baik-baik saja, kalau gitu saya pamit dulu buk.. Makasih banyak buk.."Ucap Gazza, sengaja memotong.

Pria itu langsung lari mengejar guru Fisika kw itu.

"Buk, tunggu buk.."Panggil Gazza, namun tak ada balasan. Guru itu masih tetap berjalan, dan Gazza masih setia mengikuti.

Fahri baru saja memberi makan ternak cacingnya. Pria itu lalu berjalan hendak pergi ke kelasnya.

"Fahri.. Itu bukannya Gazza ya.."Tunjuk Dika ke arah rooftop sekolah.

"Eh.. Iya.. Ngapain tu anak di atas sana."Pikir Fahri.

Tanpa malu-malu, Fahri langsung mengeluarkan suara toa miliknya.

"GAZZA!! LO NGAPAIN DISANA??"Teriak Fahri.

Namun Gazza tak bergeming.

"Nggak kedengaran kayaknya suara lo.."Ucap Dika.

"Masa iya.."Heran Fahri, padahal rasanya ia telah mengeluarkan suaranya dengan oktaf yang paling tinggi.

"Kita susul aja.."Usul Dika, mereka berdua lalu menyusul Gazza yang berada di rooftop.

Fahri dan Dika dibuat ngos-ngosan menaiki tangga yang begitu banyak itu. Bahkan Fahri merasa kehabisan oksigen sekarang, lebay.

"Capek gua cok.. Banyak bener tangganya.."Keluh Fahri.

"Iya.. Gue juga.."Ucap Dika, deru nafas mereka terdengar tercegat-cegat pertanda mereka sedang tidak berbohong.

Walaupun rasanya melelahkan dan membuat mereka merasa hampir kehabisan oksigen, namun Fahri dan Dika tetap melanjutkan perjalanannya.

Akhirnya mereka sampai didepan pintu yang menghubungkan mereka dengan rooftop namun anehnya, pintu itu digembok dari dalam.

Lalu, bagaimana cara Gazza bisa masuk ke rooftop kalau pintunya saja digembok??

"Gimana nih??"Tanya Dika. Fahri menggelengkan kepalanya, dia juga tidak tau harus berbuat apa.

Lalu, mata Dika tak sengaja melihat sebuah kapak yang dipajang indah di dinding, disamping pintu.

Dika mengeluarkan kapak itu, mengambil dan mengayunkan ke arah gembok.

Dan ya, dengan sekali ayunan gembok itupun rusak. Dengan cepat Fahri dan Dika menuju roostop, belari ke arah Gazza yang berada sanggat tipis ditepian rooftop.

Dengan cepat Fahri dan Dika menarik gaza kembali ke tengah.

"Gazza!! Lo ngapain??!!"Panik Fahri, bercampur kesal.

"Lo gila apa?? Lo mau mati?? Huhh??"Ujar Dika.

"Hahh...???"Gazza menatap kedua temannya bergantian.

"Kalian berdua ngapain ada disini?? Kalian ngapain pegangin tangan aku kayak gini??"Heran Gazza.

Fahri dan Dika mengepal tangganya erat-erat, ingin rasanya memberikan bogeman secara cuma-cuma kepada Gazza.

"Kami yang harusnya nanya ke lo! Lo ngapain disini?? Pakai acara berdiri ditepi juga? Lo mau mati?? Huhh??"Kesal Fahri.

"Tau tu.. Dasar aneh.."

Gazza menatap kedua temannya lalu melepaskan dirinya dari Fahri dan Dika.

Benar, ini benar-benar aneh. Benar-benar diluar nalar Gazza. Padahal tadi dirinya sedang mengejar guru Fisika kw itu. Lalu bagaimana caranya bisa ada di atas sini.

Padahal, rasanya Gazza tidak pernah menaiki tangga untuk ke rooftop. Rasanya yang ia lalui tadi hanya jalan lurus saja. Tapi bagaimana ini bisa terjadi. Bagaimana cara Gazza menjelaskan semua ini.

"Aku juga nggak tau kenapa bisa ada disini. Ta–di aku ngejar guru Fisika yang ngajar di jam pertama.."Jelas Gazza.

"Guru Fisika?? Lo ngingau?? Guru Fisika siapa yang ngajar kita tadi pagi?? Orang jelas kita jam kos, Pak Firdaus pergi rapat komite, terus kita ditinggalin tugas. Lupa lo??"Tanya Fahri, pasalnya Fahri lah yang satu kelas dengan Gazza.

"Enggak Fahri.. Aku ingat kita tadi belajar. Kita belajar soal atom. Belajar tentang mekanika kuantum. Belajar tentang teori Big Bang"Jelas Gazza.

"Gazza.. Sejak kapan kita belajar teori begituan??"Tanya Fahri, heran sekaligus kesal.

"Apaan sih lu Gazza. Nggak jelas banget.. "Kesal Dika.

"Udah yuk.. Balik ke kelas aja.. Bentar lagi bel masuk bunyi.. Aneh-aneh aja lu, sampe ke rooftop segala tapi bilangnya ngejar guru fisika."Ujar Dika.

"Kebanyakan nonton lo.. Makanya gini.."Ujar Dika.

"Iya tu.. Aneh banget, kayak orang bodoh lo tau nggak.. Udah buruan kita balik ke kelas.."Dika dan Fahri menyerer Gazza untuk kembali kelas.

"Aku nggak bohong.. Itu bener–"

"Udah-udah ah.. Ke kelas aja.. Jangan aneh-aneh aja lo.."

'Aku bersumpah tidak ada melewati jalan ini.. Jadi bagaimana mungkin ini terjadi??'

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro